14. lovesick [⚠]

2.9K 284 31
                                    

Hujan turun begitu derasnya. Namun itu tidak sama sekali menghalangi Mashiho yang berlari dibawah hujan seraya memeluk tasnya. Mengenakan jaket hitam serta kupluk yang menutupi rambutnya yang telah basah.

Lelaki mungil itu terus berlari tak mempedulikan orang - orang yang tanpa sengaja ia tabrak. Sampai akhirnya ia berhenti tepat di depan sebuah mansion besar yang merupakan mansion milik keluarganya. Tempat tinggalnya.

Ia berjalan begitu penjaga membukakan pagar. Membuka pintu, melangkah masuk begitu saja tanpa menyapa Ayahnya yang sedang berdiri di ruang tamu menunggu kepulangannya dengan khawatir. Sebab ia tidak pulang ke rumah hampir 3 hari lamanya.

"Mashiho! berhenti!"

Teriak Ayahnya marah. Lantas langkah Mashiho terhenti. Ia berhenti di tempatnya berdiri, tak menoleh ataupun berbalik memandang Ayahnya yang begitu marah besar padanya.

"Kemana saja kau 3 hari ini?! kau tak tahu betapa khawatirnya Ayah mencari mu kemana - mana?! sekarang kau kembali dengan santai, seakan - akan kau tidak memiliki kesalahan apapun?!"

Tuan Takata tak mendapat jawaban apapun dari sang putra. Membuatnya geram ingin sekali menampar wajah putranya yang semakin kurang ajar itu. Kemana Mashiho nya yang manis dan lugu? sekarang berubah. Menjadi pembohong yang manis dan nakal. Begitu cerdik menghindar dari pengawasannya. Dan selalu menganggap remeh semua perintahnya.

"Beginikah hasil didikan Ayah padamu selama ini? menjadi pembangkang dan──"

"DIAM LAH PRIA TUA! aku benci memiliki Ayah seperti mu! kau tidak tahu apa - apa tentangku. Jadi, tutup mulut mu!" Mashiho membalas. Meninggikan suaranya.

Bentakan itu berhasil membuat tuan Takata bungkam di tempat. Pria paruh baya itu memandang tak menyangka kearah sorot mata putranya yang begitu tajam. Hampir menusuk pengelihatannya.

Dibalik tudung jaket yang menutupi kepalanya, terdapat wajah iblis yang tak pernah tuan Takata lihat sebelumnya. Dia bukan Mashiho putranya. Dia bukan Mashiho nya yang selalu menggemaskan bahkan saat ia sudah tumbuh dewasa.

"Takata Mashiho, inikah dirimu? kau meneriaki Ayahmu sendiri, huh?"

Secepat inikah Mashiho berubah? apakah selama ini tuan Takata salah mendidik Mashiho untuk menjadi putranya yang sangat ia banggakan?

Mashiho tertegun. Seperti merasa tubuhnya telah dikendalikan dan ia sadar atas apa yang sedang ia lakukan barusan. Ia sadar bahwa ia baru saja meneriaki Ayahnya sendiri dan menghina Ayahnya dengan begitu kurang ajar.

Ia memejamkan matanya sebentar, mencoba menenangkan dirinya sendiri serta tatapannya yang amat tajam. Mashiho menghela nafas, kembali memandang Ayahnya dengan rasa bersalah.

"Maaf, Ayah."

Setelah itu Mashiho kembali melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga. Meninggalkan sang Ayah yang sedang bertanya - tanya mengenai sikapnya yang aneh.

[ Heroine. ]

Semuanya gelap. Nafas Jaehyuk terasa sesak. Sampai akhirnya ia membuka mata, kebingungan ketika mendapati dirinya berada di gudang sekolah seorang diri dengan posisi tangan diikat dan tubuhnya yang bersandar pada dinding dibelakangnya.

Tak lama setelah itu, seseorang datang menghampirinya. Jaehyuk tak dapat melihat sosok itu dengan jelas, sebab membelakangi cahaya. Mata Jaehyuk menyipit, mencoba melihat lebih jelas siapa orang yang telah menjebaknya sampai seperti ini.

"Such a good day, Yoon Jaehyuk."

Wajahnya mendekat. Alangkah terkejutnya Jaehyuk ketika mendapatkan wajah Junkyu menatapnya dengan senyum menakutkan. Lelaki Kim itu berjongkok tepat di hadapannya. Sedangkan Jaehyuk terdiam tak menyangka Junkyu benar - benar melakukan ini padanya.

"Kim Junkyu? apa yang kau lakukan padaku, sialan!" Jaehyuk berteriak, memandang benci kearah lelaki Kim di hadapannya itu.

Junkyu tersenyum miring, tangannya bergerak meraih sebuah pisau lipat di saku celana nya. Pisau itu langsung ia arahkan pada Jaehyuk, membuat si lelaki Yoon melebarkan matanya terkejut melihat sebuah pisau tajam berada tepat di depan matanya.

"Kau tahu ini apa? It will be so much fun, Jae."

"Junkyu, argh w─what are you do──"

Jaehyuk hanya bisa pasrah begitu pisau lipat itu diarahkan pada perutnya, ia mencengkram kuat denim yang Junkyu kenakan. Pisau itu menusuknya begitu dalam. Hingga tanpa sadar darah keluar dari mulutnya. Banyak, hampir membuatnya tersedak.

Junkyu dengan rasa kebencian dan dendamnya pada Yoon Jaehyuk, menggenggam kuat pisau lipat di tangannya. Terus menusuk, ingin Jaehyuk tersiksa menahan rasa sakitnya.

Merasa puas, Junkyu mencabut pisau itu dari perut Jaehyuk. Langsung bangkit berdiri, memandang Jaehyuk yang sebentar lagi akan menjemput ajalnya dengan senyuman di wajah tampannya.

"Enjoy your last second, Jae. Selamat tinggal!" Junkyu tertawa puas, memasukan kembali pisau lipatnya yang bersimbah darah kedalam sakunya. Keluar dari gudang kampus yang kotor itu.

Jaehyuk menyentuh perutnya yang mengeluarkan banyak sekali darah, membaringkan tubuhnya yang melemah diatas lantai berdebu itu. Sekarang ia tahu semuanya. Kematian Hyunsuk. Obsesi Kim Junkyu, penyakit mentalnya. Serta kecerdikannya yang berhasil menipu banyak orang.


























"Yoon Jaehyuk!"

Akhirnya. Asahi telah menyelamatkannya sebelum ajal benar - benar menjemputnya.

[ Tbc ]

satu atau dua part lagi huhu <3

Heroine +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang