29

134 23 11
                                    

Sebenarnya aku tak mau menulis surat ini.

Anda sendiri tahu, kan? Dengan sampainya surat ini ke tangan Anda, berarti memang ada suatu hal penting yang ingin aku sampaikan.

Mungkin Anda memang sudah aware dengan kasus pencurian dan penyerangan yang akhir-akhir ini terjadi di pabrik-pabrik senjata Anda.

Asal Anda tahu, itu memang ulah kami. Itu memang ulah The Boyz.

Coba Anda tanyakan ke anak sulung Anda apa yang sudah dia lakukan hingga kami melakukan ini semua.

Dia sudah merusak harga diriku!!

Sampai anak itu mau minta maaf sambil sujud dan mencium kakiku, aku akan terus melakukan sesuatu yang tak terduga kepada keluarga dan bisnis kalian.

Kalau Anda perlu bukti atas apa yang sudah anak Anda lakukan, aku sertakan rekaman CCTV dalam flashdisk yang kukirimkan bersama surat ini.

Aku tak menerima rekonsiliasi kalau bukan dari anak itu sendiri yang memohon langsung di bawah kakiku.

Tertanda,

Lee Juyeon

"Geonhak...."

Youngjo menatap Geonhak yang tengah menyandarkan tubuhnya pada sofa cokelat yang ada di ruang kerjanya. Pemuda 27 tahun itu menatap adik sepupunya dengan tatapan menyangkak hati.

"Liat, kan? Apa resiko dari yang udah kau perbuat?"

Geonhak tetap tak bergeming.

"Kemana perginya semua sel-sel otakmu yang kau banggakan itu!? Yang berhasil ngebuat kau keterima di salah satu perusahaan ternama di Seoul terlepas dari latar belakang keluargamu yang gelap itu!? Ini semua terjadi karena jalan pikiranmu yang terlalu pendek, gak sepanjang pipa ruciqah, Hak!"

"Hyung!" Geonhak berdiri dari duduknya, menatap Youngjo jengah.

"Aku ke sini bukan untuk dengerin omelanmu! Aku butuh seseorang untuk menguatkanku setelah aku dibuang ayah!"

Youngjo terkesiap melihat wajah Geonhak yang tampak kusut dan memerah menahan murka.

Sesaat tak ada yang berbicara. Geonhak kembali duduk ke sofa, lalu menghela napas berat.

"Cuma segala sesuatu yang berhubungan dengan Dongju yang bisa bikin aku gini, hyung..."

"Jangan salahin Dongju! Itu hanya karena kau yang gak bisa mengontrol emosimu dan berpikiran jernih."

Youngjo mendekati Geonhak dan duduk di sebelahnya. Kemudian ia ikut merebahkan punggungnya pada sandaran sofa.

"Aku dari kemarin udah bilang untuk gak gegabah, kan? Sekarang, kau mau apa?"

Geonhak beralih menatap Youngjo gusar. "Aku akan buktikan kalau pelakunya memang Juyeon!"

Youngjo mengangkat alis, menatap Geonhak remeh.

"Kalau aku bilang pelakunya bukan Juyeon, kau mau apa?"

Geonhak terpaku di tempat.

"...tunggu! Kau sudah tahu siapa pelakunya, hyung!?" Geonhak refleks berdiri dari duduknya. Matanya membulat menatap Youngjo tak percaya.

Sekilas Youngjo menatap Geonhak khusyuk, sebelum akhirnya ia mengangguk pelan.

"Pelakunya bukan Juyeon. Tapi aku gak tau apa Juyeon ikut terlibat juga dalam kasus ini atau enggak. Yang jelas, yang berada di TKP saat itu selain Hyunjoon bukan Juyeon."

La Vida Loca [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang