Markas CRUEL DANGER
Para anggota CRUEL DANGER beserta intinya kumpul di markas untuk merencanakan baksos. CRUEL DANGER memang sering memberikan bantuan kepada orang yang kurang mampu, setiap awal bulan dan di hari weekend.
"DIAM DULU, BOS MAU NGOMONG!!! JANGAN CANGCIMEN" teriak Cio sambil naik di atas meja
"Lo kagak sopan woy, naik naik dimeja manalagi di bawahnya ada orang. Turun kagak Lo onta" ucap Brian sambil menarik tangan Cio sampai Cio jatuh dan membuat yang lain tertawa
"AAA....BANGSAT LO YAN, SAKIT ANJIR PANTAT GUE" jerit Cio dengan mengusap pantatnya
"Pantat gue tepos ini ma"
"Brisik!! Duduk!!!" Titah Arthun dengan menatap tajam Cio dan Brian.
"Gue kumpulin kalian di markas, besok jadwal kita baksos, punya usul nggak besok kita harus baksos kemana atau mau ke panti asuhan lagi" lanjut Arthun dengan nada yang tegas
"Gimana kalo kita ke tempat jalanan gutu aja, kan kemarin kita ke panti asuhan tuh 3 bulan belakangan ini" usul salah satu anggota CRUEL DANGER yang bernama Geri
"Boleh juga tuh trun, sekali sekali kita ke pinggir jalan" ujar Brian dengan suara keras tepat di telinga Cio
"Lo kalo mau ngomong jangan pas di telinga gue juga goblok" sambil menjitak kepala Brian dan pindah ke samping Arthun yang kosong
"Brisik Lo pada, yang lain lagi ngasih solusi Lo berdua malah bacot diri" geram Rafa
"Lanjut" titah Arthun dengan tangan yang disilangkan di dada
"Iye bang gue setuju juga sama usul Geri, gue tau tempat yang banyak banget pemulung sama anak anak jalanan di pinggir jalan itu bang" sahut Aldi
"Gimana yang lain setuju kagak sama usulnya Aldi ama Geri??" Tanya Rafa sambil memegang buku dan bolpen. Rafa memang bagian untuk mendata apa yang perlu di bawa sama tempat yang akan di kunjungi dan bawaan yang akan di kasih ke orang kurang mampu akan di belikan dengan kas geng CRUEL DANGER.
"Setuju" ucap anggota CRUEL DANGER dengan serentak
"Oke besok jam 8 kita udah stay di markas, dan barang barang di bawa mobil gue aja" ucap Arthun dengan nada tegas
Tring..
Suara ponsel Arthun mengalihkan semuanya, yang menandakan ada yang menelpon
"Halo sayang, Lula kok jam segini belum tidur hmm" tanya Arthun kepada Alula yang di seberang sana
"Lula nggak bisa tidur ion, ion kesini aja tidur sama Lula" rengek Alula
"Iya ion kesana sekarang ya sayang"
"Ion nanti kesini bawain Lula sate ya, sate ayam aja" minta Alula
"Iya yaudah ion tutup dulu telponnya"
"Lula aja yang tutup telponnya masak yang cowok yang nutup telpon, harusnya yang cewek dong" gerutu Alula
"Iya sayang iya" ucap Arthun pasrah
Tut.. tutt.
"Sape thun yang telpon??, kok Lo buru buru banget" tanya Brian dari arah dapur
"Adek Lo telpon, suruh Arthun kerumah Lo" sahut Cio dengan tiduran di karpet. Tempat berkumpul markas itu di lantai dua tepat didepan televisi dan di gelar karpet untuk bersantai
"Gue tanya Arthun, bukan tanya Lo nyett" celutak Brian
"Emangnya mama sama papa gue belum balik ya dari rumah nenek gue" tanya Brian lagi ke Arthun
KAMU SEDANG MEMBACA
Arthun
Teen Fiction"TOLONGIN LULA hiks...hiks ABANG, MAMAH, PAPAH" ucap anak itu sambil berlari kencang tanpa melihat arah dan akhirnya.. Brak Dia menabrak anak laki laki yang sedang menatapnya tajam dan dingin dengan raut wajah yang datar "Tolongin Lula hiks...hiks L...
