1

153 8 0
                                    

Brak

"Woi ngantin yok!" Via, iya dia yang mukul meja nggak ada akhlak emang udah suara kaya toa masjid pecicilan lagi nggak ngerti gue.

"Ayok semangat nih gue!" Vanny, ni bocah sebelas dua belas suaranya kaya Via tapi kelakuan masih bisa dimaklumi gak gila gila amat kok paling cuma gadoin kecap di meja kantin.

"Berisik anjing! Mau ke kantin yah tinggal berangkat gk usah teriak lo kira budeg apa kuping gue" nah ini Felly bocah barbar yang hobinya toxic. Seru banget dah anaknya kalo udah gibahin tetangga Vanny.

Udah gitu kita berempat jalan ke kantin, banyak yang ngeliat sinis mungkin karena nggak suka sama kita. Lah kita mah b aja udah biasa orang cantik di gituin paling di samperin juga langsung ciut.

Selama perjalanan kita ngobrol-ngobrol nggak jelas tapi seru. Sampai di kantin kita langsung duduk di tempat biasa. Entah kenapa tempat itu selalu kosong, mungkin anak yang lainnya nggak berani nempatin. Padahal kalau mau di tempatin tempatin aja. Cuman karena nggak ada yang mau ya udah kita tempatin.

"Mau pada pesen apa?" Kata Via sambil berdiri layaknya seorang waiters yang menanyakan pesan kepada sang pelanggan.

"Apa aja dah yang penting bisa gue makan" jawab Felly yang memang malas berpikir karena sudah lapar.

"Ya udah lo makan aja tuh micin depan lo" kata Vanny dengan ketawa khasnya.

Byur

Bugh

"Lo nggak liat ada orang di sini hah?" nah yang ini gue Keyla. Satu sekolah udah pada tau kalo gue itu anaknya senggol bacok.

---

"Lo nggak liat ada orang di sini hah?" tanya Keyla dengan suara yang lantang.

"S-sorry kak ng-nggak sengaja" jawab perempuan itu sambil menundukkan kepalanya.

"Sorry sorry liat ni baju gue sampe basah gini?!" Bentak Keyla yang sudah menahan amarahnya.

"A-aku d-disuruh kak Letta" Ucap dia dengan kepala yang menunduk.

"Letta?" Gumam Felly.

Serempak Keyla,Via,Vanny,Felly menoleh ke arah meja Letta. Yang mereka lihat Letta sudah tertawa terbahak-bahak. Tanpa basa basi Keyla langsung menuju ke arah Letta dan langsung mendorong bahu Letta sehingga Letta jatuh terjengkang ke belakang. Melihat kejadian itu sontak membuat seisi kantin tertawa.

"DIEM LO SEMUA! NGGAK ADA YANG LUCU DI SINI!" Mendengar teriakan Letta yang cukup melengking membuat seisi kantin terdiam.

"Heh lo bego apa gimana? Otak lo pake dong, katanya lo berani lawan siapa aja tapi kok nyiram gue doang nyuruh adik kelas?" Ucap Keyla yang pasti di dengar oleh siswa yang sedang berada di kantin.

"Emang nggak punya nyali kali tuh" Sindir Vanny.

"Heh lo gak usah ikut campur!" Ucap Letta sambil mendorong bahu Vanny.

"Apaan si lo main dorong-dorong aja" Vanny

"Apa? Nggak terima lo?!" Tanya Letta

"Anjing!" Dengan gerakan cepat Vanny langsung menampar Letta dengan keras mungkin jejak telapak tangan Vanny akan berbekas di pipi mulus Letta.

"Wah kurang ajar lo" Tangan Letta sudah bersiap untuk menampar balik Vanny tapi tangan Letta sudah duluan tercekal oleh tangan Keyla.

"Berani lo nampar sahabat gue, habis lo" Ucap Keyla mengancam.

Letta menarik kembali tangannya  yang sudah memerah dan langsung meninggalkan kantin. Sudah cukup dirinya dipermalukan oleh Keyla dan teman temannya.

Keyla melihat sinis ke arah teman-teman Letta yang sepertinya sudah ketakutan melihat ekspresi Keyla.

