26

119 20 23
                                    

"Loh!? Hyung, beneran gak bawa apa-apa?"

Dongju memonyongkan bibirnya. Padahal dia sudah berharap Geonhak akan membawakan sesuatu yang bagus dari Okinawa.

"Kemaren katanya mau bawain oleh-oleh! Mana oleh-olehnya??"

Geonhak tak dapat menyembunyikan senyumnya saat melihat wajah merengut Dongju.

"Mana, ya~? Coba deh, dicari dulu."

Dongju yang sejak tadi membongkar tas yang dibawa Geonhak tetap tak menemukan sesuatu yang menarik.

Ia sudah membongkar semua isi tas Geonhak. Matanya pun akhirnya tertuju pada map tenteng yang dibawa Geonhak.

"Apa di dalem sini?" gumam Dongju sambil meraih map itu. Sadar kalau Dongju akan mengambil map berisi dokumen-dokumen rahasia, Geonhak langsung mengambilnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Ha! Pasti di situ!" Dongju mencoba menangkap map itu, tapi percuma. Geonhak malah melempar map itu ke sembarang arah.

"ANJ1NG SIAPA YANG NGELEMPARIN INI WOY KENA KEPALA AING INI!?"

"Geh!"

Geonhak, Dongju, dan orang itu saling tatap. Geonhak meneguk ludahnya berat saat melihat sosok itu menatapnya penuh dendam kesumat.

"Hoooo...." Suara pemuda itu terdengar bergetar. "Kim Geonhak rupanya...." lanjutnya. Kilatan matanya terlihat berbahaya. Pelan-pelan ia berjalan mendekati pasangan itu.

"Sh-Shiroiwa-sensei..." gumam Dongju takut-takut.

"Dongju! Lari!"

"Ee~?"

Geonhak segera menarik lengan Dongju dan membawanya lari ke suatu tempat.

Geonhak membawanya ke kebun belakang. Berharap Ruki tak mengejar mereka.

"Hah... Hyung gimana, sih!? Makanya ngelemparin barangnya jangan sembara—"

Geonhak langsung menarik tangan Dongju, membawa tangan kanan Dongju dan menaruhnya ke dada kirinya. Lalu sebelah tangannya ia pakai untuk membawa kepala Dongju mendekat kepadanya. Hingga tak ada jarak yang memisahkan mereka.

"Ummph!?"

Lelaki di depannya berhasil membuat Dongju terlena dengan kecupannya. Lagi, kecupan manis dan sarat akan kerinduan itu membuat Dongju tak bisa tak membalasnya. Meskipun baru tak bertemu sehari, tapi Dongju sudah sangat merindukan aroma parfum itu. Sangat merindukan suara berat yang akan menyapanya setiap pagi itu. Sangat merindukan sentuhan dan kehangatan yang biasa diberikan Geonhak.

Inikah yang dinamakan menjadi budak cinta?

Tak pernah terpikir olehnya bagaimana dia bisa bertahan selama 1 tahun 7 bulan komanya kemarin. Bagaimana ia bisa bertahan tanpa melihat sosok Geonhak, kalau satu hari ini saja sudah membuatnya begini?

Dongju serasa tak ingin melepas pagutan memabukkan pada bibir mereka. Kebutuhan akan oksigen lah yang membuatnya terpaksa untuk menekan dada Geonhak. Memintanya untuk melepas tautan pada bibir mereka.

"Dongju..." bisik Geonhak seduktif. Dongju menengadah sedikit, wajahnya tampak memerah seperti tomat yang Shosei tanam di kebun ini.

Geonhak mengencangkan genggamannya pada tangan kanan Dongju. Menuntun tangan itu untuk menekan dadanya.

Dongju merasakan ada sesuatu di balik saku kemeja Geonhak yang ia sentuh itu.

"Hyung?"

Geonhak kembali mendekatkan bibirnya ke bibir Dongju.

La Vida Loca [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang