Clarysha POV
Aku menatap kearah wanita itu lalu bertanya -tanya. Jangan -jangan wanita ini nyokapnya Daniel kali ya? Soalnya barusan dia manggil wanita ini dengan sebutan mah??
"Clary?? Kamu disini? Mau ngapain?" Tanya Daniel heran.
"Eh, iya mau belanja bulanan, kamu ngapain disini?" Tanyaku balik. Udah tau ini supermarket pake nanya segala aku ngapain.
"Gue nganterin nyokap belanja"
" Daan, kok mama nggak dikenalin sih. Siapa itu??" Ujar nyokapnya Daniel.
"Oh iya, saya Clary tante. Tem..." ujarku terputus karena ni anak tiba-tiba nyerocos.
"Pacar aku mah... ya masih baru sih." Potongnya. Aku melirik kearah Daniel dengan muka mengancam. Dia udah ngelanggar perjanjian yang aku buat untuk kedua kalinya . Pertama ia pernah melingkarkan tangannya dibahuku, padahalkan aku udah bilang tidak ada pegangan tangan dan teman-temannya. Yang kedua dia udah ngelangar perjanjian, yaitu keluarga tidak boleh terlibat dalam hubungan ini. Dasar pembohong!! Untung ada nyokapnya, kalau nggak, udah ku cakar-cakar tuh orang.
" oh jadi ini pacar kamu Dan?? Cantik ya namanya. Orangnya juga cantik lagi. " kata nyokapnya.
"Makasih tante. Tante juga masih awet muda ajaah" balasku memuji.
"Waah bisa aja.. kapan -kapan mampir dong kerumah. Ajak Clarynya kerumah dong Dan." Balas nyokapnya lagi.
"Iya, kapan - kapan aku ajak deh." Balas Daniel
"Tante aku tinggal dulu yah.. masih ada yang mau dicari soalnya " ujarku. Setelah pamit aku langsung menjauh dari mereka. Entah mengapa aku takut untuk mengenal Daniel lebih dalam. Mungkin aku belum siap jatuh untuk kedua kalinya.
********************************
Clarisya POV
Aku menjalani hari sama seperti biasanya. Sekarang sudah nggak ada yang berani nge-bully aku. Mungkin karena Daniel suka banget melingkarkan tangannya dibahuku. Aku sudah sering membentaknya untuk tidak melakukan itu, tapi ia bilang gimana orang lain mau tau kalo kamu pacar aku.
Nadine shok berat saat mengetahui tentang hubungan aku sama Daniel. Dan aku kena marah sama dia karena nggak ngasih tau dia sebelumnya. Bahkan dia tau dari orang lain. Apa yang Daniel janjikan emang bener. Tapi dia sering banget ngelanggar janji yang aku buat. Bahkan dia pernah ngajakin aku buat kerumahnya. Ya jelas aku tolak mentah-mentah. Kalau aku terima, sama aja kayak ngejilat air ludah sendiri.
Hari ini dia ngajakin ketemuan dicafe tempat biasa dia nongkrong. Sebenernya aku pengen ngajak Nadine sih, tapi dia ada kelas gitu, jadinya nggak bisa ikut deh. Aku mengambil handphone dan mulai mengetik.
Aku : kayaknya aku bakalan telat deh, soalnya mau minjem buku dulu diperpus. Nggak papa kan?
Daniel : yaa nggak papa. Gue tunggu di meja terakhir kali kita kesana yaa.
Aku : yaaaa...
Setelah mencari dan meminjam buku tentang anatomi tubuh manusia aku langsung menuju cafe tempat Daniel menunggu. Jalan agak macet jadinya bakalan lama nyampenya. Setelah sampai, aku membayar taksi dan langsung memasuki cafe ini. Cafe ini lagi rame banget.. jalan untuk menuju ke meja Daniel dkk juga sempit karena banyak orang berlalu lalang memesan makanan dan minuman. Tanpa berpikir panjang aku langsung menerobos beberapa orang dan tiba-tiba....
BUUKKHH!!
Sepertinya aku menabrak seseorang. Aku menoleh dan mendapati seorang lelaki yang berjongkok sambil membersih kan sepatunya yang kotor karena tumpahan minuman.
"Kalo jalan liat-liat dong. Jadi cewek kok ceroboh banget sih!!!" Bentaknya. Aku tidak bisa melihat wajahnya, karena ia masih menunduk sambil membersihkan sepatunya. Lalu ia berdiri dan menatapku tajam... tetapi mata tajam itu berubah menjadi mata bersalah. Aku menatap lelaki itu dan.... sialan. Dia!!
*******************************
Daniel POV
Gue melihat Clary memasuki cafe ini. Setelah satu jam menungggu akhirnya nih cewek dateng juga, apa mungkin macet yaa tadi dijalan. Suasana cafe emang lagi rame, dan gue melihat dia asal nerobos orang -orang yang didepannya. Tapi tiba-tiba..
BUUKKHH!!
Clary menabrak bahu seseorang hingga membuat minumannya tumpah. Lelaki itu menunduk untuk membersihkan sepatunya yang terkena minuman tadi. Lalu ia tiba-tiba membentak Clary.
"Kalo jalan liat-liat dong. Jadi cewek kok ceroboh banget sih!!!" Ujarnya. Emang kalimatnya nggak panjang-panjang amat tapi suaranya itu loh yang terdengar satu ruangan. Tanpa sadar gue langsung berdiri dan menghampiri mereka.
"Woii brooo... jangan marah-marah dong. Cewek ini emang ceroboh, tapi dia cewek gue. Jadi nggak usah bentak -bentak gitu dong. Sopan dikit kek sama cewek." Ujarku kecowok itu. Entah mengapa ada yang aneh. Mata lelaki itu yang semula memancarkan kemarahan berubah menjadi seperti merasa bersalah. Dan mata Clary tiba-tiba berair lalu meneteskan air mata. Kenapa nih cewek? Masa gara-gara dibentak cowok doang langsung nangis sih. Perasaan gue udah sering bentak dia tapi dia nggak pernah nangis tuh. Lalu Clary pergi setengah berlari keluar dari cafe ini.
"Eh Clar! Loe mau kemana? "Tanya gue bingung. Terpaksa gue mengikuti cewek aneh ini.
"Clar!! Tunggu dong, jangan kabur gitu aja kalii. " kata gue sambil mengikutinya. Dia masih saja terus berjalan, bahkan lebih cepat. Mau tak mau aku harus berlari menyusulnya.
"Woii!! Loe kenapa sih, jadi cewek cengeng banget. Masa dibentak cowok aja udah mewek gitu." Teriak gue agak kenceng soalnya jarak kita masih agak jauh.
Tiba-tiba dia berhenti, lalu berbalik menghampiri gue. Gue bisa lihat matanya yang merah karena menangis. Nih cewek kok jadi cengeng banget gini sih.
"Kamu nggak tau apa-apa! Dan mendingan kamu diem aja deh! Iyaa!! Aku cengeng, terus kenapa?! Masalah buat kamu! Salah sendiri mau jadi pacar aku!" Bentaknya. Dan sekarang kita udah jadi tontonan masyarakat. Gue nggak peduli sama orang yang nontonin kita, yang penting gue harus nenangin Clary dulu. Gue nggak tau masalah dia apaan. Tapi yang jelas, dia nggak akan nangis dan marah-marah tanpa sebab kan.
Dengan keberaniaan yang nggak tau datang dari mana gue memeluk Clary tiba-tiba. Gue pikir dia bakalan marah -marah lagi, tapi ternyata nggak. Tangis nya sekarang malah lebih kenceng dan dia meremas kaos bagian belakang gue. Entah mengapa hati gue sakit ngeliat dia kayak gini.
"Clar, gue nggak tau masalah loe apaan. Tapi yang jelas, gue akan selalu ada disamping loe buat jadi temen curhat loe. Nangis aja kalo loe mau menangis. Menangis emang nggak bakalan menyelesaikan masalah, tetapi menangis bisa menenangkan dan meringankan hati yang terluka." Ucap gue sambil menepuk-nepuk punggungnya.
Setelah tangisannya reda, kita balik kekampus soalnya gue ada kelas dan dia nggak mau disuruh pulang. Kelas masih sekitar lima belas menit lagi, jadi kita memutuskan untuk kekantin kampus. Kita sama - sama diem, bahkan dari tadi dimobil tidak ada yang mengeluarkan kata sedikit pun. Gue tau dia masih berkutik dengan pikirannya sendiri.
"Dia mantan ku." Ujar Clary sambil menatap mata gue. Gue bisa lihat dari tatapan matanya ada luka yang begitu dalam. Dan entah mengapa gue pengen banget menghilangkan luka itu.
"Kita pacaran sekitar dua tahun.... dan tiba-tiba dia menghilang gitu aja, tanpa kabar. Aku udah nyariin dia, tapi kata orang- orang dia pindah. Dia egois ninggalin aku begitu aja. Kalau dia mau udahan seharusnya dia bilang sebelum pindah. Dann, maafin aku udah bentak kamu tadi. Seharusnya aku nggak ngelakuin itu. Dan makasih udah nenangin aku." Ujarnya panjang lebar. Aku hanya bisaa mengangguk tersenyum tanpa memotong kalimatnya seperti yang biasa aku lakukan.. hehe..
"Boleh aku minta tolong sesuatu..." tanyanya sedikit ragu.
"Bantu aku buat ngelupain dia Dan."
Lanjutnya berharap. Gue hanya mengganguk untuk kedua kalinya. Mungkin gue nggak akan bisa menghilangkan luka itu, tapi gue bisa menutup luka itu hingga tidak terlihat.
*****************************
Anyoeng readers!! Part ini agak mellow -mellow dikit yakk. lanjutannya mau gimana nih. Vote and comment selalu ditunggu loh!! Love and hug from ms. Choco...
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate
RandomAnyoeng! it's my first story, masih belajar menulis, so I hope u like it <3 #Clarysha Dinda Maharani CINTA ?? Apa aku masih bisa percaya kepada cinta setelah ia menghianatiku? Apa aku masih bisa bangkit setelah cinta menjatuhkanku? Jika iya, maka bu...