"Udah semua kan? Ngga ada yang ketinggalan?" Keyla memastikan.
"Iya udah semua kok" Via memakai tas pundaknya.
"Ya udah yuk pulang" ketika Randi mengatakan hal tersebut Via menghela pelan nafasnya, ia sedikit tidak rela harus pulang secepat ini, namun apa daya esok hari ia memiliki jadwal yang kembali padat.
"Udah ayo, kan nanti bisa kesini lagi" hibur Gio yang sadar akan kesedihan Via.
Via langsung menaiki motor Felly, namun Felly tidak memiliki cukup tenaga untuk menahan motor, sehingga motor hampir saja terjatuh. Padahal Via tidak melompat untuk menaiki motor Felly. "Fell lo sakit?" Via memeriksa.
"Nggak" jawab Felly, membuat Via memegang dahinya dan Felly bergantian. "Dahi lo lebih panas dari dahi gue"
"Udah biar gue aja yang bonceng Felly" Sanu turun dari motor.
"Gue gapapa" kekeh Felly.
"Lo mau bahayain diri sendiri? Udah nurut aja Felly" Keyla mengkhawatirkan sahabatnya satu itu. Pada akhirnya Felly menurut untuk dibonceng Sanu. Sedangkan Via akan dibonceng Gio.
Mereka berpisah saat sudah sampai kota. Randi dan Vanny tidak langsung pulang sebab mereka ada keperluan di sekolah, tentang ekskul katanya.
Sedangkan motor Feno dan Gio masih bersama sebab arah rumah Via dan Keyla searah. Mereka berpisah di depan komplek perumahan Keyla.
Di motor Gio,"Via, lo emang nggak pernah ngerasa capek ya? lo masih sekolah tapi udah kerja"
"Capek mah pasti pernah, bahkan pernah sampe ada niatan mau berhenti aja dari dunia permodelan rasanya mau fokus belajar" terdapat jeda dalam cerita Via, namun Gio masih setia mendengarkan.
"Cuman, gue selalu flashback dimana gue bener bener kerja keras supaya masuk ke dunia permodelan, masalahnya bukan cuman gue yang kerja keras, ortu gue juga ikut kerja keras demi gue. Makannya setiap mau berhenti gue selalu inget kerja keras gue dan ortu, gue ngga mau semua itu jadi sia sia cuman karena gue egois"
"Wah, gue kira lo anaknya ceria, manja, kekanak kanakan. Tapi setelah gue denger cerita lo barusan kayanya gue salah ya?"
"Nggak, lo nggak sepenuhnya salah, gue emang kaya gitu kok anaknya, cuman di situasi tertentu sifat gue bisa berubah" Gio menganggukan kepalanya mengerti.
'Bagaimanapun orangnya mau dia pecicilan, bobrok atau apapun itu, di dunia ini nggak ada manusia yang selalu bahagia dalam hidupnya, dalam keadaan atau situasi tertentu pasti pernah merasa lelah dan ingin menyerah. Dari cerita Via, gue bisa liat dengan jelas hal itu' Gio bermonolog dalam hatinya.
~♡♡♡~
"Makasih udah anter gue" Sanu turun dari motor Felly setelah memasukkannya ke dalam garasi.
"Santai, dah sana istirahat lo, besok sekolah juga"
"Lo pulangnya gimana?" Felly menghiraukan perkataan Sanu.
"Nanti Gio habis dari Via jemput gue kesini"
"Mau nunggu di dalem aja?"
"Nggak usah deh, lagian lo kan mau istirahat takut ganggu gue"
"Nggak akan, udah ayo" Felly menarik tangan Sanu, memaksanya agar menunggu dalam rumah.
"Asalamu'alaikum, Bundaa Felly pulang"
"Wa'alaikumsalam" Bunda Felly berjalan menuju ruang tamu.
"Ini siapa Felly?" tanya Bunda Felly.
"Sanu tante" Sanu memperkenalkan diri sambil menyalimi tangan Bunda Felly.
"Ouh" Bunda Felly mengangguk, "Felly kamu kenapa nak?" Bunda Felly memegang kedua pipi anak gadisnya.
"Felly sakit bun, makannya Sanu yang anterin Felly pulang, dia lagi nunggu Gio buat jemput" jelas Felly pada bundanya.
"Makasih ya nak Sanu"
"Iya tante, sama sama" Tidak lama suara motor Gio dari luar terdengar.
"Gionya udah sampai tante, kalau gitu Sanu pamit" Sanu kembali menyalimi tangan Bunda Felly.
"Cepet sembuh lo!" Felly mengangkat jempolnya, tidak memiliki tenaga walaupun hanya untuk berkata 'iya'.
"Asalamu'alaikum" ucapnya sambil keluar dari rumah keluarga Felly.
"Wa'alaikumsalam, hati hati ya" jawab Bunda Felly sedangkan Felly sudah naik ke kamarnya, tidak kuat akan rasa pusing yang mendominasi kepalanya.
"Siap tan" Sanu tersenyum. Lalu menutup pagar keluarga rumah Felly setelahnya ia menaiki motor Gio.
"Lama amat lo! Puterin satu komplek dulu apa gimana sih?" Sanu protes kepada sahabatnya. Sedangkan yang diprotes tergelak.
"Hahaha, tapi lo seneng kan gue telat, lo kan sempet suka sama Felly" ucap Gio sambil menaik turunkan alisnya, menyebalkan.
"Berisik lo!" Sanu menoyor kepala Gio, kesal.
Ditempat lain motor Feno sudah sampai di depan rumah Keyla.
"Makasih" Keyla melepaskan helm yang ia gunakan, lalu memberikannya ke Feno.
"Simpen aja, biar gue ngga ribet bawa 2 helm" Keyla mengangguk.
"OH JADI INI TUNANGANNYA KAK KEYLA!" teriakan tersebut mampu membuat Feno dan Keyla melihat ke asal suara.
"Loh? Rava?!" Keyla terkejut melihat Rava yang menongol dari atas pagar, iya dia manjat padahal pagar sudah terbuka setengahnya.
"Kenapa? Kaget ya liat gue makin ganteng setelah lama nggak pulang?" Rava tersenyum percaya diri.
"Najis, ngapain lo disini?"
"Eh ini rumah orang tua gue juga kalau lo lupa, dan... mau tau kabar gembiranya nggak?" tanpa mendengar jawaban dari Keyla, Rava sudah menjawabnya "GUE BAKAL TINGGAL DISINI! HUHUY!" Rava mengangkat satu tangannya ke udara dan satunya lagi memegang atas pagar agar ia tidak terjatuh.
Rava, adik laki-laki kandung Keyla. Ah Keyla lupa menceritakan keluarganya setelah 13 chapter. Orang tua Keyla memiliki 3 anak, yang pertama Satria Baron Amardika, umurnya 18 tahun, kelas 12 ia sedang fokus untuk persiapan UTBK. Anak kedua Keyla Adzella Amardika, umur 17 tahun, kelas 11 anak IPA 1 yang biasanya terdiri dari anak anak ambis, namun tidak dengan kelas Keyla. Anak ketiga Rava Putra Amardika, umur 16 tahun, kelas 10, Rava memang tidak tinggal dengan keluarganya sebab dia memilih tinggal bersama kakek neneknya di Bandung, tidak ada alasan tertentu sebenarnya, hanya saja ia masih sangat betah berada di sana, mengingat dulu keluarganya tinggal di Bandung namun bebetapa tahun kemudian memutuskan pindah ke Jakarta.
"Adik lo?" Keyla mengangguk.
"Ayo masuk dulu" Rava menarik Feno yang entah sejak kapan sudah berada di samping Keyla.
"Buat?"
"Temenin gue main PS" mendengar kata PS tentu saja Feno tidak bisa menolaknya.
"Masukin motor dulu" Rava melepas tangannya dari tangan Feno, membiarkannya untuk memasukan motor ke dalam garasi. Setelahnya mereka masuk ke dalam rumah meninggalkan Keyla yang masih berada di luar pagar.
"Kayanya hidup gue makin nggak tenang mulai sekarang" Keyla menundukkan kepalanya.
Can't wait for chapter 14-!! See u-!!
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than I Need
Novela Juvenilhanya kisah klasik tentang 2 remaja berbeda gender yang dijodohkan.