"Dibayar berapa lo sampe mau jadi dayangnya Letta?!" Tanya Keyla.

"Bukan urusan lo!" Ucap Senia dengan nada sinis dan langsung menarik Rita untuk pergi menyusul Letta.

Keyla dan yang lainnya tertawa puas setelah melihat ekspresi mereka.

"Eh baju lo basah ganti baju dulu sana nanti sakit kalo nggak cepet-cepet ganti baju" Via langsung memeriksa baju Keyla.

"Gue ada baju tuh di loker" tawar Felly.

"Ya udah anterin, udah lengket banget badan gue" Ucap Keyla dan dianggukkan oleh Via,Vanny,Felly.

Setelah Keyla mandi dan ganti baju mereka langsung berjalan menuju kelas. Seharusnya sekarang Pak Tomi sedang mengajar karena bell sudah berbunyi dari tadi.

"Heh lo ngintip sana udah ada guru apa belum"  Felly berbisik kepada Via.

"Kok gue? Nggak mau ah kalian aja sana" Tolak Via.

"Lo tuh yang paling tinggi di antara kita bege" kesal Keyla kepada Via.

"Iya bner udah cepetan sana" ucap Vanny sambil mendorong tubuh Via.

Dengan perlahan Via mengintip keadaan kelas dan ternyata di kelas sedang tidak ada guru alias jamkos.

"Woi nggak ada guru!" teriak Via yang terdengar sampai ke kelas lain. Tanpa Via sadari ternyata Bu Lia sudah berdiri di belakang Via.

"Kamu tuh ya bukannya belajar malah bolos" marah Bu Lia.

"Eh ibu udah kaya jailangkung aja dateng nggak di undang- eh maap bu keceplosan hehe" ucap Via dengan cengiran khas nya.

"Kamu pasti gak sendiri kan?! Mana teman-teman kamu?!" tanya Bu Lia.

"Tuh bu mereka yg nyuruh saya buat ngintip, nah kan saya ngintip tuh bu terus nggak ada guru ya udah saya teriak aja eh taunya ibu juga ngedenger hehe" ucap Via berusaha menjelaskan.

"Panggil sana!" titah Bu Lia dan Via langsung lari menghampiri teman-temannya.

"Woi!"

"Anjing bangsat setan babi" kaget Felly.

"Semua aja lo sebutin gue kaga disisain"

"Gila lo nyet ngapain teriak-teriak segala lo kira ni sekolah hutan tempat tinggal lo apa!" marah Keyla kepada

"Hehe sorry sorry. Tuh di panggil sama Bu Lia" ucap Via.

"Ck! Elo si udah ah ayok nanti keburu Bu Lia ngamuk" ajak Vanny.

Mereka berjalan menghampiri Bu Lia yang seperti nya sedang memikirkan hukuman apa yang cocok buat mereka berempat.

"Ibu!" panggil mereka serempak.

"Heh ngagetin aja kalo ibu jantungan gimana? Emang kalian mau gendong ibu ke UKS?" bu Lia meletakkan kedua tangannya dipinggang.

"Ya enggak lah bu" jawab Keyla.

"Sudah lah kalian berempat ibu hukum berjemur di lapangan basket sampai bel istirahat!" bu Lia.

"Dih ibu apaan dah masa di suruh berjemur" protes Felly.

"Iya bu masa kita di suruh ngejemur!"

"Berjemur bego!" bisik Keyla ke Via.

"Eh iya masa kita di suruh berjemur kan kita udah perawatan mahal-mahal bu" ucap Via.

"Nah bener tuh bu!" ucap Vanny yang setuju dengan ucapan Via.

"Ya sudah kalian bersihkan gudang sana!" pasrah Bu Lia.

"Kok jadi gudang?!" tanya mereka serempak.

"Protes ibu kasih hukuman lagi!" tegas Bu Lia.

"Ah gak asik nih ibu" ucap Vanny sedih.

Dan mereka pun segera pergi ke kantin. Laper katanya.

Maap ya banyak bahasa kasar:(
Can't wait for chapter 2-!! See u-!!

More Than I NeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang