Drifting

73 4 5
                                    

Daniel POV

"Dann! Kita ngapain ketempat sepi kayak gini? Mana dipinggir jalan lagi. Kamu ngapain deket-deket, jauh-jauh sanaaa. Daaaann!!!! Kamuuuu!!! Toloooonggg.... Tolongg." ujar Clary panik. Gue menutup mulutnya dengan telapak tangan dan membuka safety beltnya. Lalu melepaskan bekapan tangan gue dari mulutnya.

"Apaan sih loe! Lebay banget dah, orang mau bantuin ngelepas safety belt aja malah dituduh yang nggak nggak. Safety belt nya ini agak susah dibukanya makanya gue mau bantuin." cerocos gue.

"Ya ampun Daaan! Ngomong dong jangan diem aja. Habis tadi aku kira.."

"Kira apa? Makanya tuh otak jangan negatif thinking mulu! Malu kan loe!" balas gue cekikikan.

"Pindah loe kekursi kemudi "lanjut gue yang membuatnya semakin binggung.

"Gue mau ngajarin loe nyetir mobil. Udah ayo pindah." lanjut gue lagi. Well, tiga hari yang lalu, waktu gue nganterin dia pulang, dia suka banget memperhatikan gue nyetir. Dan pas gue tanya, ternyata dia nggak bisa nyetir. Jadi gue berinisiatif buat ngajarin dia, mungkin ini juga sebagai cara buat ngelupain si itutu.. Si mantan. Setelah gue pikir-pikir kenangan indah bisa menutupi luka-luka itu. Dan belajar menyetir bisa jadi kenangan indah kan buat dia. Iyakali yah?

"Nggak deh, aku nggak bisa." balasnya cemberut.

"Loh kok gitu? Dicoba dulu kali Clar. Gue ajarin deh, serius. " balas gue. Gue melihat tangannya yang sedikit gemetar. Dia kenapa ya? Apa dia punya trauma atau apapun itu?.

Setelah beberapa lama akhirnya ia mau juga bertukar tempat. Sekarang gue bisa melihat keringatnya yang udah menetes aja, padahal nge-gas aja belum. Gue memberikannya instruksi- instruksi dan menurut gue dia melakukannya dengan baik. Bahkan menurut gue ini bukan pertama kalinya dia menyetir. Dia bahkan seperti seseorang yang sudah handal,  atau mungkin karena jalanan sedang sepi..

"Gas sampe 100 deh Clar. Loe harus ngerasain sekali kali sensasi ngebut." kata gue dan ia hanya mengganguk. Dia mengikuti perkataanku. Mobil ini melaju dengan sangat kencang tetapi tiba-tiba ada mobil yang berhenti ditengah jalan, mungkin mogok.

"Clar.... Claaar... Claaaaarrr!!! Awass!" teriak gue. Sumpah gue belum mau mati muda woii.. Salah gue nih nyuruh Clary buat laju-laju.

Dan refleks dia berbelok 180°. Lalu ia mengerem secara mendadak. Setelah mobil berhenti, tiba-tiba dia tertawa dan entah mengapa gue juga ikut tertawa. Apa ini yang namanya menantang maut? Begini rasanya?? Sampai-sampai membuat gue dan Clary jadi gila gini.

"Loe gila Clar... Sumpah .. Loe gila..." ujar gue. Dia tetap tertawa.

"Ini gara-gara loe tau nggak." balasnya. Tetapi bukannya kemarahan yang gue terima melainkan senyum manisnya. Apa kepala dia kehantuk apaan gitu kali ya?? Kenapa dia jadi aneh begini. Kita bertukar tempat duduk lagi. Gue takut nanti kenapa-napa.

"Waah.. Kejadian tadi bakalan jadi pengalaman yang nggak bakal aku lupain kayaknya. Untung aja tadi nggak nabrak." ujarnya.

"Well, yah lumayan lah. Tapi tadi loe hampir buat gue mati tau nggak." balas gue.

"Kan tadi kamu yang nyuruh buat laju-laju... " jawabnya.

"Iyasihh... Udahlah yang penting kita nggak papa. Oh ya Clar.. Loe laper nggak? Kok gue laper ya." ucap gue.

"Yaudah cari tempat makan aja, aku juga laper kok" balasnya senang. Memang nih anak, kalo masalah makan aja lajuu banget.

Akhirnya kita memutuskan untuk ke restoran berbau eropa. Suasana disini lumayan romantis. Hmmm... Romantis?? Lupakan. Gue memanggil waitress dan memesan makanan, begitu pula Clary.

"Dan, kamu tau nggak? Tadi itu bukan pertama kalinya aku nyetir loh." ujarnya tiba-tiba.

"Oh yaa? Pantesan aja loe kayak udah handal. Tapi kok gue nggak pernah liat loe bawa mobil?" balas gue.

"Aku pernah kecelakaan pas umur 18 tahun. Jadi nyokap nggak ngebolehin buat bawa mobil lagi." jawabnya dan gue hanya ber-oh ria.

"Dan, kayaknya aku udah sering cerita deh sama kamu, tapi kamu nggak pernah cerita apapun ke aku."

"Cieee, pengen tau aku banget yah? " goda gue. Gue suka banget ngegodain dia, soalnya kalo digoda langsung cemberut + blushing gituu.. Tunggu? Gue bilang apa! Stop Dan.. Stop!

"Ih gituu deh. Yaudah kalo nggak mau cerita! " jawabnya cemberut.

"Ngambek nih ceritanya... Iya deh gue cerita. Loe mau tau tentang apa?"

"Hmmm tentang apayah? Pokoknya tentang kamu."

"Kenapa nggak ngomongin tentang kita aja?" goda gue lagi.

"Iiihhh.. Seriusan.."

"Ok..ok.. Hmmm.. Jadi gue itu cowok yang ganteng, pinter, dan kece abizz. Gue semester 4, fakultas manajemen." jawab gue.

"Kalo itu aku juga udah tau kalii Dan. Yang lain ...."

"Ok.ok. gue punya kakak cewek yang lagi kuliah di Jakarta dan adik laki laki yang masih smp. Gue punya pacar yang cantik tapi sayang nyebelin banget, kepo lagi. " ujar gue. Dia blushing lagi.. Hehe....

"Apaan sih! gombal kamu gembel tau nggak."

"Siapa yang ngengombal.. Aku nggak ngegombal tau." balas gue. Tiba-tiba waitress datang membawa makanan yang telah kita pesan. Lasagna, fettuccini carbonara dan dua green tea ice blended siap untuk memenuhi perut gue yang udah bunyi daritadi. Entah kenapa semenjak kenal Clary, gue jadi suka banget minum green tea ice blended. Gawat. Nih anak udah mempengaruhi gue.

"Selamat makaan !! Chalmoke simhida! " ujarnya lantang.

"Apaan tadii? Choloke siida?? " balas gue bingung.

"Chal-mo-ke sim-hi-da .. Itu artinya terima kasih untuk makanannya."

"Oalah. Bahasa apaan tuh?"

"Bahasa korea.. " balasnya lalu menyendokkan lasagna kemulutnya.

"Loe pasti k-pop k-pop gitu yah.. Ya ampun, apaan sih bagusnya korea. Sesuka itu loe sama korea?"

"Iyalah. Kalo nggak suka banget ngapain aku masuk ke univ ini"

"Heh?? Maksudnya apaan? Gue nggak ngerti ? "

"Nanti aku ceritain deh, sekarang makan dulu ntar tersedak loh kalo makan sambil ngomong." ujarnya. Perasaan yang sekarang makan sambil ngomong itu dia deh. Clary...Clary....

******************************

Juna POV

Dia menarik.... Dan gue tertarik..... Apa gue bener-bener suka sama dia? Tapi nggak mungkin! Dia punya sahabat gue, gue nggak punya hak buat suka sama dia. Tapi gue kenal dia lebih dulu .. Hidup ini memang aneh... Terlalu aneh.

Dia mengingatkan gue pada Novi. Gimana kabar kamu sekarang? Apa kamu disana baik-baik aja? Apa kamu sudah mendapatkan kebahagiaan yang kamu cari? Apa kamu sudah menemukannya? Apa kamu masih mengingatku? Pertanyaan-pertanyaan itu bagaikan jarum, yang tepat menusuk didada. Membuat gue sesak mengingatnya. Kata orang masa lalu biarlah masa lalu. Yesterday is history and tommorow is mystery. Tapi, apakah bisa masa lalu itu diperjuangkan bila pantas diperjuangkan? Apa hanya masa depan saja yang bisa diperjuangkan?

*******************************

Hai readerss.... Ada tokoh baru nih. Novi? Siapa yah dia? Apa hubungannya sama Juna? Kemana dia? Penasaran nggak. Ikutin terus ceritanya yaw. Vote and comment ditunggu loh. Maaf kalau typo berhamburan. Love and hug from ms.choco.

Our FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang