Cieeee

72 4 2
                                    

Daniel pov

Udah satu jam gue nungguin Clary. Kemana nih anak? Mana hapenya nggak aktif lagi. Hfft.

"Mana Clary-nya? Belum bisa ditelfon juga ?" tanya mba Dina.

"Nggak tau nih mba, hapenya nggak aktif. Perasaan tadi nggak ada macet deh. " balas gue.

"Yaudah Dan. Mba masih ada urusan, lain kali aja ketemuannya. " ujar mba Dina sambil mengambil tasnya.

"Maaf yah mba. " kata gue merasa bersalah.

"Iya nggak papa. Mba duluan yaa." kata mba Dina sambil mengusap kepala gue.

"Iyaa. Hati - hati dijalan mba"

CLARY!!! Loe kemana??! Emang nih anak satu, awas aja kalau ketemu, gue jitak noh kepalanya. Segera gue keluar dari cafe ini dan menuju kampus. Sesampainya, gue mencari - cari dia. Kemana nih anak? Apa mungkin dia di kantin yah? Gue menuju kantin dan mendapati Clary yang sedang mengobrol dengan sahabatnya yang tidak lain adalah Nadine. Gue menghampiri mereka berdua.

"Ikut gue, kita perlu bicara " ujar gue sambil menarik tangan Clary.

"Mau bicara apa?" tanyanya santai sambil mengikuti gue.

"Kemana aja loe? Gue udah nunggu satu jam Clar. Mau ditaro dimana nih muka didepan kakak gue. " ujar gue lantang.

"Maksud kamu apa ya? Muka kamu kenapa ?" tanyanya. Nih anak emang lupa atau terlalu polos sih.

"Janji kita! Ketemuan sama kakak gue? Loe nggak inget? " tanya gue.

"Oh iyaaa. Astaga, aku lupa Daaan. Terus kakak kamu sekarang dimana?"

"Udah balik lah gara -gara kelamaan nungguin loe. Loe kemana aja sih?" tanya gue lagi.

"Tadi ada sesuatu yang mendadak, terus hapeku kumatiin. Maaf ya Dan." ujarnya memelas.

"Kamu jadi orang pelupa banget sih. Setidaknya kalau nggak bisa, telfon dong atau sms. Gue itu udah nunggu satu jam dan kakak gue kerjaannya itu banyak. Nggak cuma nungguin loe doang. Segitu susahnya buat ngabarin gue." bentak gue.

"Hape aku mati Dan. Oke, aku minta maaf. Aku akuin itu salah aku. "

"Ya itu semua salah loe!"

"Daan, aku udah minta maaf. Jangan marah lagi dong. " ujarnya memelas dan menarik -narik tangan gue.

"Segampang itu yah loe minta maaf" balas gue lalu melangkah menjauh darinya.

"Ya, terus aku harus apa? Aku nggak tau harus bilang apa lagi. Oke, gini aja. Sebagai tanda maaf aku, aku bakalan turutin semua yang kamu minta untuk minggu ini. Semua yang kamu minta!! Gimana? " balasnya sambil berteriak. Langkah gue terhenti mendengar omongannya barusan.

"Loe serius? Yakin mau nurutin semua yang gue minta?" ucap gue.

"Ya. Asalkan masih didalam zona aman." balasnya.

"Maksudnya zona aman?"

"Yah kamu tau lah. Pokoknya tidak melanggar norma - norma." ujarnya.

"Oke. Gue pegang janji loe." balas gue lalu pergi meninggalkannya.

*****************************

Clarysha pov

"Selamat pagi semuanya, salam sejahtera untuk kita semua. Oke pertama - tama akan saya absen dulu ya. Anita ada, Dita ada , Dito ada ?, Clary ada ? ......" ujar bapak Abdul, dosen kami. Aku segera menggangkat tangan setelah pak Abdul menyebut namaku. Yah, hari - hari berjalan seperti biasanya. Tugas.. Tugas.. Dan tugas selalu setia menungguku. Yah, beginilah hidup seorang mahasiswa. Harap dimaklumi.

Setelah selesai mengabsen, pak Abdul mulai membahas tentang penyakit yang menyerang otak. Namanya aneh - aneh dan banyak yang baru aku dengar.

Tiba-tiba seseorang membuka pintu ruangan. Dia menghampiri pak Abdul dan sedikit berbisik. Lalu ia berdiri di depan kelas dan matanya seperti mencari seseorang. Mata itu berhenti mencari setelah melihatku, ia menatapku dalam.

"Permisi teman-teman, hmm saya mau pinjam Clary-nya sebentar boleh? " tanya orang tadi yang tidak lain adalah Daniel.

"Ambil aja, bawa pulang sekalian." celetuk Ivan, teman sekelasku.

"Ayo Clar! Atau mau gue gendong? " ujarnya sambil senyum-senyum.

"Cieeeeeee" sorak anak satu kelas.

Aku membereskan tasku dan menarik tangannya untuk keluar kelas.

"Dan! Malu-maluin tau nggak!? Apa - apan sih ngomong gitu didepan kelas. Mana ada pak Abdul lagi, aku malu tau nggak." ujarku.

"Gitu aja malu. Ayo ikut gue." katanya.

"Mau kemana? Aku masih ada kelas, nggak bisa kemana - mana." balasku.

"Udah nggak papa. Ayoo, gue udah bilang sama pak Abdul kok. Ayoo buruan. " ujarnya sambil menarik tanganku. Dasar pemaksaan.

Ditengah jalan menuju parkiran, ia berhenti. Spontan aku juga ikut berhenti. Seorang perempuan mendekati Daniel dan menggandeng tangannya.

"Daniel, mau lunch bareng aku nggak?" ujar perempuan itu kecentilan. Hih! Geli aku liatnya.

"Sorry Ver, gue nggak bisa. Gue mau pergi sama cewek gue. Lain kali aja." balas Daniel sambil menaruh tangannya dipundakku. Dasar, mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Gue duluan ya Ver. " lanjut Daniel. Perempuan tadi menatapku dan tersenyum kecut. Well, aku nggak mengharapkan jawaban yang seperti itu dari Daniel. Malah, aku kira dia bakalan setuju buat lunch sama perempuan itu.

"Ayo Clar." ujar Daniel.

"Hmm.. Tangan..tangan. Cari kesempatan dalam kesempitan aja bisanya. " ujarku.

"Oh iyaa, lupa." balasnya cengengesan.

"Kita mau kemana ? " tanyaku setelah memasuki mobil Daniel.

"Ada deh. Udah diem aja, gue nggak bakalan ngapa-ngapain loe kok. Lagian loe kan udah janji buat nurutin permintaan gue. " balasnya.

"Oke. Aku diem." balasku.

Setelah beberapa lama duduk dimobil sehingga pantatku terasa panas, akhirnya mobil ini berhenti bergerak juga.

"Udah nyampe, ayo turun" ujar Daniel.

"Pantai? Jadi kamu ngajak aku kepantai. " balasku. Dia hanya mengganguk dan memberikan sebuah topi.

"Pemandangannya bagus ya?" tanyanya setelah kita mendekati wilayah pantai.

"Yah, lumayan."

"Ini namanya pantai Parangtritis. Dulu gue sama keluarga sering main kesini kalau lagi liburan. " ujar Daniel.

"Dulu? Emang sekarang enggak lagi?" tanyaku. Dia hanya tersenyum dan berjalan menyusuri tepi pantai.

"Ih! Kok ditinggalin sih, nanti kalau aku diculik gimana? " ujarku sambil mengejar Daniel yang sudah jauh didepanku.

"Siapa yang mau nyulik cewek cerewet dan nyebelin kayak loe. Gue sih kasihan sama penculiknya ya. " ujarnya sambil memeletkan lidah. Dasar! Liat aja kamu. Aku mengambil air laut ditanganku dan menyipratkan kemukanya.

"Heh! Ngajakin berantem ya." balasnya lalu menyipratkan air ke aku. Dan akhirnya kita main ciprat-cipratan air.

"Eh Clar! Ada ular noh dekat kaki loe"ujarnya sambil menunjuk kekakiku. Dengan spontan aku teriak dan mengangkat kaki seperti berjalan ditempat tapi dengan cepat. Aku kehilangan keseimbangan dan... BYUR!! Aku jatuh. Dan hebatnya lagi Daniel hanya tertawa terbahak - bahak.

"Clar, gue cuma bercanda kali. Hahahha.." ujarnya.

"Daaaniielll!!!!! Aku nggak bawa baju ganti tau nggaaaak!!" balasku.

***************************

Hello readers !! Long time no see. Aku buat cerita kedua nih, judulnya Secret Agent Couple. Banyak unsur-unsur koreanya. Kalau bisa mampir yah, liat -liat juga nggak papa kok. Hehe. Vote and comment selalu ditunggu loh. Love and hug from ms.choco <3

Our FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang