RELATIONSHIP-COMEDY-PSIKOLOGIS-etc
❝Es batu akan mencair jika terkena sinar matahari. Tapi bagaimana jika matahari yang es batu inginkan malah tak bisa menyinarinya kembali?❞
-𝐒𝐡𝐞 𝐆𝐚𝐯𝐞 𝐌𝐲 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝 𝐂𝐨𝐥𝐨𝐮𝐫
nbllazhra 310121
Ini kisah m...
HAPPY READING! SORRY JADI BIKIN KALIAN NUNGGU WKWK💗
BACA SAMPAI BAWAH YA, KARNA ADA AUTHOR NOTE DISANA!😍
AKU TAU KALIAN PASTI NGERTI CARA MENGHARGAI PENULIS SEPERTI AKU CONTOHNYA:)
•••
"Masa lalu yang kelam itu bukan harus untuk dilupakan, tapi harusdijadikanpelajaran. Karna hakikatnya masa lalu adalah sebuah kenangan." ―Nabella Zahra. A
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang lelaki dengan jas hitam elegant ala-ala Direktur sebuah perusahaan itu kini sedang berniat menuruni anak tangga di mansionnya. Ingat ya, mansion bukan rumah ataupun apartement.
Mansion milik lelaki tersebut sangat luas. Bisa dibilang seluas kerajaan-kerajaan Disney di film kartun yang pernah kita tonton dahulu. Tetapi sebelum itu semua ada, Rey dan keluarganya juga pernah banting tulang layaknya rakyat jelata.
Sorot mata nya yang dingin menunjukkan sisi gelapnya. Tetapi tiba-tiba manik hitam itu mulai menghangat saat melihat bunda nya yang asik menyiapkan sarapan.
"Morning bunda," sapa Rey dengan senyuman manisnya. Sayangnya, walupun senyum itu manis tetapi ia jarang mengeluarkannya. Senyum itu hanya ia keluarkan kepada orang yang benar-benar ia sayangi.
Bunda menoleh mendapati Rey yang kini sudah siap dengan setelan jas nya. "Pagi juga anak ganteng nya Bunda, duduk sini. Masa berdiri terus sih."
"Ayah masih pergi keluar kota bund? Tumben lama." Rey duduk dan mulai memakan satu persatu makanan ibundanya itu. Andai ia seperti itu kepada semua wanita. Beuh bisa-bisa pas pendaftaran untuk nyari istri penuh dalam sekejap!
"Iya, kamu ngapain aja sih? Gitu doang enggak tau. Direktur perusahaan kok gini," ledek bunda.
"Rey kan juga manusia kali, Bund." Rey kembali mengunyah makanan yang berada di mulutnya.
"Oh iya, jangan lupa janji kamu."
"Janji? Janji apaan bund?" tanya Rey tak paham.
"Janji kamu sama bunda ayah lah, kan kamu udah janji mau ke psikolog."
Rey tertegun setelah mendengar perkataan bundanya. Ini lagi, ini lagi. Mengapa sangat susah untuk melupakan masa lalu kelam sialan itu?
"Ekhem," dehem Rey mencoba menanggapi topik yang dibawa bunda nya tadi.
"Kamu udah janji loh."
"Inget, janji harus ditepatin."
"Kalau engga nanti kamu masuk neraka," lanjut Bunda Rey kembali.