4

307 50 14
                                    

"Permisi. Kalian ingin pesan apa?"

"Aku seperti biasa, Tomo." Lelaki dengan setelan serba putih itu tersenyum ke arah si waiter kafe langganannya. Kemudian ia menatap kedua lelaki di sampingnya, "kalian?"

Waiter yang dipanggil Tomo itu ikut tersenyum ramah ke arah Youngjo dan Geonhak.

"Wine, kadar alkohol rendah." Youngjo balas tersenyum, "ada kentang goreng? 1 porsi, dong."

"Oh, tentu! Lalu kau?"

"Espresso dingin," jawab Geonhak datar.

"Sepertinya kalian dari luar negeri? Mau coba menu spesial kami hari ini? Mushroom cheese soup!" seru Tomoaki—nama lengkap si pelayan itu sebelum kembali ke dapur.

Geonhak menggeleng, sedangkan Youngjo tersenyum merekah.

"Hoo~ Kedengarannya enak! Aku pesan itu!"

Lelaki dengan setelan putih yang bersama mereka tertawa kecil, "haha, kau belum berubah, ya? Masih tukang makan!"

"Ryoukai! Kalau ada tambahan, panggil saja aku," ujar si waiter  sebelum masuk dapur. Meninggalkan mereka bertiga di meja bartender.

Suasana kafe saat itu cukup lengang. Mereka sengaja datang sesudah jam makan siang. Kalau mereka datang lebih awal, mungkin kafe itu akan terasa sesak.

"Kantormu dekat sini, kan? Makanya kau ngajak ketemuan di sini?" Youngjo membuka percakapan.

"Bukan kantor, tapi klinik. Klinikku ada di deretan sini," jawab Sho membetulkan.

Youngjo memelankan suaranya, setengah berbisik, "labmu juga di sini?"

"Tidak!" Sho ikut-ikutan berbisik, "mana mungkin aku membangun lab rahasia di pusat keramaian begini. Labku cukup jauh dari sini."

Youngjo dan Sho mulai membicarakan beberapa hal basa-basi, cukup untuk membuat Geonhak merasa jadi nyamuk selama beberapa saat.

Setelah semua pesanan mereka datang—kecuali sup Youngjo—Sho mulai membahas alasan mereka bertemu di sini.

"Jadi temanmu ini, mau meng...hidupkan kembali pacarnya?"

Geonhak gelagapan, "b-bukan pacar, sih, tapi... Ya, begitulah."

"Aku sudah menjelaskan ke Youngjo dan mengirimkan file tentang percobaan ini. Kau sudah mengetahui garis besar dan prosedurnya, kan?" tanya Sho. Suara pelan dan mimik seriusnya sempat membuat kedua orang di depannya gugup.

"A, itu... soal menghidupkan laginya itu... Beneran harus pakai jantung orang yang masih hidup?" tanya Youngjo. Sho menghela napas.

"Sebenarnya ada tiga metode yang aku tawarkan di sini. Tapi yang presentasi keberhasilannya paling besar itu metode transmutasi jantung. Di mana energi dan sel-sel dari jantung orang yang masih hidup dan sehat ditransmutasikan ke dalam sebuah benda lain. Lalu benda itu akan ditanamkan ke dalam tubuh orang yang mati itu sebagai pengganti jantungnya."

Youngjo dan Geonhak sama-sama mendengarkan dengan seksama saat Sho menjelaskan dan memberi contoh.

"Terakhir kami melakukan percobaan itu pada kelinci yang sudah mati minggu lalu. Menanamkan benda yang kami sebut cube ini, yang energinya kami dapatkan dari jantung anaknya. Tapi ada beberapa kelemahan dari metode ini. Salah satunya adalah kemungkinan ketidakcocokan benda ini saat ditanamkan ke tubuh orang yang sudah mati ataupun yang menyumbangkan energinya. Kalau tubuhmu tidak dapat menerima benda itu, kau akan langsung mati."

Gulp!

Youngjo menelan paksa ludahnya. Diam-diam ia mengamati Geonhak yang nampaknya sedang berpikir keras.

La Vida Loca [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang