bagian 4

368 52 0
                                    


Perasan yang tumbuh sendirinya, entah itu cinta atau benci tidak bisa di elakan. Win menyukai Bright saat pertama melihatnya karna dia melihat Bright berbada dengan yang lain. Dia tak tau kalau Brigth itu menyukai pria atau tidak, dia tak peduli dia hanya ingin bersama dengannya di sisa waktunya.

Awalnya dia tak akan mengatakan hal itu, ketika keadaan mendesaknya dia tak bisa mengontrol perasaannya. Saat dia mengatakan itu, Bright terkejut dan melangkah mundur. Membuat Win sadar akan cintanya yang hanya sebelah hati.

Dia bahagia tlah mengatakannya walau respon dari Bright seperti itu. Tapi Bright pun tak menyadari apa yang hatinya inginkan.

Ketika Bright menarik tangan Win di balkon, dia memeluk tubuh Win. Dia merasakan kehangatan tubuh Win, Win hanya diam tak membalas pelukan itu.

" Win.. seperti itu kah perasaan mu kepada ku"
" Emmmz, aku tak memaksa mu menjawab atau menerima ku karna terpaksa, ini hanya perasaan ku saja tak usah kau hiraukan"
" Win.."
" Sudahlah,, ayo aku antar kamu pulang ibu mu pasti khawatir"

Bright hanya mengangguk.

Win mengantarkan Brigh pulang saat itu juga. Sesampainya di depan rumah Bright, Bright berusaha untuk bersikap biasa saja dan tak terjadi apa apa.

" Win mau ikut mampir dulu?"
" Tidak terimakasih aku harus pulang, ada janji sama mamh"
" Baik lah kalo begitu."

Win kembali ke rumah dan pergi bersama mamahnya ke dokter.

***

Senin pagi Bright datang pagi ke kampus, berharap bertemu dengan Win. Tapi Win tak terlihat hari itu dan bahkan hari hari berikutnya. Bright melihat bangku kosong di sampingnya membayangkan Win yang ceria ada di sampingnya. Hari hari tersa kosong tanpa senyuman Win.

" Kemana kamu Win?, Apa ini semua karna aku, aku merindukan mu Win."

Setelah beberapa hari akhirnya Win masuk lagi kuliah, dia masuk kelas dan terlambat hari ini. Bright yg melihat Win begitu sumringah berharab Win duduk di sebelahnya, tapi Win duduk di bangku kosong di bagian depan. Raut wajah Bright berubah 160 derajat.

Selesai kelas Bright menghampiri Win.

" Win kemana saja kamu? Kenapa tak duduk bersama ku"
" Aku gak kemana mana, dan aku ingin duduk di sini aja biar jelas"
" Win.."
" Maaf aku mau ke perpus dulu"

Win pergi begitu saja meninggalkan Bright.

" Kenapa kau menghindari ku?" Ucap Bright
"..."

Dia hanya diam dan terus berjalan meninggalkan Bright. Tangan Bright mengepal merasa kesal, dia tidak mengerti apa yang hatinya inginkan.

Bright menunggu Win di parkiran, dia duduk tepat di depan mobil Win. Dan tak lama Win pun datang.

" Apa yang kau lakukan di mobil ku?"
" Win kita harus bicara"
" Tentang apa? "
" Tentang waktu itu di balkon kamar mu"
" Emmmzz, sudah lupakan saja anggap saja itu tak pernah terjadi."
" Bagaimana bisa aku melupakannya, memangnya kau sudah lupa?"
" Aku berusaha melupakannya, karna itu yang terbaik buat kamu dan aku"
" Itu sama sekali tidak baik buat ku Win,"
" Maksud mu?"
" Kau selalu ada di pikiranku, dan bahkan aku merindukan mu saat kau tak bersama ku"
" Mungkin itu hanya karena kedekatan kita, kau akan melupakannya nanti"
" Semudah itu kamu mengatakannya"
" karena itu yang terbaik untuk mu"

Win masuk kedalam mobilnya dan melaju meninggalkan Bright begitu saja.

" Terbaik,, tak ada yang baik di dalam hidup ku, disaat ada yang perduli pada ku dia pun meninggalkan ku, begitu sempurna hidup ku. Hemmmz"

Bright berusaha tersenyum walau hatinya sakit, jiwanya yang labil kini kembali hancur dalam kecewa.

Clinting... Bunyi notif HP Win.,

Tertulis status baru Bright.
" Pergilah semua orang dalam hidup ku, tak usah pedulikan ku. Bahkan jika ku tiada tak akan ada yang tau"

Seketika Win menghentikan laju mobinya. Dia yang belum begitu jauh dari kampus memutar balik kembali ke parkiran kampus secepatnya.

Untunglah Bright masih berada di sana. Win berhenti tepat didepan mobil Bright, dia turun dan menghampiri Bright yang masih duduk di dalam mobilya. Win mengetuk pintu mobilnya.

" Bright.. Bright... Buka!!"

Bright membuka kaca mobilnya,

" ada apa? Kenapa kamu kembali? Bukannya kau tak peduli lagi pada ku"
" Bright ayo kita bicara, ikuti aku."

Win kembali ke mobilnya, dan mobil mereka pergi beriringan. Tibalah di sebuah taman dekat danau tak jauh dari kampus. Mereka pun turun dari mobil dan duduk di bangku taman.

Bright hanya diam, sedangkan Win masih bingung harus mulai dari mana pembicaraan ini.

" Euuu...."

Baru Win ingin berbicara tapi bibir itu kembali terdiam saat bertemu dengan bibir kriting yang membungkamnya. Win sangat terkejut dan matanya terpejam, Bright menyudahi ciumannya.

"Win..."
" Emmmmz"
" Tetaplah bersama ku"
" Iyah aku akan tetap bersama mu di sisa waktu ku, ku ingin kau tersenyum saat ku pergi suatu saat nanti."
" Maksud mu,?"
" Iyah aku di sini bersama mu "
" Win..."
" Emmmzz?"
" Boleh lagi gak?" matanya melihat bibir Win yang memerah..
" ikkhh .. " kena geplak tuh bahu Bright
" aww sakit, lain kali aku tak akan minta ijin untuk melakukanya,"

Win tersenyum tersipu, Bright menggenggam tangan Win.

" Aku tak akan melepaskan mu."

TBC.,

Time with WinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang