Flashback..
Kisah Bright baru di mulai, setelah dia tau orang yang dia cintai telah tiada. Begitu sakit hatinya mengingat apa yang telah dia lakukan kepada Win selagi dia hidup, penyesalan begitu mendalam dia rasakan.
" Maafkan aku Win, aku telah menyia-nyiakan waktu bersama mu. Aku belum bisa membahagiakan mu, dan yang ku lakukan malah menyakiti mu. Bahkan aku belum sempat meminta maaf kepada mu Win.."
Setiap akhir pekan dia selalu mengunjungi pemakaman Win, Menganti bunga mawar putih kesukaan Win yang selalu dia letakan di sana, berharap Win memaafkannya.
Setiap dia melihat gitar nya dia selalu teringat Win, teringat saat-saat latihan bersamanya. Canda tawa Win selalu terngiang di telinganya, tapi dia juga sangat membenci gitar itu. Karna nya membuat dia sombong dan melupakan Win.
Mulai hari itu dia tidak pernah bermain gitar lagi.
Dia berusaha keras untuk tetap hidup tanpa Win, tapi Win selalu ada di hatinya dan tak pernah tergantikan. Dia berusaha untuk tetap hidup, untuk ibunya. Seseorang yang dia cintai juga dalam hidupnya. Dia tidak ingin menyia-nyiakan waktu untuk mengecewakan lagi orang yang dia cintai.
Benar, Bright memang bertunangan dengan Pram. Itu karena keinginan ibunya, bukan karna Pram hamil. Dia selalu berkata pada Pram bahwa dia tidak bisa mencintainya, tapi Pram tetap ingin bersama Bright.
Ayah Pram adalah teman bisnis ibunya Bright, dia tau mungkin pertunangan ini hanya untuk bisnis.
Bright lulus S1 nya, dia mulai bekerja tapi tidak di perusahaan ibunya. Dia lebih memilih kerja d perusahaan lain.
***
Intro normal
Win yang setiap sore hanya duduk di pinggir danau dekat rumah Tante Jeny. Dia berharap menatap danau yang sama sekali dulu bersama seorang yang dia cintai.
Mild mendekat dan duduk d sampingnya, membangunkan Win dari lamunannya.
"Win"
"Ehmm"
"Aku akan kembali ke Bangkok Thailand"
"Hahh.. bolehkah ku juga kembali kesana?"
"Boleh, tapi setelah pernikahan kita."
" ... "Win kembali diam dan kembali menatap danau.
"Kenapa diam?"
"Tak apa phi?"
"Pernikahan kita bulan depan, tapi kau belum bilang iya sekalipun."
"Kau tau bagaimana perasaan ku kepada mu, dan itu tak bisa berubah.
Aku bersedia phi, tapi ini tak bisa merubah segalanya"
"Ku tau Win, ku hanya ingin menjaga mu. Mungkin suatu saat nanti kau akan mencintai ku"
"..."Semua telah sempurna seperti yang Mild inginkan, dia tak ingin kembali ke Thailand sebelum menih dengan Win. Karna dia memiliki ketakutan yang mungkin itu akan terjadi.
Segala sesuatu telah di siapkan, pernikahan yang begitu mewah diadakan. Win berdandan dengan sempurna dengan jas putihnya dan bunga kecil di saku jasnya.
Tak pernah terbayangkan olehnya pernikahan ini terjadi, dia akan bersanding dengan Mild, bukan Bright yang selalu ada di hatinya.
Pernikahan di mulai, win berjalan dari pintu gereja menuju alpar megah itu bersama sang papih. Pernikahan berlangsung dengan hikmat, dengan lantangnya Mild mengucap janji suci. Tapi Win hanya menganggukkan kepalanya.
Win sah sebagai istri dari seorang Mild, senyumam terpancar dari wajah Mild tapi tidak di wajah Win yang tersenyum hanya karena paksaan.
Beberapa hari setelah pernikahan itu, mereka kembali ke Bangkok Thailand.
Memulai kehidupan barunya..Mild meneruskan perusahaan ayahnya di Thailand. Win hanya berdiam diri d rumah.
" Phi"
" Iyah, boleh kah aku juga bekerja, aku bosan di rumah terus buat apa gelar sarjana ku."
" Emmm, baiklah kau akan bekerja di perusahaan ku yang lain. Tapi jangan sampai kecapean yah"
" Baik phi."Win senang bisa kembali keluar rumah, besoknya dia mulai masuk kerja. Tentu sebagai bos besar di perusahaan suaminya itu.
Jadwal bertemu partner bisnis atau kolega penting di adakan. Kali ini Win bertemu dengan klien barunya.
Ruangan meeting di siapkan.
" Permisi pak, klien kita sudah datang" jelas sang sekretaris pribadi Win
" Iyah persilahkan dia masuk"Sekertaris itu mempersilahkan tamu bosnya masuk, Einyang masih sibuk dengan berkas berkas nya tak begitu memperhatikan Tamunya.
Klien itu pun masuk, dan langsung berhadapan dengannya. Tapi klien itu malah tercengang melihat sosok kolega bisnis.
"Win??!"
Sontak Win pun menatap seorang pria di hadapannya, suaranya tak asing ditelinganya.
Mereka hanya saling menatap, bahkan sang sekretaris pun menjadi binggung karenanya.
Yah.. itu klien itu adalah Bright Vachirawit.
Tatapan mereka menyiratkan banyak hal. Bright binggung dengan seseorang yang ada di hadapannya, kembali berjuta tanya ada di otaknya.
Bagaimana pertemuan ini bisa terjadi,.
TBC,