Clary POV
"Bagusan yang biru kali Nad. Kalo yang hijau kayaknya nggak cocok aja sama celananya." ujarku pada Nadine yang sedang membolak-balikkan majalahnya. Nadine itu fashionable banget. Dari atas sampai bawah pokoknya harus sesuai. Well, dia memang handal dalam masalah pakaian. Kalo bukan karena bokapnya, mungkin dia bakalan masuk fakultas desain.
"Iyaa.. Bener-bener.. Tapi gue mau dua-duanya Clar. Bagus-bagus bajunya."
"Yaudah.. Beli dua-duanya aja."
"Iyadeh nanti gue beli dua-duanya."
Tiba-tiba hpku bergetar, aku menoleh dan melihat nama Daniel tertera dilayar.
"Haloo, ada apa ?? " ujarku singkat.
"Clar, ada yang mau gue tanyain.."
"Apaan?"
"Nggak enak aja kalau ngomongnya ditelfon, kamu bisa kesini nggak?" tanyanya.
"Kemana?? Mau nanyain apaan sih? Penting banget ya.."
"Yah.. Nggak penting-penting banget sih. Gue di lapangan basket, loe bisa kesini?"
"Bisa kok, ntar aku kesana. Eh aku lagi dikantin nih, mau nitip minum atau apaan gitu?."
"Jus alpukat deh. Makasih ya"
"Yaa" balasku sambil beranjak dari kursi untuk memesan jus alpukat.
"Nad temenin aku ke lapangan basket yok! " ujarku.
"Ih mager tauu"
"Nad ayokk, temenin akuuuu...." kataku sambil menarik - narik tangannya.
"Oke..oke fine gue temenin. " balasnya.
Aku dan Nadine segera menuju lapangan basket, karena jaraknya yang lumayan jauh dari kantin, jadi agak lama sampainya.
"Clar.." ujar Nadine tiba-tiba.
"Apa?"
"Aku mau nanya sesuatu, tapi...iseng doang sih..."
"Emangnya mau nanya apa?"balasku.
"Hmmm.. Menurut loe cinta itu apa ?" tanya Nadine. Kenapa nih anak ? Tiba-tiba nanyain soal cinta.
"Cinta?? Hmmm ... Apa ya? Aku nggak ngerti, kamu tau kan aku nggak percaya sama cinta...dan menurut aku, mungkin cinta itu seperti rasa sakit yang sedang menyamar"
"Ih kok gitu amat sih kata-katanya.. Kamu kebanyakan nonton sinetron yang nggak happy ending sih, jadinya negatif thinking terus."
"Yaelah, aku kan nggak tau, makanya jangan nanyain soal cinta ke aku, karena aku hanyalah KCDP."
"Apaan tuh KCDP??"
"KCDP itu.... Korban cinta ditinggal pergi."
"Sedih amat hidup loe, kan udah ada Daniel sekarang. Oh iya gue lupa, loe berdua cuma sandiwara belaka ya.. Hehe.. "
"Rese banget " ujarku. Tak terasa lapangan basket sudah didepan mata, aku bisa melihat Daniel dkk dari sini. Dia mau ngomongin apa ya kira-kira? Kayaknya serius banget. Aku bisa melihat dia sedang mendribble bola basket. Hmm dia lumayan ganteng dari sini.. Kulitnya yang putih, tingginya yang mungkin 180an, body-nya yang proporsional dan yang bikin nggak nahan itu loh .. Senyumnyaa... Tunggu! Dia mendekat ... mendekat..
"Udah puas mandangin gue?? Atau mau nambah lagi??" godanya hingga membuat pipiku panas, semoga pipi ini tidak memerah...
"Ngg... Nggak kok. Siapa yang mandangin kamu coba." balasku.
"Clar, kayaknya ada buku gue yang ketinggalan dikelas deh. Gue ambil dulu ya" ujar Nadine. Kayaknya ada yang salah sama Nadine, mukanya tiba-tiba jadi cemberut gitu. Aku mengikuti arah tatapan matanya. Ken??? OMG no way... Nggak mungkin dia suka sama cowok playboy macam Ken! Jangan Nad... Jangan... Belum apa -apa aja udah dibuat sakit hati gitu gara-gara Ken lagi ngegodain cewek. Dasar cowok, semuanya sama aja.
"Yaudah kalau nggak mau ngaku, nggak papa kok. Clar ikut gue yok.." lanjut Daniel sambil menarik tanganku. Daniel mengajakku untuk duduk dirumput-rumput kecil yang tidak jauh dari lapangan basket.
"Mau ngomongin apa?" tanyaku to the point sambil memberikan jus yang tadi ia pesan.
"Hmm... Gini Clar, kemaren gue nggak sengaja keceplosan tentang loe ke kakak gue, dan dia minta ketemuan gitu.. Kira -kira loe bisa nggak?"
"Heh? Ketemuan? Danieelll!!! Kan aku udah bilang buat nggak bawa-bawa keluarga! " bentakku.
"Ya maaf Clar. Gue kan keceplosan, nih mulut kadang emang nggak singkron sama otak." balasnya, memang ember bocor banget nih orang.
"Mau ya? Please.... " mohonnya dengan wajah memelas tapi tetap ganteng. Loh?
"Iya..iya oke, kapan mau ketemuannya?."
"Nanti gue kasih tau deh. Makasih ya Clar... Oh ya makasih juga buat minumannya."
"Iyaiya.. Awas aja kamu sampe keceplosan lagi! " ancamku.
Setelah mengobrol dengan Daniel dan teman - temannya, akhirnya aku memutuskan untuk menuju perpustakaan. Tugas yang menumpuk menjadi salah satu alasan untuk pergi ke perpustakaan. Sebelum memasuki perpustakaan aku mampir dulu ke mading kampus, siapa tau hal yang lagi aku tunggu-tunggu nongol. Aku membaca beberapa brosur yang tertempel dimading kampus.
"Pendaftaran student exchange segera dibuka, bagi yang berminat harap hubungi Dimas. Cp:08216837xxxx " Tunggu! Aku nggak salah baca kan barusan? Pendaftarannya udah dibuka? Oh finally..... Aku segera mengeluarkan kertas dan pulpen dari tas lalu mencatat contact person yang tertera. Hal yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga, semoga mimpiku benar- benar bisa tercapai.
Setelah mencatat aku memasukkan kembali barang yang tadi kukeluarkan. Entah mengapa ada catatan kecil menarik yang mungkin ditulis oleh penyusun mading.
" Cinta adalah saat kamu senang melihatnya bahagia, dan hatimu sakit saat melihatnya sedih dan dengan siapa kamu ingin menyandarkan diri saat kamu berjuang mengatasi kesulitan hidup -DAD"
"DAD? Siapa yang nulis ya kira-kira? Jadi keinget sama yang Nadine tanyaain tadi. Pasti dia paham banget tuh soal cinta. Bahasanya puitis banget, mungkin anak sastra kali yah? Udah ah, ngapain coba mikirin orang lain. Tugas Clar ... Tugas ... Udah nungguin noh dari tadi .." ujarku pada diri sendiri. Aku pergi meninggalkan mading dan menuju perpustakaan.
*****************************
Hai readerss!!!!
Maaf ya updatenya telat, lagi sibuk dengan dunia nyata nih. Vote dan comment selalu ditunggu loh.. Jangan bosen-bosen buat nungguin ceritanya yah.. Love and hug from ms.choco
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate
RandomAnyoeng! it's my first story, masih belajar menulis, so I hope u like it <3 #Clarysha Dinda Maharani CINTA ?? Apa aku masih bisa percaya kepada cinta setelah ia menghianatiku? Apa aku masih bisa bangkit setelah cinta menjatuhkanku? Jika iya, maka bu...