Daniel POV
"Woii broo!! Ngelamunin apaan loe? Bengong aja daritadi." ujar Tian yang sedari tadi memperhatikan gue.
"Ngelamunin Clary? Tenang aja kayaknya dia cewek baik-baik kok. Nggak mungkin lah dia macem-macem." lanjut Ata. Well, emang bener kalo gue lagi ngelamunin Clary, gue masih kepikiran sama apa yang dia bilang seminggu lalu. Untuk melupakan seseorang itu nggak mudah. Tapi apa gue bisa buat dia lupa sama mantannya itu??
"Kalo loe nggak mau, buat gue aja Dan." celetuk Juna.
"Sialan loe. Nggak lah, punya gue tuh!" bentak gue hingga membuat yang lain tertawa terbahak-bahak.
"Sumpah! Ini pertama kalinya gue ngeliat loe marah-marah cuma gara-gara cewek." ujar Ken.
"Terserah kalian deh" balas gue cuek.
"Guyss.. Sobat kita satu ini sepertinya sedang dimabuk cinta... Cieee" goda Tian. Memang tuh anak, suka banget godain gue.
"Oh ya Dan. Katanya Clary mau kesini?" tanya Ata.
"Nggak tau tuh. Mungkin masih dijalan" balas gue. Dan tak lama setelah itu seorang cewek masuk ke cafe dan tersenyum memandang gue. Dibelakangnya ada seorang cewek yang matanya mulai menjelajahi cafe ini. Mereka mendekat.
"Haii... Udah lama nunggu yah. Maaf ya tadi ada yang harus dikerjain dulu dikampus" ujar cewek itu.
"Santai aja Clar, belum lama kok" ujar Ata. Yapp. Cewek itu Clary, ia bersama temannya yang kalo nggak salah namanya Nadine. Gue sering banget ngeliat mereka berdua bareng dikantin kampus.
"Eh, kenalin ini Nadine, temen aku." ujar Clary sambil menyenggol bahu cewek itu.
"Clar. Jadi loe bener-bener pacaran sama nih cowok ganteng. "Bisik Nadine. Gue bisa denger dia ngomong gitu.
"Well, gue tau kalau gue ganteng. Bilang aja kali nggak usah bisik-bisik gitu." ujar gue ke Nadine. Mukanya langsung memerah seketika.
"Gue Ken, cowok paling keren seantero jagat." ucap Ken sambil membenarkan jambulnya. Gue bisa lihat Nadine yang ketawa cekikikan nggak jelas. Biasanya cewek-cewek pada jatuh kepesona Ken yang tidak bisa dihalaukan ini. Tapi cewek satu ini malah ketawa cekikikan.
"Nadine." balasnya. Lalu yang lain mulai bersalaman.
" loe fakultas apa Nad?" tanya Ken penasaran setelah ia duduk.
"Fakultas hukum, kalo kakak?" tanya Nadine balik.
"Fakultas teknik ." balasnya singkat.
"Clar, loe kok nggak pernah manggil gue kak. Nadine aja manggil Ken kak." ujar gue sambil menatap Clary.
"Jadi pengen kupanggil kak nih?? " balasnya dengan wajah meledek.
"Ya nggak gitu juga sih....."
"Jadi mau dipanggil apaan? Abang? Akang? Kakanda? Atau .." ujarnya
"Honey?" celetuk Tian hingga membuat Clary blushing dan terdiam ditempat.
"Apaan sih loe An!! Rese banget deh! " bentak gue ke Tian.
"Abisnya kalian berdua itu nggak ada romantis-romantisnya tau nggak ?" balasnya.
"Nggak papa, aku nggak suka cowok yang romantis kok. Cowok yang realistis lebih baik daripada yang romantis." balas Clary.
"Tumben bisa bijaksana biasanya main nyerocos aja" kata gue.
"Enak aja main nyerocos. Ngaca dong mas ngaca! Dirumah nggak punya kaca? Perlu aku beliin" jawabnya.
"Kalian itu yah, berantem mulu. Gue jadi binggung, kalian itu sebenarnya pacaran nggak sih?" tanya Juna penasaran. Nih anak kenapa ya? Pake nanya-nanya kayak gini segala lagi.
"Clar, loe laper nggak? Pesen cake dulu yok, kesana" ajak gue sambil mengedipkan mata kanan untuk memberinya sinyal. Dia ternyata menangkap sinyal gue dan langsung berdiri dan menarik tangan gue menuju tempat cake. Gue sengaja nggak pengen jawab pertanyaan Juna, beberapa minggu ini sikapnya jadi aneh. Dia sering banget nanyain tentang Clary, dan entah mengapa gue nggak suka. Ya ampun. Gue nggak mungkin cemburu kan?.
"Kenapa? Kok ngehindarin Juna gitu? Lagi berantem?" tanyanya.
"Nggak. Lagi males aja. Nggak penting juga pertanyaannya. Loe mau pesen apa? " Tanya gue balik.
"Hmmmmm ... Pie apple - nya satu ... sama cheese cake -nya satu teruus red velvet -nya juga satu." Balasnya. Gue menggeleng-gelengkan kepala. Nih anak laper apa doyan yak, banyak banget makannya.
"Loh? Tadi nanya aku mau apa. Ya aku mau itu. Kenapa? Nggak cukup uangnya? Yaudah pake uang aku aja." cerocosnya.
"Heheh! Ngapain loe! Ya gue lah yang bayar." kata gue sambil memasukkan lagi dompetnya kedalam tas selempangannya.
"Ya ampun kalo cuma begini doang aku bisa bayar sendiri kali. Udah biar aku aja yang bayar." balasnya.
"Tapi kan tadi gue juga mesen cake, masa loe yang ngebayarin sih" ujar gue mempertahankan pendapat.
"Udahlah.. Nggak usah gengsi gitu kali." ucapnya sambil senyum -senyum nggak jelas.
"Ih apaan sih, siapa juga yang gengsi coba. Pokoknya gue yang bayar. Nggak ada bantahan lagi." balas gue. Clary hanya mangut-mangut. Susah banget ya bikin nih anak nurut, harus dibilangin beberapa kali baru mau nurut. Setelah mengambil pesanan, kami kembali ketempat duduk.
"Sini-sini gue bantuin " ujar Juna sambil membantu Clary. Modus banget nih cowok. Jangan-jangan Juna suka lagi sama Clary. Untung gue nggak keduluan. Tunggu! Tadi gue bilang apa! Aduhh nih otak perlu di bersihin dulu kali yah.
Kami melanjutkan obrolan kami. Tanpa sadar gue merilik jam tangan dan jam menunjukkan pukul 03.15.
"Clar, gue mau ngajak loe ke suatu tempat. " ujar gue ke Clary.
"Kalo kita duluan nggak papa kan ?" tanya gue ke yang lainnya.
"Nggak papa kok, nanti Nadine biar gue aja yang nganter pulang" ujar Ken. Aku mengganguk dan mengajak Clary untuk keluar. Tapi ia terhenti karena genggaman sahabatnya itu.
"Clar loe gila mau ninggalin gue sendirian disini! Mati kutu gue bisa-bisa" ujar Nadine yang lagi-lagi masih bisa gue denger.
"Yaelah. Mereka orang baik-baik kok. Kalo mereka gangguin kamu kasih tau aja ke aku biar kucakar-cakar tuh mereka. " balas Clary meyakinkan.
Mau tak mau Nadine harus ditinggal bersama teman-teman gue yang nggak jelas itu.
"Kita mau kemana? " tanya Clary setelah memasuki mobil.
"Udah pokoknya ikut aja" gue mau ngajak Clary ketempat yang sepi. Yah, nggak sepi-sepi amat sih. Tadi setelah gue mikir-mikir buat bantuin Clary lupain mantannya gue rasa gue tau harus apa.
"Dann, kita mau kemana sih? Dari tadi kok nggak nyampe-nyampe. " tanyanya.
"Ntar lagi kita nyampe kok, santai aja." balas gue. Setelah lima menit akhirnya kita nyampe. Gue melepaskan safety belt dan menoleh ke Clary.
"Dann! Kita ngapain ketempat sepi kayak gini? Mana dipinggir jalan lagi. Kamu ngapain deket-deket, jauh-jauh sanaaa. Daaaann!!!! Kamuuuu!!! Toloooonggg.... Tolongg." ujar Clary.
*******************************
Hayoo Clarynya kenapa teriak-teriak hayoo?? Mau tau kelanjutannya. Baca terus yaa cerita Our fate nya. Jangan bosen-bosen buat nunggu. Comment dan vote selalu ditunggu loh. Maap kalau banyak typo, karena kesempurnaan hanya milik tuhan .. Tsaah . Love and hug from ms.choco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate
RandomAnyoeng! it's my first story, masih belajar menulis, so I hope u like it <3 #Clarysha Dinda Maharani CINTA ?? Apa aku masih bisa percaya kepada cinta setelah ia menghianatiku? Apa aku masih bisa bangkit setelah cinta menjatuhkanku? Jika iya, maka bu...