HIHO 7

98 15 0
                                    

Rizki hanya memandang dalam kepada Ify setelah lelaki itu mengucapkan kalimat yang mempengaruhi semua sensor nya.

"Ehm, makan yuk laper tapi." Ify mengalihkan pembicaraan karena perutnya berkerut berbunyi. Dia memilih memanjakan perut ketimbang membalas ucapan Rizki.

Nampak rizki tak mempermasalahkan hal tersebut, dia bahkan mengusap pelan puncak kepala Ify. Menyematkan senyuman manis dan membuat gadis itu tersenyum kaku.

"Damage nya anjir!! Rizki bikin melted parah!" Jerit nya dalam hati.

"Ayo makan. Nanti keburu dingin gak enak lagi." Kata Rizki santai. Ify mengangguk mencoba membela dirinya, ralat mencegah diri mungkin lebih tepatnya untuk tidak berbuat aneh aneh, seperti tersipu malu.

***

Siapa sangka waktu terus bergerak maju dengan cepat. Tidak ada yang menyangka juga pemuda ini sampai dititik dimana dia bisa bebas sejenak dari rutinitas nya di kantor.

"Ayo Mas, sudah ditunggu oleh Pak Manajer." Kata salah seorang rekan yang menjemput nya di pelabuhan.

"Oh iya, tempat tinggal saya nanti dekat dari PT ya, Pak?" Tanya lelaki itu.

"Lumayan dekat, Mas. Lebih tepatnya dekat dengan mess karyawan sih." Jawab nya.

"Mas Rio ada keluarga kah disini?" Rio tersenyum sopan, dan mengangguk kecil.

"Ada, dia karyawan di PT ini juga."

"Wah, siapa itu kalau boleh tau?"

"Namanya Ify. Alifya Margaretha Putri." Sebut Rio dengan fasih.

Rekan nya itu berbinar terang mendengar Rio menyebutkan nama Ify. "Ohh Ify. Anak departemen QC. Baru masuk beberapa bulan ini lah."

"Iya."

"Ify sepupu nya Mas Rio?" Sepertinya rekannya ini kepo sekali. Pikir Rio.

Rio hanya tersenyum sopan (lagi), "Dia calon orang rumah saya. Bisa dibilang keluarga juga kan, Pak?"

Bapak itu tertawa renyah lalu mengangguk semangat. "Pastilah. Semoga dipermudahkan ya Mas Rio. Jangan lama-lama, soalnya saya dengar dia dekat dengan anak bagian QA."

Rio terdiam sejenak tapi kemudian mengangguk santai.

"Jadi dia dekat dengan orang lain ya? Pantas sibuk terus hm." Bisik batin Rio.

***

Sesampainya di guest house, Rio mencoba menghubungi Ify. Ia berharap gadis itu dapat mampir sejenak. Karena ia tak tau yang mana mess Ify.

Tutt tutt

"Hallo, assalamu'alaikum Rio."

"Waalaikumsalam Ify. Apa kabar kamu?" Jawaban yang terlalu bersemangat menurut Rio. Tapi tak apa, biarkan dia meluap kan apa yang rasakan.

Gadis itu di saluran sebelah terkirim geli, siapa sangka dia juga bersemangat untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Alhamdulillah baik. Dua bulan yang lalu ya, kalau ga salah kamu telfon aku. Katanya mau kesini tapi kok belum jadi juga?"

"Kenapa? Nungguin aku ya?" Rio mencoba mencari jackpot dari pertanyaan nya itu.

"Gak sih, cuma nanya aja." Naas sodara sodara, rio gagal kali ini.

"Hmm begitu. Padahal aku udah disini."

"Hah, disini dimana?" Tanya Ify histeris. Rio terkekeh menikmati suara terkejut yang melengking itu. Sejak dulu tak pernah berubah, pikirnya.

HIGH HOPESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang