Prolog

559 45 36
                                    

Haibah Shafana Qatrunnada namaku. Itulah nama yang tertulis pada kertas 21 tahun yang lalu.  Kertas yang tak kuketahui siapa penulisnya. Kertas itu ada di sampingku ketika ibu panti menemukanku. Tanpa nama tanpa alamat.

Dibesarkan bersama teman-temanku. Suka duka bersama. Bermain bersama. Bercanda bersama. Apakah suatu kewajaran jika menyukai teman sejak kecil.

My superhero. Mungkin itu julukan yang tepat untuknya. Lelaki yang dengan berani membantah ketika aku di bully. Lelaki yang menciptakan tawa ketika aku menangis. Lelaki yang berhasil membangkitkan semangat hidupku.

Namun sayang, ia hanya menganggapku sebagai adik kecilnya sekaligus sahabatnya. Apakah aku boleh berharap lebih padanya?

Ketika harapan tumbuh, saat itulah harapan itu patah. Mungkin kesalahanku berharap padanya.

Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang