HIHO 4

102 10 9
                                    

Ify kedatangan tamu, siapa lagi kalau bukan Via dan Gabriel. Ah, ternyata ada Rizki juga. Rizki adalah teman kecil Via saat masih lucu-lucu nya dulu. Mereka bertemu saat Rizki akan masuk ke Mess dan Via baru pulang dari pabrik.

"Kita tau lo belom makan, jadi kita bawain deh makanan ke sini. Sekalian makan bareng." Kata Via riang. Ify terbahak melihat sikap teman baiknya itu. Tidak menyangka bahwa semesta sebaik ini padanya. Ia tidak jadi pisah dengan teman-teman yang dulu selalu ada untuknya semasa kuliah.

"Jadi Rizki ini temen kecil lo dulu sebelum lo tinggal di Padang?" Tanya Gabriel.

Via dan Rizki mengangguk kompak, "Iya. Dulu itu keluarga gue tinggal di Taluk Kuantan, terus pas umur gue 8 tahun pindah deh."

"Gila ya! Masih inget aja kalian. Pasti dulunya sering tidur bareng deh." Rizki melotot kaget mendengar ucapan blak-blakan Gabriel. Sedangkan Ify berdehem pelan guna merilekskan suasana.

"Iya, tidur bareng versi anak kecil." Sahut Via tenang. Padahal di otak mereka berempat bukan lah demikian.

"Iya versi anak kecil." Tambah Rizki. Padahal dia sekarang gugup setengah mati. Takut saja kalau Via tersinggung. Entahlah.

"Gimana disini? Nyaman gak?" Tanya Ify.

"Nyaman aja sih. Sejauh ini ya." Jawab Gabriel. Tentu jelas, diantara mereka dialah yang paling lama bekerja di PT.

"Elo Vi?" Via mengangguk sama.

"Iya gitu deh. Nyaman juga. Orang-orang disini ramah, baik. Intinya berpandai-pandai." Kata Via.

"Eh iya, kata Rizki lo punya saudara disini. Dimana tuh?"

"Di Parit Panjang namanya. Paling 20 menit lah ke sana kalau pake motor. Kapan-kapan gue ajak kalian kesana."

Mereka pun terlibat percakapan hingga pukul 9 malam. Karena Ify dan juga Rizki butuh istirahat dari perjalanan panjang.

***

14 hari karantina akhirnya berakhir juga. Ify pun telah selesai melakukan wawancara dengan HRD beserta karyawan lainnya. Kini gadis itu sedang berada di kantin bersama teman-teman barunya.

"Oh iya Fy, gue lihat lo deket sama anak yang kerja di bagian quality control itu. Siapa namanya Gabriel  ya?" Tanya Sintia. Dia berasal dari Jambi.

"Iya. Gabriel temen gue pas kuliah kemarin. Kita satu jurusan. Sama Via juga, dia bagian RnD." Jawab Ify santai.

"Serius kalian bertiga satu jurusan pas kuliah? Keterima juga bareng di sini?" Ify mengangguk lagi.

"Alhamdulillah, rejeki kami disini. Tapi Gabriel yang duluan keterima, abis itu Via. Barulah gue nyusul kemudian." Mereka menggeleng tak percaya.

"Enak dong ya ada temen deket nya jadi gak susah lagi kalau ngapa-ngapain." Ify hanya bisa tersenyum menanggapinya.

"Lo sama Rizki juga deket deh keliatan nya." Ops, apalagi ini? Pikir Ify.

"Kan kita semua juga deket. Salahnya dimana?"

"Gak salah kok. Cuma kayaknya dia ada feel sama elo deh." Kata Rina.

"Gak tau deh. Biarin aja, hak semua orang kalau soal itu."

"Jadi lo gak keberatan kalau Rizki suka sama lo?" Tanya Rina cepat. Ify tertawa mendengar nya.

"Iya terus gue harus marah-marah gitu?"

"Ahh...lo mah gak asik. Jawaban lo itu masih belom kokoh."

"Rumah kali ah kokoh." Kata Ify. Dia masih tak habis pikir dengan  teman-teman baru nya ini.

"Hai gaes! Kalian gue cariin dari tadi entah kemana taunya disini." Itu Rizki datang dengan Raju. Salah satu karyawan baru seperti mereka.

"Kita langsung kesini selesai dari ruangan HRD, lo berdua aja yang kemana." Kata Sintia.

Rizki duduk di samping Ify, membuat teman-teman nya bersorak menjaili. Praktis, Ify menggeleng heran melihat mereka.

"Kenapa dah. Heboh banget kalian!" Kata Rizki.

"Iya tau nih! Timbang Rizki duduk doang." Tambah Ify.

"Kalian itu cocok tau gak sih, saling melengkapi. Si Rizki tinggi, elo nya pendek." Kata Rina. Ify melotot tak suka karena dibilang pendek. Padahal memang dirinya pendek.

"Hehh body shaming itu!" Sembur Ify. Rinda, kembaran Rina terbahak sembari menepuk pundak Ify.

"Sabar ya Fy, sabar." Kata nya.

"Eh iya berarti kita mulai masuk besok nih ya?"  Tanya Raju.

"Iya, sekaligus penentuan departemen yang bakalan di tempatin." Jawab Ify. Selanjutnya mereka membahas hal lain. Tanpa sepengetahuan siapa pun, ada seseorang yang menjadi pemangku wajah indah untuk terus dipandangnya.

***

Ditempat lain seorang lelaki berkutat dengan komputer yang ada di hadapan nya. Mata belom nya teliti melihat angka dan kalimat yang menjadi sasaran nya hari ini.

"Serius kali anak ini." Kata seseorang. Pemuda itu terjerembab kaget. Lalu tersenyum saat tau siapa yang menghampiri nya.

"Ehh Om Arman." Pria paruh baya itu mengangguk sopan dan meletakkan secangkir kopi untuknya.

"Makasih Om. Jadi ngerepotin Om Arman."

"Enggak lah, kamu ini. Kayak sama siapa aja." Jawab pria paruh baya itu.

"Gimana kabar Ify, Om? Dia udah ke sini ya?"

"Udah. Dia juga udah di Pulau Burung sekarang."

"Ha? Kapan Ify sampai disini Om?" Lelaki bujang itu tak menyangka jika dia harus kehilangan lagi.

"Dia datang awal bulan ini, hanya tiga hari setelah itu dia dapat panggilan kerja di sana." Jawab Om Arman.

"Kenapa Rio? Kamu gak dapat kabar dari Ify ya?" Rio, lelaki itu tersenyum kecil dan menggeleng pelan.

"Biasanya kalian saling berkabar dan ketemuan sama yang lain." Rio menghela nafas panjang, semenjak dia bekerja di PT yang sama dengan Om Arman, yang notabene nya Papa Ify. Rio tidak jarang untuk saling berkabar dengan Ify. Terlebih dia tau, jika waktu itu Ify sedang sibuk dengan tahun akhirnya.

"Udah jarang, Om. Saya liat Ify sibuk dengan skripsi nya jadi saya sungkan untuk mengganggu sekedar bertanya, Om." Kata Rio. Om Arman menepuk pundaknya memberikan semangat.

"Kuliah mu gimana?" Rio meringis pelan. Jika diingatkan tentang kuliah, dia jadi merasa pusing.

"Cuti dulu, Om." Jawabnya singkat. Om Arman menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

"Ya sudah kalau gitu, om keluar dulu ya!"

"Iya, Om."

Lagi, Rio mencoba mematri wajah seorang gadis  di benaknya. Mencoba menjamah rasa yang sudah lama ia pendam tapi urung ia katakan.

Lantas, apa yang ia gamangkan jika sebuah restu sudah ia dapatkan?













****




Hai lama tak jumpa! 🙉🙉🙈
Semoga masih setia dengan cerita singkat ini ya,
Laff u 😍

HIGH HOPESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang