HIHO 2

115 10 0
                                    

Setelah puas berjalan-jalan dengan Alvin untuk mencari kado ulang tahun Nova, akhirnya Ify bisa pulang ke kosannya. Mereka berpisah saat masih di toko. Ify memilih tidak menerima ajakan Alvin untuk makan malam dulu, dia berdalih bahwa Alvin akan telat jika harus makan bersamanya sedangkan mobil jemputan untuk pergi ke kota tempat tinggal Nova sebentar lagi akan menjemput lelaki itu.

Jadilah gadis itu memilih pulang saja lebih dulu. Adil bukan untuk hatinya?

"Hah, cape banget ya Allah." Keluh Ify. Mandi malam sudah menjadi rutinitas nya semenjak kuliah, ia takut saja jika kesehatan nya dimasa depan yang menjadi taruhan.

Gadis itu menatap dirinya melalui pantulan cermin, "Udah ya Fy! Lo gak boleh berpikir untuk bisa menyisip dihubungan mereka! Mereka itu udah lama banget, putus pun mereka susah buat lo untuk jadian sama Alvin." Kata Ify pada dirinya sendiri.

Ia menyisir rambut dengan pandangan menerawang kedepan.

"Minggu depan mau daftar kompre, semoga wisuda periode ini bisa keburu deh!" Harapnya.

Bagi anak rantau seperti nya, sudah sangat wajib menamatkan kuliah tepat waktu. Bukan berarti yang anak bukan rantau tidak ya. Hanya saja, bagi Ify dia harus selesai tepat waktu. Ada orang tua yang harus ia banggakan setelah ini.

Ponsel gadis melayu itu berdering panjang, sebuah panggilan dari whatsapp memenuhi daftar panggilannya.

Dahi Ify berlipat melihat nama yang tertera. Gabriel Nandi. Teman satu angkatan dengannya yang sudah lebih dahulu wisuda.

"Hallo Gab."

"Hallo, Alifya Margaretha. Apa kabar lo?"

"Alhamdulillah, baik. Lo apa kabar nih? Tumben nelfon gue."

Gabriel terkekeh di seberang sana, "Puji Tuhan gue baik juga. Ah, iya gue mau ngabarin kalau gue besok mau ke Riau. Gue dapat panggilan kerja di sana."

"Wahh seriusan? Dimana tuh Riau nya?" Ify selalu excited mendengar tanah kelahirannya disebutkan.

"Di Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir. Lo Inhil juga kan?"

Ify tersenyum lebar mendengar tempat yang disebut kan Gabriel.

"Yaps. Dan tempat yang lo sebutkan  itu adalah tempat lahir gue." Semakin lebar tawa Gabriel ketika tau hal tersebut.

"Astaga, iya? Wah kebetulan banget kalau gitu. Gue bisa ke tempat elo kalau main ini mah." Lanjut lelaki itu.

"Sayangnya, gue gak tinggal disana lagi Gab. Bokap nyokap gue udah pindah kerja soalnya."

"Lah terus dimana dong?" Tanya Gabriel.

"Masih di Kabupaten Inhil juga. Cuma lebih jauh dari sana."

"Oooh, jadi kapan lo ke sana lagi?"

"Actually, 2019 lalu gue udah ke Pulau Burung. Ketemu sama sepupu gue. Kakak ipar nya bokap gue orang sana--,"

"Lo kesana lagi aja, Fy. Kita bisa meetup kan jadinya." Ify terkekeh mendengar ajakan Gabriel.

"I wish, Gab. But, I don't know how. Gue masih sibuk di Padang buat ngurus skirpsi. Lo do'ain deh, semoga gue keterima disana juga." Kata Ify.

"Amin. Semoga kesampaian dah ya! Ya udah deh, gue cuma mau ngasih tau itu aja."

"Iya, Gab. Hati-hati ya disana. Kalau ada apa-apa kabari gue aja."

"Pastilah. Setidaknya lo lebih paham disana gimana daripada gue." Lagi, ify tertawa.

"Lo bisa aja dah. See you Gabriel!"

HIGH HOPESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang