The People Who I Hate is My Angle

336 30 10
                                    

Mata emas itu terpejam, merasakan hembusan angin sepoi yang membawa terbang pikirannya. Surai silver panjang miliknya bergoyang pelan mengikuti irama angin yang berhembus. Inuyoukai tersebut menengadahkan kepalanya menatap langit yang biru dihiasi dengan taburan merah muda dengan indahnya.

Ingatannya terbang melintasi waktu. Pikirannya menerawang ke masa lalu. Mengingat tentang perjalanan hidupnya. Tentang setiap hari, yang Ia lewati dengan kehampaan. Tentang setiap saat yang Ia jalani. Tentang seseorang, yang membawa kehangatan bagai matahari dalam hidupnya.

Sesshomaru, Inuyoukai itu memejamkan matanya lagi. Kembali mengingat tentang ambisinya untuk jadi yang terkuat. Mengingat tentang kebenciannya pada semua hal yang berbau manusia. Mengingat tentang ayahnya yang mati demi seorang wanita manusia. Tentang perseteruannya dengan Sang Adik. Juga, tentang seseorang yang memiliki kekuatan malaikat.

Lamunannya terhenti kala seorang gadis berlari padanya sambil tersenyum dengan cantiknya.

"Sesshomaru-sama!"

Panggilan yang ditujukan padanya masih tetap sama, cara bicaranya tidak pernah berubah. Rin, dia tetaplah gadis polos dan penuh ekspresi. Setiap hal yang dilakukannya, setiap kata yang diucapkan olehnya, telah berhasil meluluhkan hati dingin Sesshomaru.

Wanita bernama Rin tersebut terus berlari, tanpa sadar sebuah batu akan membuatnya jatuh ke atas tanah. Rin memejamkan matanya, bersiap merasakan kerasnya tanah.

"Eh?"

Iris cokelatnya menatap ke atas. Bukan kerasnya tanah yang ia rasakan, tapi kehangatan dan perlindungan yang ia dapat. Dalam sekejap, Rin bisa merasakan pipinya memanas. Wanita itu kemudian menundukkan kepalanya, merasa malu dengan perbuatan yang Ia lakukan.

Sesshomaru menatap istrinya datar. Tangan kuatnya tetap menopang tubuh Rin. Lamunanya kembali berlanjut, pikirannya kembali melintasi waktu. Ingatan itu masih terpampang jelas dalam benaknya. Tentang perjalanannya bersama Rin. Saat-saat ketika Ia menolak pertolongan dari gadis yang telah memberi perubahan pada dirinya tersebut. Saat-saat ketika, tangannya bergerak untuk menghidupkan kembali Rin.

Sesshomaru masih ingat dengan perasaan takutnya akan kehilangan Rin. Daiyoukai Penguasa Tanah Barat itu masih ingat akan rasa kehilangan yang Ia rasakan kala Rin tidak bernafas dalam meido.

Hanya Rin yang mau menolongnya saat Ia terluka. Hanya Rin juga manusia yang mau mempercayainya. Hanya gadis itulah yang tidak takut padanya yang dikenal dingin dan tak berperasaan.

Rin, wanita itu telah memberikan kehangatan dalam kehampaan dirinya. Wanita itu telah memberikan cahaya dalam kegelapan yang menyelimutinya.

Sesshomaru melepaskan Rin dari pelukannya. "Jangan berlari."

Gadis itu hanya tersenyum menanggapi perkataan suaminya. Senyum itu, senyum yang selalu mengingatkan Inuyoukai terkuat tersebut pada pertemuan pertamanya dengan Rin. Senyum manis nan indah yang membuat siapapun terlena akan kecantikannya.

Sesshomaru tersenyum dalam hatinya. Sekarang Ia sadar, bahwa makhluk yang Ia benci selama ini adalah Malaikat yang selalu ada bersamanya dan Bidadari yang selalu mempercayainya.








Yap, author comeback setelah sekian lama ga buka wp🤣🤣.

Jangan lupa vote dan krisarnya kaka^^

Staring Into Closed Eyes [Sesshomaru dan Rin One-Shoots Collection]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang