"Tidak Peduli Dengan Pandangan Orang Lain Terhadapku. Tidak Peduli Dengan Lidah Mereka Yang Membicarakanku. Aku Hanya Ingin Kau Tetap Bersamaku, Selamanya"
Helaan nafas yang berat dapat terdengar dari gadis itu. Ia menatap langit yang biru, lalu memejamkan matanya, merasakan hembusan angin sepoi yang menenangkan. Gadis bersurai hitam itu menghela nafasnya kembali. Teringat akan kata kata tuannya tempo hari.
"Rin, hiduplah bersamaku."
Dia menggelengkan kepalanya pelan, berusaha melupakan kata kata sang Inuyoukai tersebut. Namun nihil, Rin tidak bisa melupakan ucapan lamaran tersebut. Gadis itu tidak ingin menolak Sesshomaru, dia tidak akan bisa menolak tuannya yang telah Ia anggap sebagai pahlawannya itu. Tapi~
'Bukankah hidup bersama manusia itu kutukan bagi youkai?'
Rin menggelengkan kepalanya lagi.
"Sesshomaru-sama. Jika aku hidup bersamamu, apa yang akan terjadi dengan gelarmu?" Gumam gadis itu pelan.
Ia tahu, bahwa hatinya telah terpaut pada Youkai tersebut. Gadis itu tahu bahwa Ia mencintai seorang Sesshomaru. Namun, apakah semuanya akan baik baik saja saat dirinya menjadi istri dari sang Daiyoukai itu?
Sesshomaru adalah siluman anjing terkuat saat ini. Sang Penguasa Tanah Barat yang kekuatannya bisa melampaui Daiyoukai terdahulu, Inu no Taisho. Jika sampai Sesshomaru menikahi Rin, maka gelarnya tersebut akan jatuh. Gadis itu tidak mau jika tuannya tersebut kehilangan harga dirinya sebagai Siluman Terkuat. Apa yang akan dibicarakan para Penguasa Tanah yang lain? Apa yang akan mereka pikirkan tentang Sesshomaru nanti? Terlebih lagi, Inuyoukai itu pernah dikabarkan sangat membenci manusia.
Pilihan yang sulit.
Rin mencintai Sesshomaru. Hatinya hanya untuk Sesshomaru. Gadis itu menyayangi Sesshomaru. Tapi Rin tidak mau jika harga diri Sesshomaru jatuh!
Lama Ia berfikir dan menundukkan kepalanya dibawah pohon tersebut. Hingga akhirnya, Rin segera mengangkat kepalanya. Tangannya mengepal kuat, iris coklatnya menunjukkan tekad yang kuat. Malam ini, ya malam ini adalah puncak dari segalanya.
***
Surai hitam itu melambai-lambai digoyangkan angin malam yang sejuk. Cahaya bulan purnama yang menyinari padang rumput serta wajahnya itu menambah kesan indah dan cantik dari seorang Rin. Tak lama kemudian, sebuah aura kehadiran yang kuat mengelilingi tempat tersebut. Rin menengadahkan kepalanya, menatap iris kuning keemasan yang menatapnya balik. Sadar bahwa dia telah terlalu lama menatap Sesshomaru, Rin segera menundukkan pandangannya kembali.
"Kau sudah memutuskannya, Rin?" Tanya Sesshomaru, langsung pada intinya.
Gadis itu terdiam cukup lama, hingga akhirnya menghela nafas pelan dan mulai membuka mulutnya, "Sesshomaru-sama, se-sebelumnya aku ingin meminta maaf padamu."
Inuyoukai tersebut tidak menjawab, dia hanya menatap gadis dihadapannya dengan tatapan datar. Seolah mengisyaratkan untuk segera melanjutkan jawabannya.
"Aku.... Aku tidak bisa menerima pernyataan anda tempo hari, Sesshomaru-sama," ucap Rin dengan nada agak tegas.
Mendengar hal tersebut, sang Daiyoukai Penguasa Tanah Barat tertegun sejenak. Wajahnya tetap datar, tapi dadanya terasa sesak dengan penolakan yang dilakukan Rin. Sesshomaru memejamkan matanya, tampak berusaha untuk bersikap wajar, "Begitu?"
Rin mengangguk tanda mengiyakan, "Uhm."
"Katakan padaku alasannya."
"Eh?"
"Jika kau menolak ajakanku, maka setidaknya berilah aku penjelasan tentang penolakanmu," ucap Sesshomaru datar nan dalam.
Rin terdiam untuk beberapa saat sedangkan Sang Inuyoukai tetap sabar menunggu jawaban.
"Aku.... tidak ingin harga diri Sesshomaru-sama jatuh. Aku tidak mau jika Sesshomaru-sama sampai kehilangan gelarnya karena hidup dengan manusia rendah sepertiku. Bagaimana jika pandangan youkai lain terhadap Sesshomaru-sama berubah? Aku tidak mau hal itu terjadi hanya demi kepentinganku sendiri, Sesshomaru-sama!" Jelas gadis bersurai hitam tersebut sambil berusaha menahan tangisnya.
"Begitu? Kau berfikir bahwa aku akan kehilangan harga diriku jika hidup bersama manusia?" Sesshomaru menatap gadis di hadapannya datar.
"E-eh? Bukan seperti itu Sesshomaru-sama. Aku~"
Sesshomaru mengusap wajah putih nan mulus itu pelan, "Aku mengerti, Rin."
"Sesshomaru-sama."
Sang Inudaiyoukai itu beralih dari menangkup wajah Rin menjadi memeluknya. Gadis itu juga tidak bisa menolak, tangannya terangkat untuk membalas pelukan Sesshomaru. Rin bisa merasakan kembali perlindungan tersebut. Perlindungan yang hangat, dan menenangkan.
"Aku tidak peduli dengan ucapan orang lain terhadapku, aku bahkan tidak peduli dengan gelarku, aku sama sekali tidak peduli dengan pandangan orang lain padaku. Aku hanya ingin bersamamu, selamanya." Sesshomaru melepaskan pelukannya dan memegang bahu Rin lembut. Hening sejenak, lalu tanpa dunia sadari, Sesshomaru tersenyum tipis, sangat tipis namun bisa diketahui oleh Rin. Gadis itu tertegun sejenak, Ia baru menyadari senyum hangat seorang Sesshomaru. Rin menatap sang Inuyoukai dengan tatapan yang sulit diartikan. Kemudian, bibir tipis itu terangkat menunjukkan senyum manis yang selalu menghangatkan hati Sesshomaru.
"Rin, hiduplah bersamaku."
"Haik! Sesshomaru-sama."
Kurang baper yak:(. Ya maap, author tuh uwwuphobia:v.
Jangan lupa vote dan krisarnya ya^^. Btw, fanfiction ini mau ada prequelnya atau enggak? Wkwkwkw:v.
See you next time di fanfic selanjutnya ya:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Staring Into Closed Eyes [Sesshomaru dan Rin One-Shoots Collection]
FanfictionKumpulan One-Shoot Sesshomaru dan Rin karya @Aika_2508. Dia dingin, kejam, dan tidak berperasaan. Namun, seseorang datang bagaikan mentari yang menggantikan malam yang dingin dengan kehangatannya. Cerita original tetap milik Rumiko Takakashi. Saya...