Keyla berusaha menutup matanya setelah mengerjakan tugas sekolah. Namun, berapa kali pun dirinya mencoba untuk tidur, ia selalu terbangun sebab teriakan Rava di ruang keluarga.
Keyla menendang nendang selimutnya, melampiaskan amarah. Lalu mengambil ponsel untuk melihat jam.
00.30
"Gue harus bisa tidur, ayo pasti bisa." Keyla menyemangati dirinya sendiri. Namun, hasilnya tetap sama seperti sebelum sebelumnya. Akhirnya ia memutuskan untuk turun ke bawah.
"WOHOO!! GOL!! WAH GILA KEREN BANGET GUE!" Rava memeluk Feno dari samping, yang langsung didorong oleh Feno.
"Berisik! Lo pada nggak liat apa sekarang udah jam berapa?! Emang besok nggak pada sekolah?!" Keyla mengomeli keduanya dengan mata yang menyalang.
"Besok gue belum masuk, minggu depan baru masuk." jawab Rava.
"Lo kan besok sekolah bego!" Keyla menatap Feno yang masih bermain PS.
"Hm, bentar lagi." Feno memutuskan untuk menginap di rumah keluarga Keyla. Itu merupakan permintaan orang tua Keyla sebab di rumah, Keyla dan Rava hanya berdua. Bang Satria sedang sibuk mengerjakan tugas bersama temannya dan tidak akan pulang dulu untuk malam ini, sedangkan orang tua Keyla harus berangkat ke luar kota. Sekalian ngejagain Keyla sama Rava katanya.
Fyi, bi Sarmi dan Pak Acep tidak tinggal di rumah Keyla, mereka akan pulang ke rumah setelah jam 9 malam.
"Awas ya lo berdua berisik lagi, gue cabut kabel PSnya!" ancam Keyla dan langsung naik ke kamarnya kembali.
Untuk kali ini ketika Keyla mencoba tertidur dirinya berhasil sampai sampai ia telat bangun.
"SIALAN GUE TELAT!" Keyla turun dari kasur dan keluar kamar untuk membangunkan Feno.
"FENO! FENO!" Keyla menggedor-gedor pintu kamar tamu.
"Apaan?" Feno membuka pintunya, dilihatnya Keyla yang masih memakai baju tidur.
"Lo nggak siap-siap?" tanya Feno sedetik kemudian Keyla mendengus kesal melihat Feno yang sudah siap dengan seragamnya.
"KENAPA LO NGGAK BANGUNIN GUE SIH!" Keyla berlari ke kamarnya untuk bersiap siap.
06.45
Keyla baru saja selesai dengan acara siap siapnya. Ia turun ke bawah dan melihat Feno yang sedang mengoleskan selai di atas roti.
"Feno ayo udah telat ini!" Keyla menarik tangan Feno.
"Lo nggak sarapan?" pertanyaan Feno membuat Keyla bimbang, pada akhirnya ia memutuskan untuk mengambil roti tanpa selai lalu berjalan keluar rumah dan diikuti Feno.
"RAVA GUE SAMA FENO BERANGKAT! LO DI RUMAH HATI-HATI!" teriak Keyla dari bawah rumah.
"GUE UDAH TAU!" Rava membalas ucapan Keyla.
"ADIK SIALAN! ASSALAMU'ALAIKUM!" setelahnya Keyla langsung menaiki motor Feno dan berangkat.
"WA'ALAIKUMSALAM!"
Sekarang hari Senin, biasanya sekolah akan menutup gerbang lebih cepat dari biasanya. Dan benar saja saat Feno dan Keyla sudah sampai di sekolah, gerbang sudah di tutup rapat, bahkan upacara bendera pun sudah dilaksanakan.
"Gimana dong ini?!" Keyla menyandarkan kepalanya pada pundak Feno, kecewa.
"Ya udah." seperti biasa Feno tenang.
"Main aja yuk!" ajak Keyla yang kembali mengangkat kepalanya.
"Nggak."
"Terus lo mau kemana?" bahunya melorot.
"Main PS."
"Sama Rava?" Feno menganggukkan kepalanya.
"Ya udah." Keyla kembali menyandarkan kepalanya pada pundak Feno.
Feno kembali menjalankan motornya ke rumah Keyla.
"Assalamu'alaikum." Keyla membuka pintu rumah.
"Wa'alaikumsalam, naha geus balik deui?!"
"Kenapa? Lo nggak pengen gue pulang?"
"Bukan gitu, kalo lo udah pulang berarti gue ketidurannya lama banget, perasaan bentar dah."
"Bego, makannya bangun tidur tuh liat jam dulu." Keyla menoyor kepala adiknya, lalu duduk mengambil roti.
"Jam 07.36 kalian kok udah pulang? Bolos ya?!" Rava menunjuk keduanya.
"Gue sama Feno telat, ni semua gara gara lo tau ngga! ngapain sih kemarin malem teriak teriak, bikin gue nggak bisa tidur jadi telat gini kan"
"Kok gue doang?! Noh Bang Feno juga kan main." Rava menunjuk Feno dengan dagunya.
"Si Feno nggak teriak-teriak kaya lo setan!" geram Keyla.
"Bela aja terus belaa." sungut Rava kesal.
"Kan emang kenyataannya gitu dodol!" Keyla berjalan ke arah kamarnya berniat untuk ganti baju.
"Main PS." ajak Feno kepada Rava yang sudah pasti dijawab dengan anggukan.
13.00
"Kalian nggak laper apa?" Keyla tiduran di atas sofa.
"Laper, bikin makanan sono." Keyla memukul Rava dengan bantal sofa.
"Ngga ada akhlak lo sama kakak sendiri."
"Lo aja ngga ada akhlak sama ade sendiri." Rava masih fokus bermain PS.
"Nggak akan pernah menang gue kalo lawan lo emang." Keyla kembali tiduran. "Bi Sarmi kemana emang nya?" Keyla bertanya.
"Suaminya sakit, makannya izin nggak ke sini." Keyla mengangguk, pantas saja Pak Acep tidak datang ternyata sedang sakit.
"Makan yuk!" ajak Keyla kepada dua orang di depannya. Namun nihil tidak ada respon dari keduanya. "ayo dong!" tangan kanan dan kiri Keyla memegang bahu kiri Feno dan bahu kanan Rava, Keyla mengguncangkan keduanya.
"Awas ih." Rava menarik bahunya kasar agar bisa terlepas dari genggaman Keyla, lalu melanjutkan kegiatan yang sempat terhenti.
"AYO! MAKAN DI LUAR YUK!" Keyla mengguncangkan kedua bahu Feno cukup kencang.
"AH ANJIR KALAHKAN! LO SIH KAK HEBOH BANGET PENGEN MAKAN!" Rava membanting stick PSnya.
"Kan laper! Emang lo nggak laper?" Keyla menatap adiknya.
"Ya laper sih." Rava mengaku.
Keyla menjentikkan jarinya. "Tuhkan lo juga laper, EH MAU KEMANA?" Keyla berteriak saat Feno berjalan ke kamar tamu.
"Siap-siap." Feno menjawab tanpa menghentikan langkahnya.
"Udah ayo cepet siap-siap, jangan lama, Feno galak." Keyla menepuk lengan Rava.
Mampir yu: lonjwinimnida
Can't wait for chapter 15-!! See u-!!
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than I Need
Teen Fictionhanya kisah klasik tentang 2 remaja berbeda gender yang dijodohkan.