4

9 3 0
                                    

Esoknya, suasana sarapan bersama di meja makan tampak seperti biasa. Setelah pertengkaran bapak dan anak kemarin, pagi ini seolah pertengkaran itu tak pernah terjadi.

"Sekar.." panggil Hadi pelan pada putrinya yang sedang lahap sarapan.

"Iya, Pa?" Sekar menjawab dengan mengangkat kepalanya, menatap sang Papa.

Mungkin, ada saat-saat dimana gadis itu membenci Papanya. Namun, bagi Sekar, Papa tetaplah Papa. Bagaimanapun, Ia paham bahwa laki-laki yang kerap dikatakan mirip dengannya itu hanya ingin anak perempuannya sukses di masa depan. Ya, meski kadangkala tanpa disadari, beberapa orang tua tidak memberikan kesempatan untuk anaknya membangun jalan kesuksesan sesuai impian mereka. Banyak orang tua yang masih menggunakan pengalaman hidup mereka di masa lalu sebagai senjata untuk menentukan jalan hidup sang anak.

Satu hal pasti, sehebat apapun pertengkaran mereka, tidak sekalipun ada kata maaf diantara keduanya. Baik Hadi maupun Sekar. Semua pertengkaran kemarin seolah dilupakan begitu saja esok hari, walau mungkin hati keduanya belum saling menerima. Mungkin itu sebabnya, pertengkaran sudah seperti rutinitas yang biasa bagi mereka.

"Nanti malam mau ikut Papa Mama ke Bandung?" tawar Hadi.

"Iya, kalo Adik mau. Ada reuni sama teman kuliah Papa dulu," imbuh Rini sambil tangannya mengaduk segelas kopi untuk suaminya.

"Kalau kamu mau ikut, nanti berangkatnya nunggu kamu pulang sekolah," ujar Hadi.

Sesaat, Sekar tersenyum dalam hati. Sebelum ingatannya mengembalikan Ia ke jadwal yang paling dibenci, bimbel.

"Tapi, Adik ada jadwal bimbel," jawabnya sambil tersenyum kecut.

"Izin dulu nggak papa," jawab Hadi diluar dugaan Sekar.

"Beneran, Pa? Adik bisa ikut?" simpul Sekar antusias, setengah tidak percaya.

Hadi mengangguk, lalu tersenyum. Sikap Papanya yang seperti ini yang selalu Sekar harapkan. Andai bisa, Ia ingin sekali memohon pada Tuhan untuk selalu seperti ini. Melihat Papanya tersenyum dan mereka berbincang akur. Ia ingin sekali merasakan tidak ada kemarahan dan kebencian datang diantara mereka.

JALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang