14

212 42 29
                                    

"Hiks... Hiks..."

Hwanwoong mengernyitkan dahinya saat melihat punggung sesosok pemuda tiba-tiba menangis di depannya.

"Hei, kamu kenapa?" Ia menepuk pundak pemuda itu. Pemuda yang masih sesenggukan itu perlahan berbalik badan, menampakkan wajahnya yang sembab ke hadapan Hwanwoong.

"Hiks... Hyung..."

Mata Hwanwoong membulat. Ia langsung menjauhkan tangannya dari pundak pemuda di depannya.

"Dongju!?"

"Hyung... Hiks..."

Hwanwoong tak bergerak. Ia masih syok melihat dan mendengar tangisan Dongju yang tampak nyata dan sangat menyayat hati.

"Hyung... Kenapa semuanya ninggalin aku? Kenapa aku ditinggalin di sini sendirian? Hiks... Hyuuung..."

"Dongju...." Hwanwoong ikut duduk, lalu memeluk Dongju.

"Dongju, aku kangen sama kamu..."

Ia nyaris menangis.

"Dongju juga, hyung. Tapi kenapa kalian malah ninggalin Dongju di sini?"

Hwanwoong tak merespon. Tapi pelukannya pada Dongju semakin kencang.

"Hyung...?"

Hwanwoong melepaskan pelukannya, namun masih memegang kedua lengan Dongju.

"Dongju, denger ya? Kamu emang udah seharusnya gak sama kita lagi. Harusnya kamu... Harusnya kamu udah di surga."

"Kenapa aku harus di surga, hyung? Aku, aku udah mati, ya?"

Cukup! Hwanwoong tak bisa membendung air matanya lagi. Air matanya perlahan menetes dari pelupuk matanya. Suara bergetar dan polos Dongju begitu membuat hatinya hancur.

Mereka kembali berpelukan.

"Dongju, maaf."

"Hyung kenapa minta maaf?"

"Hyung telat. Hyung gak bisa nyelametin kamu. Hyung belum bisa ngungkap alasan kematian kamu yang sebenernya. Maaf, Ju. Maaf..."

Dongju tak membalas. Tapi air matanya terus mengalir, membasahi pundak Hwanwoong yang jadi sandarannya.

"Hyung... Hyung ikhlas kalo Dongju pergi ke surga?"

Hwanwoong terdiam. Kemudian ia mengecupi kepala Dongju dengan penuh kasih sayang.

"Ikhlas, Dongju. Ikhlas. Semuanya pengen kamu tidur tenang. Kita pasti bakal kangen sama kamu. Tapi kamu emang seharusnya udah di sana. Soalnya Tuhan lebih sayang sama kamu, Dongju..."

"Kalo gitu, kenapa aku masih di sini, hyung? Kenapa Dongju sendirian di sini?"

Lirih, suara Dongju terdengar menyakitkan di telinga Hwanwoong.

"....hyung gak tau, Ju. Tapi!" Hwanwoong mempause ucapannya, untuk menatap Dongju dalam-dalam. "Hyung janji akan segera nganterin kamu ke surga!"

"Caranya?"

Ada sirat keraguan dan ketidaksenangan dari mata Dongju. Setidaknya begitu menurut Hwanwoong.

"Aku sama Youngjo-hyung bakal segera mengungkap kasus kematian kamu dan nangkep orang yang udah nyelakain kamu."

.

"Tau gak, sih, guys? Tadi Woongie mimpi sampe nangis-nangis gitu..."

"Hyung! Jangan dikasih tau, ih!"

"Lah? Kenapa? Toh, ini mimpinya berhubungan dengan dia?"

"Eh? Apaan? Apaan? Kepo, nih! Siapa yang bikin si cebol nangis?"

La Vida Loca [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang