Sudah jalan dua hari tanpa istirahat Ruki dan lainnya menjalankan ritual resureksi ini. Keadaan Geonhak perlahan mulai membaik. Meskipun ia belum sadar sejak tertidur kemarin, tapi tanda-tanda kesakitan pada tubuhnya sudah berangsur menghilang.
Cahaya cube semakin terang, menandakan kalau perjuangan mereka akan selesai sebentar lagi. Tapi bukan berarti mereka bisa lengah. Kesadaran Geonhak belum kembali. Dongju juga belum bisa dikatakan berhasil hidup sepenuhnya.
Percobaan ini masih bisa gagal kapan saja.
Sedikit lagi, mereka membutuhkan tenaga dan konsentrasi sedikit lagi agar ritual sukses. Proses transplantasi beberapa sel dan organ sudah selesai sejak awal. Karena sejak Geonhak 'tertidur', ia terus tak sadarkan diri, terpaksa operasi pembelahan jantungnya dan transplantasi dilakukan saat dia tidak sadar. Tak ada kecelakaan yang terjadi, berterima kasihlah pada kecekatan Dokter Sho dan Dokter Junki. Semua proses krusial sudah berjalan dengan baik.
Tapi mereka masih belum bisa bernapas lega karena klien mereka belum sadar juga sampai sekarang.
"Semua, bertahanlah..."
Doa Shosei mengiringi mereka. Ia memang tak dapat membantu apa-apa selain melakukan hal-hal remeh. Tapi setidaknya ia bisa membantu dengan doa.
Lain Shosei, lain lagi dengan Shion. Lelaki itu tampak sibuk kesana kemari melakukan perintah para dokter dan alkemis utama dengan cepat.
Ia mengistirahatkan dirinya sebentar. Terduduk di samping Shosei yang duduk di ujung ruang alkemi.
"Hidupin manusia emang sesusah ini, ya?" tanyanya sambil memangku tangan di atas lutut.
Shosei menoleh, "pekerjaan beresiko memang gak pernah gampang, kan? Apa lagi yang kalian lakukan ini—"
"Kita... kan?" Shion menoleh, mengoreksi ucapan Shosei.
"U-umh... Kita..." Shosei memelankan suaranya. Sebenarnya ia sendiri masih meragukan ritual ini. Apalagi menjadikan manusia dan mayat sebagai, bisa dibilang masih sebagai objek percobaan?
Bagaimana kalau mereka gagal? Dan kalau hal itu diketahui orang banyak, bisa-bisa nama mereka tercoreng.
Rata-rata dokter yang ada di sini adalah dokter muda yang sukses. Tapi kenapa mereka masih menjalankan berbagai penelitian di luar nalar seperti ini? Sampai repot-repot membuat grup dan markas rahasia.
Peralatan dan obat-obatan yang mereka dapat juga sangat canggih dan langka. Dari mana mereka mendapatkan ini semua? Apa lewat koneksi dengan sesama dokter dan orang penting? Seingatnya Keigo memang anak orang kaya dan Ruki mempunyai koneksi dengan orang-orang penting.
Shosei tak mengerti. Dan sepertinya dia juga tak ingin terlalu mencampuri urusan itu. Alasannya datang ke sini hanyalah untuk menambah pengalaman dan menemani Shion. Tak ada yang lain.
Tapi semakin lama ia bergabung di sini, semakin banyak penelitian aneh yang mereka lakukan.
Tak bisa dibilang aneh juga. Hanya saja, mereka suka melakukan penelitian yang tak pernah terpikirkan mungkin bukan olehnya saja, tapi juga oleh orang lain.
Sudahlah. Ia tak ingin terlalu memikirkan itu. Ia hanya berharap semua ini segera selesai. Ia kasihan melihat tubuh Geonhak yang dikelilingi oleh alat-alat medis, atau jasad Dongju yang belum pasti bisa bernyawa lagi. Atau teman-temannya ini kelelahan luar biasa karena tidak tidur dua malam.
"Kita bakal berhasil, kan, ya?"
Shosei menoleh, menemukan Syoya yang ikut duduk di sampingnya dengan gurat lelah yang cukup kentara.
"Ini proyek besar pertama kita. Aku... gak pengen kita gagal..." lanjutnya lagi. Tak bohong kalau dia juga tengah berharap-harap cemas saat ini. Syoya termasuk orang yang cuek. Tapi soal pekerjaan, ia akan tetap melakukannya dengan sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Vida Loca [LeeOn]
FanficGeonhak adalah orang yang selalu berpikir rasional. Selalu melakukan apapun berdasarkan akal sehat dibanding perasaannya. Tapi semua berubah saat semuanya berhubungan dengan Dongju. Ia akan melakukan segalanya demi Dongju. Meskipun hal itu mengharus...