10. realized it

1.4K 281 30
                                    

Sial.

Junkyu selalu ada dimana - mana. Selalu memantaunya dan memandangnya dalam diam tanpa berniat untuk berbicara ataupun menghampirinya. Setelah itu, Junkyu pergi begitu saja dengan santainya tanpa mempedulikan Mashiho yang mengharapkannya.

Berharap Junkyu akan mendatanginya dan mengajaknya pergi berjalan–jalan seperti biasanya ketika hubungan mereka baik–baik saja. Namun nyatanya tidak. Junkyu terlihat asik dengan teman – temannya dan melupakan dirinya.

"Takata, let’s play basketball again with us."

Jaehyuk yang sedang bermain basket di lapangan, memanggil Mashiho dan mengajaknya bermain basket bersama. Sebab Jaehyuk tahu Mashiho sangat suka bermain dengan bola basket.

Mashiho yang sedang sibuk dengan bukunya pun langsung menoleh, memandang kearah Jaehyuk yang menunggunya dengan senyuman cerah yang tercetak di bibirnya. Mashiho membalas senyum itu, kakinya langsung melangkah kearah lapangan menghampiri Jaehyuk.

Matahari nya.

"Ingin menjadi lawan atau tim ku?" tanya Jaehyuk masih memandang Mashiho dengan mendamba.

Mashiho berfikir sejenak, "Aku memilihmu. Lagipula aku tidak mau menjadi lawan mu sampai kapanpun."

"Okay, Sweety."

Jaehyuk mengusak surai Mashiho dengan gemas, langsung melangkah mengambil posisi dengan bola basket di tangannya. Begitupun dengan Mashiho yang sudah sangat handal dalam permainan seperti ini.

Namun ketika hendak mendribble bola, pergerakan Jaehyuk tertahan oleh seseorang yang berdiri di hadapannya.

"Aku ikut bermain."

Junkyu merebut bola basket dari tangan Jaehyuk. Membuat lelaki Yoon itu menghela nafas kesal karena kedatangan Junkyu yang sudah merusak mood nya.

Setelahnya Junkyu menoleh kearah kekasihnya, Takata Mashiho. Ia tersenyum miring, melempar senyuman simpul tanpa arti di dalamnya.

Yang jelas, Junkyu akan menjadi lawannya kali ini.

Kini giliran Junkyu yang mendribble bola basketnya. Kedua mata elangnya tertuju pada ring basket di hadapannya. Langsung saja Junkyu lari, sedangkan pemain lain termasuk Mashiho dan Jaehyuk sudah siap untuk merebut bola basket itu dari gilirannya.

Bruk.

Ketika lari, tanpa sengaja tubuh Junkyu berbenturan dengan tubuh Mashiho dengan cukup keras hingga membuat Mashiho terdorong jatuh keatas tanah.

Setelah berhasil memasukan bola basket kedalam ring tanpa perlawanan, Junkyu berbalik. Memandang Mashiho yang terjatuh dengan siku tangannya yang terluka.

Junkyu yang khawatir langsung berlari menghampirinya, tetapi Jaehyuk lebih dulu menolong Mashiho. Membuat Junkyu lagi–lagi harus menahan diri untuk tidak menghampiri kekasihnya yang sudah ditangani oleh Jaehyuk itu.

"Mashi, are you alright? " tanya Jaehyuk terlihat panik, memperhatikan Mashiho yang menitikkan air matanya.

Dalam diam Junkyu mengepalkan tangannya, nafasnya semakin memburu tak kuasa menahan rasa kecemburuan serta kemarahan yang bergejolak di hatinya. Rahangnya mengeras melihat Jaehyuk yang begitu dekat dengan kekasihnya.

"Jangan menyentuhnya, sialan!"

Junkyu mendorong bahu Jaehyuk, berlutut dihadapan Mashiho. Menarik tangannya perlahan, guna melihat luka gores di bagian pergelangan tangannya serta sikunya yang lebam.

Jaehyuk yang tak mau kalah, membalas dorongan Junkyu tak kalah kuatnya.

"Karena dirimu, Mashiho jadi terluka, brengsek! enyahlah." Jaehyuk langsung mengangkat tubuh Mashiho dan menggendongnya ala bridal menuju unit kesehatan. Meninggalkan Junkyu yang merasa telah diremehkan olehnya.

Junkyu berdecak sebal, hanya bisa membiarkan Jaehyuk begitu saja.

"Sialan kau, Yoon Jaehyuk."

[ Heroine. ]

"Ah, Jae. Pelan lah sedikit!"

Kesal Mashiho, meringis kecil merasakan perih pada bagian dengkulnya yang sedikit lecet. Jaehyuk sudah sangat berhati-hati mengobati lukanya, namun tetap saja Mashiho terus merengek kesakitan.

"Ini sudah pelan! mau pelan seperti apa lagi?!"

Mashiho terkekeh saja mendengar kekesalan Jaehyuk. "You’re so funny, Jae. Tetaplah seperti ini. Jaehyuk ku yang ceria."

"Tentu. Aku akan selalu menjadi Jaehyuk mu yang ceria." balas Jaehyuk mengusap surai Mashiho lalu berakhir mencubit pipi kirinya yang merah merona.

"Eum, Mashi. Kamu sedang bertengkar dengan Junkyu? aku lihat akhir–akhir ini, kalian menghindar satu sama lain." Jaehyuk menekan kapas yang sudah dibaluri alkohol pada pergelangan tangan Mashiho yang tergores, bertanya selagi mengobatinya.

Mashiho menghela nafasnya kemudian mengangguk. "Sepertinya dia marah karena aku pergi denganmu waktu itu. Aku tidak mengerti dengan sifatnya. Walaupun kami sudah saling mengenal, tetap saja masih terasa sulit memahami dirinya."

Jaehyuk mengerutkan dahinya. "Maksudmu?"

"Ada beberapa hal yang tidak bisa aku beritahukan padamu tentang kak Junkyu. Tapi aku yakin suatu saat nanti, kamu akan menyadarinya." jawab Mashiho mengulum bibirnya.

Suasana berubah dingin seketika, Jaehyuk yang sudah selesai mengobati Mashiho pun bangkit, kemudian berdiri dihadapan Mashiho yang terduduk di atas ranjang unit kesehatan.

"Aku mengerti. Aku juga tidak akan ikut campur dalam hubungan kalian. Tetapi jika menyangkut dirimu, aku tidak akan diam saja, Mashi. Bagiku, kamu bukan hanya seorang teman. Kamu lebih dari itu dan aku akan berjanji untuk selalu menjagamu." tangan Jaehyuk bergerak, mengusap pipi Mashiho penuh kasih sayang.

"Terima kasih, Jae. Aku percaya padamu."

[ Tbc ]

kamu yang udah kenal aku, beneran naikin mood aku banget sih! <3 makasih ya.

Heroine +Junshiho ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang