Diambil setelah/seandainya Yashahime selesai.
Cerita ini hanya perkiraan saja. Jadi, jangan menganggapnya terlalu serius, author hanya gabut:"
Illusion
Sesshomaru and Rin Fanfiction.
Nama no naka~
Mori no naka~
Kaze no naka~
Yume no naka~
Sesshomaru-sama doko ni iru~
Nyanyian lembut terus keluar dari bibir merah mudanya. Sedangkan tangannya sibuk merangkai bunga berwarna putih yang diperuntukkan untuk sang tuan alias suaminya.
Setidaknya, itulah yang dilihat Sesshomaru.
"Sesshomaru-sama!" Panggilan dengan suara manis itu kembali terdengar. Gadis itu menghampiri sang Inuyoukai, lalu memberikan rangkaian bunga lily pada Sesshomaru, "Untukmu, Sesshomaru-sama."
Tangan bercakar tajam miliknya menerima bunga tersebut sambil bergumam pelan, "Hn."
Gadis itu tersenyum manis, lalu kembali berlari untuk merangkai bunga lagi. Tak lupa dengan nyanyian merdu yang tidak pernah bosan didengarkan oleh sang Daiyoukai.
Setidaknya, itulah yang Sesshomaru alami menurutnya.
Kaki Sesshomaru melangkah pergi dari tempat itu. Pikirannya tertuju pada si kembar yang mungkin sedang duduk di pohon suci.
***
Benar saja, anak anaknya sedang duduk disana dengan si bungsu yang memainkan musik dari benda yang Sesshomaru sendiri tidak tahu apa namanya. Sedangkan yang satunya tampak mendengarkan dengan baik dengan mata terpejam, ditambah dengan lingkaran hitam di sekitar matanya.
Inuyoukai Penguasa Tanah Barat tidak tahu apa yang membuat raut muka anak anaknya terlihat sedih.
Ah sudahlah, selama Towa dan Setsuna baik baik saja, itu bukan masalah.
Kakinya berbalik dari tempat itu, berniat untuk kembali ke padang bunga lily tadi. Disusul dengan tatapan sendu dari anak anaknya.
***
Iris emasnya berkeliling, mencari-cari penampakan gadis berbalut kimono putih itu.
Dia.... tidak ada.
Rin, tidak ada disana. Padahal tadi, Sesshomaru masih bisa mendengar suara lembutnya.
'Dia sudah pulang?' Pikirnya.
Tubuhnya berbalik, meninggalkan tempat Ia dan gadis itu biasa bertemu. Menyusuri jalan berumput yang menuntunnya ke desa manusia, yang disebut sebagai desa Kaede.
***
Miko tua yang merawat Rin selama ini sudah tahu tujuan Sesshomaru kala melihatnya datang ke desa yang penuh dengan bau manusia.
"Kau mencari Rin, kan?" Kaede bertanya langsung pada intinya.
Sesshomaru tidak menjawab. Tanpa berkata pun, mereka pasti sudah tahu satu satunya alasan dia datang ke sini hanya untuk Rin.
Raut muka sang Pendeta yang biasanya tegas kini berubah jadi sayu, "Dia tidak ada disini."
Mendengar hal itu, Inuyoukai tersebut pergi meninggalkan desa Kaede. Berniat pergi ke tempat lain yang berkemungkinan memiliki keberadaan gadis yang telah merebut hatinya.
Langkahnya Ia percepat. Sesshomaru datang ke sungai dimana biasanya Rin menangkap ikan disana, namun wanita itu tidak ada disana.
Ia kemudian beralih ke tempat dimana istrinya sering mengambil tanaman obat. Namun, ia juga tidak ada disana.
Bahkan baunya tidak tercium sama sekali.
Daiyoukai itu menyadari, dia tidak mencium bau Rin bahkan saat mereka sedang bersama tadi.
Apakah semua ini hanya ilusi?
Apakah ini hanya halusinasinya saja?
Tidak, Sesshomaru terus mencari keberadaannya. Hingga akhirnya, iris emasnya berhenti di depan sebuah pohon rindang, dengan batu nisan di bawahnya.
Tatapan tajamnya menyendu, sambil bergumam pelan, "Aku menemukanmu, Rin."
Youkai terkuat itu memejamkan matanya, lalu duduk di samping makam sang istri.
Semua itu ternyata hanya ilusi.
Semua itu hanyalah halusinasi.
Sesshomaru lupa, Ia telah merelakan Rin dengan membunuh yokai bernama Zero itu. Tentu saja, demi kebahagiaannya.
Ya, dia lupa. Dia lupa bahwa selama ini, Rin ada disini, dibawah pohon ini.
Tangan besar itu mengusap batu nisan seorang manusia, manusia yang bisa mengubah pandangannya terhadap kehidupan.
"Kau bahagia kan, Rin?"
Tidak ada jawaban. Hanya angin yang menanggapi.
"Kau pasti bahagia."
Bulir-bulir cairan bening mulai mengalir di pipinya. Iris emas sang Daiyoukai tertutup, membiarkan air mata kesedihan membasahi wajahnya.
Youkai bersurai silver itu menangis dalam diam. Bayangan kenangan dan kebahagian saat mereka masih bersama terus melintas dalam pikirannya.
Sesshomaru menggigit bibirnya, "Aku..... merindukanmu, Rin."
"Aku benar benar merindukanmu."
Senyumnya tak bisa ia lihat lagi, tangannya tak bisa Ia genggam lagi, suaranya tak bisa didengarnya lagi.
Sesshomaru terus mengeluarkan rasa sakitnya. Hingga sebuah suara samar yang begitu dirindukannya muncul dengan nada riang.
'Ya, aku bahagia, Sesshomaru-sama.'
Tamat.
Ini cuman perkiraan doang. Berhubung Sessho pernah bilang di Yashahime, kalau terus terusan kayak gitu malah bikin Rin makin sedih. Sessho lebih memutuskan membunuh Pala Bawang alias Zero daripada mempertahankan hidup Rin.
Tapi, ini cuman perkiraan. Ga tahu endingnya kayak gimana, wkwkwk.
Dari semua pair di Yashahime, pair SessRin adalah pair yang terancam sad ending. Beda lagi sama InuKag, mereka punya peluang buat happy ending ಥ⌣ಥ
Cerita ini cuman nyeritain, gimana jadinya kalo SessRin beneran sad ending.
OOC sekali kan Sessho disini, epribadeh🤣.
Maaf kalo GaJe, kurang nge feel, atau apalah itu. Sebenernya ide ini ada sejak berhari-hari yang lalu, cuman y gt:(.
Sekian curhatnya. Silahkan berkomen jika mau:v
Edit: Selasa, 18 Mei, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Staring Into Closed Eyes [Sesshomaru dan Rin One-Shoots Collection]
FanfictionKumpulan One-Shoot Sesshomaru dan Rin karya @Aika_2508. Dia dingin, kejam, dan tidak berperasaan. Namun, seseorang datang bagaikan mentari yang menggantikan malam yang dingin dengan kehangatannya. Cerita original tetap milik Rumiko Takakashi. Saya...