Clarysha pov
"Dan, baju aku basah banget nih gara - gara kamu!" ujarku pada Daniel.
"Yaelah, baju gue juga basah kali. Nih minum dulu." ujarnya sambil memberikan satu gelas es kelapa. Panas-panas gini minum es kelapa, MANTAP!
"Clar liat kesini deh. " pintanya. Aku menoleh dan Click...click..click
"Hahahahaha!!.. Ya ampun Clar, loe jelek banget. Hahahaha.. " ejeknya sambil memperlihatkan foto yang barusan dia ambil.
"Ishh, sini hapenya. Hapus nggak! Pokoknya hapus! Siniii!!" ujarku sambil berebutan hape.
"Iyaa.. Iyaaa... Gue hapus, liat nih liat." balasnya sambil menekan tombol berbentuk tempat sampah.
"Clar, selfie yok! Viewnya bagus banget loh, sayang kalau dilewatin gitu aja. " ajak Daniel.
"Nggak, lagi mager." balasku singkat.
"Ih ayook. Ini tuh momen - momen langka. Jarang-jarang kan loe pergi kepantai bareng cowok ganteng kayak gue." ujarnya.
"Hueek!! Narsis abis!! " balasku.
"Ayok Clar! " ujarnya sambil menarik tanganku. Terpaksa aku mengikuti kemauannya, yah sebenernya nggak terpaksa juga sih.
"Oke liat kamera, 1...2...3..."
Click...
"Sekali lagi,sekali lagi. 1...2..3" lanjutnya.
"Waah.. aku lumayan cantik juga difoto ini." ujarku tersenyum.
"Narsis kok bilang narsis. " ejeknya padaku.
"Ih biarin aja, suka-suka aku dong." balasku sambil memeletkan lidah.
"Udahan yok, kamu nggak kedinginan apa basah -basahan gitu." ujar Daniel. Tunggu! Kok dia pake aku kamu. Ehmm...ciee...
"Ya yang buat aku basah kan kamu! Pake nanya lagi!!! " balasku.
"Nyatai dong mba. Nggak usah nyolot gitu." kata Daniel.
"Udah ah, aku kedinginan nih. Balik ke mobil yok." ajaknya. Akhirnya setelah bermain dipantai sepuasnya kami kembali kemobil.
"Habis ini mau kemana lagi? Pulang? " tanyaku saat kami berada dimobil.
"Ada deh, rahasia pokoknya." balasnya
"Ih Dan, aku basah gini. Cari baju dulu kali." balasku.
"Udah diem aja, ikutin aja kata gue. Loe kan udah janji mau ngikutin semua permintaan gue." balasnya. Yah, loe guenya balik lagi.
"Oke deh pir." ujarku.
"Loe tadi barusan bilang apa ? Pir? Loe pikir gue supir loe apa ? Mau gue turunini dijalan? " jawabnya cemberut.
"Bercanda doang kali, nggak usah emosi gitu dong Dan. Hehe ..." ujarku sambil membentuk peace dengan jari telunjuk dan tengahku.
Hening. Yah, itu adalah satu kata yang menggambarkan suasana didalam mobil ini. Tidak ada suara radio, musik atau apapun itu. Mulut kami terbungkam, hanya pikiran kami yang berjalan. Entah apa yang dia pikirkan, pastinya bukan aku.
Setelah beberapa lama, akhirnya mobil berhenti didepan sebuah rumah mewah dengan ukiran - ukiran khas jawa. Daniel Azaka Dewantara, nggak ada bau-bau keraton tuh dinamanya. Yah, semoga aja dia nggak ada darah keraton. Ya masa aku harus sungkeman dulu sama orang tuanya dan jangan bilang kalau ibunya itu keratonis atau apa gitu, itu tuh.. ibu - ibu yang biasanya pake konde jumbo dan kebaya jawa kemana-mana. Keluar rumah pake kebaya, didalam rumah pake kebaya, bayangin aja deh kalo dia tidur pake kebaya dan konde jumbo gitu. Aku senyum - senyum sendiri ngebayanginnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate
RandomAnyoeng! it's my first story, masih belajar menulis, so I hope u like it <3 #Clarysha Dinda Maharani CINTA ?? Apa aku masih bisa percaya kepada cinta setelah ia menghianatiku? Apa aku masih bisa bangkit setelah cinta menjatuhkanku? Jika iya, maka bu...