Arthun 12

3.6K 288 31
                                    

Setelah kegaduhan di toilet tadi mereka Arthun dkk dan Alula dkk pergi kekantin. Setibanya di kantin mereka menuju meja inti CRUEL DANGER tempatnya di bagian pojok.

"Yan pesen makanan sono." suruh Rafa tepat saat mereka duduk.

"Lula mau mie ayam." ucap Alula.

Arthun menarik lengan Alula menyuruh Alula duduk di pangkuannya.

"Nggak baik sayang, mie ayam itu nggak baik buat kesehatan kamu."

"Dikit aja ion, gini aja nanti mienya 1 buat berdua. Jadi kan Lula nggak makan banyak banyak tuh mie nya." Alula masih terus membujuk Arthun agar dia bisa memakan mie ayam.

"Nasi goreng aja ya." Balas Arthun sambil mengelus punggung Alula dengan lembut sedangkan Alula duduk dengan bersandar di dada bidang Arthun.

"Lula nangis nih." ancam Alula kepada Arthun.

"Nangis tinggal nangis aja ribet lu Lul Lul." sahut Brian yang jengah dengan kelakuan sepasang kekasih itu.

"Hiks hiks...Abang kok gitu sih bukanya bantu Lula hiks..hiks Lula bilang ke mama sama papa nanti." ucap Alula dengan sesenggukan. Katakan Alula cengeng, tapi memang dia cengeng.

"Usttt.. oke oke Lula boleh makan mie tapi berdua sama ion oke." Arthun pasrah menuruti keinginan gadis nakal yang ada di pangkuannya ini.

"Samain aja lah biar nggak ribet gue pesen nya." Sahut Brian saat melihat Cio mau ngomong.

"Brian anj... Aduh sakit Thun gila lu ya" umbatan Cio terpotong saat Arthun tiba tiba melempar sendok sampai mengenai kepalanya.

Semua yang ada di meja terkekeh melihat Cio yang mengelus rambut sambil mengerucutkan bibirnya.

"Utu..utu.. anaknya bapak Udin jangan cemberut gitu dongs." Goda Rafa sambil memukul pipi Cio dengan pelan.

Cio menatap Rafa dengan sinis. "Bapak Udin gundulmu, bapak gue namanya bapak Ilham Daylon cuk."

"Ehh Thur lo mau ngapain, ngarahin tu garpu ke muka gue." ucapan Cio dengan panik. .

"BRISIK TAU NGGAK SIH, LULA DAH LAPER TAU" teriak Alula dengan keras sambil menaruh handphone Arthun dengan kasar ke arah meja.

"Hei, jangan teriak teriak lula tenggorokan kamu bisa sakit sayang." Ucap Arthun dengan lembut.

"Buruan pesan."

"Iye ndoro, buruan yo lo ikut gue." Balas Brian sambil menarik kerah baju Cio.

"Brian woy di kata gue kambing kali ya." Pekikan Cio sambil memukul tangan Brian.

"Ya, an kenapa pada diem aja." Tanya Rafa pada Lia dan Anna.

"Nggak papa kok kak, bingung aja mau nyahut apa." Balas Anna dengan senyum tipis.

"Lul, Lo bawa temen tapi kagak di ajak omong gimana sih."

"Rafa gabut ya tanya tanya nggak jelas, gimana Lula mau ngomong kalo dari tadi ribut mulu sama bang iyan, sama bangraf, sama banci." Balas Alula dengan kalem sambil menelusupkan kepalanya ke dada bidang Arthun.

Arthun mengelus rambut dan punggung Alula dengan lembut. Memang sedari tadi Alula berada di pangkuan Arthun.

"Nih makanan datang yuhu." Teriak Brian dan Cio secara bersamaan.

"Makasih kak." Ucap Anna dan Lia secara bersamaan.

"Terimakasih kembali cantik." Balas Cio sambil mengedipkan mata.

Rafa yang geli dengan kelakuan Cio pun, langsung meraup muka Cio dengan kasar.

"Tangan Rafa bau tai."

ArthunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang