07. we're sick, yoon

1.9K 283 59
                                    

Junkyu meminta Jaehyuk untuk menemuinya di overnight. Sebuah tempat hiburan malam yang biasa Jaehyuk datangi setiap malam minggunya, tetapi tidak biasa bagi seorang Kim Junkyu.

Junkyu itu memiliki night club nya sendiri. Di usianya yang muda, Junkyu sudah memiliki segalanya. Jabatan tinggi di perusahaan Ayahnya, apartemen pribadi, rumah pribadi bahkan Junkyu memiliki uang yang tiada habisnya.

Dia bisa melakukan apapun dengan apa yang ia punya. Jika disandingkan dengan Yoon Jaehyuk, tentu saja Junkyu pemenangnya. Ibaratnya, Jaehyuk itu masih menggunakan uang orangtuanya, sedangkan Junkyu tidak.

Sesampainya di overnight, manik Jaehyuk melirik ke kanan dan ke kiri menjadi seseorang yang ia cari. Seperti biasanya, overnight selalu di isi oleh ramainya para lelaki yang hancur dan memilih melampiaskan kehancurannya pada seorang pelacur maupun alkohol yang mereka pesan.

Beginilah gambaran gemerlapnya dunia malam. Semua orang memiliki kehancurannya sendiri. Mereka melakukan ini semua untuk bersenang–senang, melepas semua beban di hidup mereka untuk sementara hingga hari berganti.

"Kim Junkyu?"

Jaehyuk memanggil, Junkyu lantas mengangkat kepalanya. Tersenyum menyambut kedatangan Jaehyuk, kemudian menyuruhnya untuk duduk.

"Duduklah. Pesanlah minuman apapun untukmu. Aku yang mentraktir."

"Tidak perlu berbasa–basi, aku tidak ingin minum hari ini. Apa yang ingin kau katakan?" sela Jaehyuk.

"Easy boy, aku hanya ingin menjadi teman mu."

Jaehyuk mendecih mendengarnya, "teman? hell no, untuk apa aku berteman denganmu. membuang waktu saja."

Junkyu tertawa remeh, menuangkan alkohol ke dalam gelasnya kemudian meneguknya. "Sebenarnya aku juga malas berteman dengan pecundang sepertimu. Tapi aku kasihan, kau seperti Mr. lonely. "

Apa Junkyu baru saja meremehkannya? sialan memang.

"Aku memang Mr. Lonely, tapi aku bahagia dengan hidup ku. Tidak sepertimu yang memiliki banyak orang di sekitarmu, tapi sayang──you’re sick! you’re insane, Kim Junkyu."

"Aku memang sakit dan gila, tapi aku mendapatkan cintaku dengan mudah, Yoon Jaehyuk. Aku bisa mendapatkan cintaku hanya dengan sekali kedipan mata. Tidak heran semua orang tergila-gila padaku, bahkan Mashiho pun begitu mencintaiku."

Jaehyuk menggeleng berkali–kali. Junkyu benar–benar brengsek.

"Aku tidak mengerti kenapa Mashiho bisa percaya begitu saja dengan lelaki brengsek sepertimu. Dia benar-benar salah memilihmu sebagai pasangannya."

Junkyu tersenyum miring, mengalihkan atensi sepenuhnya pada Jaehyuk. Sedikit memajukan wajahnya, Junkyu berucap,

"Mashiho sakit, Yoon Jaehyuk. Kita berdua sakit. Dan, kita sudah ditakdirkan untuk bersama."

Jaehyuk melebarkan matanya, mendorong bahu Junkyu dengan kuat. "He’s not. Kau mencuci pemikirannya, sialan!"

Junkyu menaikkan alisnya, menyandarkan punggungnya pada kursi. Ia menghela nafas.

"Terserah mu saja. Aku ingin memberitahumu satu hal. Berhentilah mengejar kekasihku, karena dia tidak akan pernah menaruh perasaan apapun padamu. Takata Mashiho berada di dalam kendaliku sekarang."

"──menyerah lah, Yoon Jaehyuk."

Jaehyuk memandang remeh. Apa Junkyu pikir Jaehyuk akan menyerah begitu saja? tentu saja tidak. Dia tidak akan pernah menyerah melepaskan Mashiho dari perangkap lelaki sakit seperti Junkyu.

"Tidak. Aku tidak akan menyerah. Aku tidak mungkin membiarkan Mashiho berada di jalan yang salah bersama dirimu."

Junkyu yang merasa ditantang hanya mengangguk.

"Kalau begitu coba saja. Mari kita lihat seberapa jauh kau mencoba menyingkirkan ku dari Mashiho."

[ Heroine. ]

Mashiho memutuskan untuk tidak pergi ke kampusnya hari ini. Ia tidak peduli jika bawahan Ayahnya telah menguntitnya dan memberitahu pada Ayahnya bahwa ia berbohong. Mashiho merasa lelah. Dia hanya ingin mengistirahatkan pikirannya sebentar.

Kakinya terus melangkah, menuju arah tujuannya. Apartemen milik Junkyu. Dia bosan. Mungkin sekarang Junkyu sedang kuliah. Tak masalah, Mashiho bisa menunggunya. Ia menaiki lift, menekan tombol lantai 24 dimana lantai hunian Junkyu berada.

Pintu lift langsung terbuka, menampilkan ruang tengah dengan nuansa mewah yang menyambut kedatangannya. Sepi. Tidak ada siapapun disana. Mashiho menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, menghela nafas panjang.

Memejamkan mata, mencoba menenangkan pikirannya yang tiba–tiba kacau.

"Sweetheart ? sejak kapan kamu disini?"

"Astaga! kak Junkyu! kamu mengejutkan ku!" Mashiho langsung terbangun, terkejut ketika mendengar suara Junkyu yang sedang meminum sekaleng soda dengan keadaan shirtless.

Junkyu tertawa kecil, "Miss me, huh? "

"Tidak! aku hanya bosan, jadi aku datang kesini. Kak Junkyu tidak pergi ke kampus?" Junkyu menggeleng, menghampiri Mashiho, lalu menindihnya begitu saja membuat Mashiho lantas membulatkan matanya.

"Kak Jun... apa yang kakak lakukan?"

Junkyu tersenyum miring, mendekatkan wajahnya pada wajah Mashiho yang begitu menggemaskan.

"Wanna play a game with me? "

Suara Junkyu yang berat mengalun di telinganya, hembusan nafas lembutnya menerpa wajahnya yang sudah berubah semerah tomat. Jantungnya berdegup kencang begitu Junkyu merengkuhnya, mensejajarkan wajahnya. Jangan lupakan Junkyu yang bertelanjang dada.

Mashiho mengulum bibirnya, "permainan apa?"

Junkyu kini tersenyum kecil, mengecup sekilas dahi Mashiho. "Bagaimana kalau, blind love? "

[ Tbc ]

[ Tbc ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heroine +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang