9

19 2 0
                                    

"Key lo kemarin jalan sama kak Gavin kan?" tanya Via.

"Iya, dia minta gue anterin beli sepatu tapi pas udah nyampe dia bilang nggak jadi, kok lo tau?" mata Keyla menyipit mencurigai kedua temannya.

"Kemarin gue sam mmph-" belum sempat Via selesai berbicara mulutnya sudah ditutup oleh Vanny

"Apa?" tanya Keyla.

"Ga jadi, udah ayo ke kelas" jawab Felly.

Lalu diangguki oleh yang lainnya.

                                  ~♡♡♡~

"Gavin! Lo dicariin tuh" ucap salah seorang teman sekelas Gavin.

"Siapa?"

"Ga kenal"

"Cewe apa cowo? Kalo cowo suruh sini, kalo cewe gua yang kesana"

"Gila kali lo! Liat sendirilah bgst!"

"Hehe iya iya marah ae si cantik"

"Awasin ga tangan lo dari dagu gua!"

"Haha udah abang ke sana dulu yak!"

"Abang abang! Abang becak kali" cibir teman sekelasnya.

Sesampainya didepan kelas Gavin kaget soalnya ada Vanny sama Via.

"Heh, ngapain?"

"Langsung inti aja deh, gini mending lo jangan deket-deket sama Keyla" ucap Vanny.

"Emang kenapa?"

"Keyla udah ada pawangnya" jawab Via.

"Siapa? Kok gue ga tau?"

"Emang lu mesti wajib tau ya?"

Pertanyaan Vanny mampu membuat Gavin bungkam. Setelah ngomong gitu Vanny sama Via langsung pergi.

"Eh Van kita ngomong gini gapapa kan?"

"Gapapa lah kan ini juga demi kepentingan mereka berdua!"

"Iya juga sih, tapi gua takut Keyla marah"

"Nggak udah ah ayo ngantin! Nanti keburu bel"

BRUK

"AW ANJER SAKIT! HUAA!" teriak Vanny.

"Duh sorry gua ga ngeliat sumpah!" kata Agra-anak kelas sebelah incaran 1 angkatan termasuk Vanny- membantu Vanny berdiri.

"Eh gua gapapa kok, serius hhe" ucap Vanny.

"Alah coba yang nabraknya bukan lo, udah pasti di maki maki tuh orang sama dia" Via menunjuk Vanny menggunakan dagunya.

"NGGAK KOK! Gue kan anak baik" balas Vanny tersenyum sambil menaik turunkan alisnya. Via yang melihat hanya dapat memutar bola mata malas.

"Haha bisa aja lo, gue duluan yah kalo ada yang luka bilang aja ke gue nanti gue tanggung jawab kok" ucap Agra lalu pergi meninggalkan Vanny.

"ANJIR ANJIR MIMPI APA GUE SEMALEM DI SENYUMIN DOI!" heboh Vanny sambil memukul tangan Via.

"DUH SAKIT GOBLOK" Via mengelus elus tangannya.

"Hhe maaf habisnya gua seneng banget"

"Udah ayo katanya keburu bel!"

"Ngga jadi deh udah kenyang gue" Vanny langsung pergi ke kelas.

"Dih tolol"

                                   ~♡♡♡~

"FENO!"

Feno memberhentikan langkahnya.

"Berisik"

"Hehe maap habisnya jalan lo cepet amat"

"Mau apa"

"Ban mobil gue bocor"

"Trus"

"Anterin gue pulang dong"

"Sama tmn lo aja sana" Feno kembali berjalan menuju arah parkiran.

"Mereka udah pada pulang" jawab Keyla yang  berusaha menyamakan langkahnya dengan langkah Feno.

Feno diam tidak menanggapi. Lalu dia memakai helm hitamnya dan menaiki motor.

"Naik"

Mendengar itu Keyla langsung
menganggukkan kepala dengan semangat.

Setelah sampai, Feno tadinya mau langsung pulang namun gagal karena maminya Keyla menyuruh agar ia mampir dulu.

"Seneng deh liat Keyla dianterin pulang sama kamu"

Menanggapi hal itu Feno hanya bisa tersenyum tipis.

"Nak Feno mau minum apa? Biar Mamih bikinin"

"Ga usah mi" Jawab Feno sambil tersenyum.

"Jangan nolak, mamih bikinin jus jeruk ya" Mamihnya Keyla langsung beranjak menuju dapur.

"Lo bisa pulang langsung kok kalo ada urusan, biar nanti gue yang ngomong sama mamih"

Feno hanya melihat Keyla sebentar lalu kembali memainkan ponselnya. Tidak lama mamanya Keyla datang membawa 1 gelas jus jeruk.

"Loh buat Keyla mana? Kok cuman Feno doang yang dibuatin?" Keyla cemberut.

"Ga usah kaya anak kecil, kamu bisa bikin sendiri"

Feno tertawa kecil lalu meminum jusnya sambil melihat ke arah Keyla yang bermaksud untuk memanas-manaskannya. Keyla yang melihat hanya bisa mendengus kesal.

"Feno kalau mamih minta tolong anter jemput Keyla setiap hari bisa?"

"Iya mi" Feno langsung menjawab.

Keyla langsung melotot kaget, dia pikir Feno akan menolak karena sifatnya yang tidak mau dibuat repot.

Keesokan harinya Feno benar-benar menjemput Keyla pukul 06.35. Untuk kedua kalinya Keyla terkejut, ternyata Feno benar menjemputnya.

"Kok lo mau sih diribetin gini?" tanya Keyla saat perjalanan menuju sekolah.

"Gue ga bisa nolak orang tua"

"Bohong banget buktinya lo kemarin disuruh sama Pak Beni aja nggak mau"

"Itu beda lagi"

"Alesan, bilang aja lo mau deket-deket gua tiap hari" Feno tidak menanggapinya.

"Kebiasaan ya lo, orang mau ngajak ngobrol biar ga canggung juga"

"Diem berisik" karena malas berdebat, Keyla memutuskan untuk diam.

Sampai sekolah Keyla langsung turun dan hendak berjalan menuju kelasnya namun tertahan.

"Nih" Feno memberikan amplop berwarna putih.

"Wih apaan nih duit?"

"Surat izin Letta ga masuk sekolah"

"Kok bisa nitipin ke lo? Lagi deket?"

Feno tidak menjawab, ia langsung berjalan meninggalkan parkiran.

Can't wait for chapt 10! See u!

More Than I NeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang