Langkah kaki gadis kecil yang baru Ia selamatkan tersebut mengiringi setiap jalan yang dilewatinya. Sesekali, iris emasnya melirik wajah penuh luka, dibingkai dengan surai hitamnya yang berkilau terkena cahaya bulan.
Sesshomaru sendiri tidak tahu mengapa dia membiarkan seorang manusia mengikutinya. Bahkan sampai malam tiba, gadis bernetra cokelat itu tetap setia mengikutinya, tak peduli dengan jauhnya jalan yang Ia tempuh.
Pengikutnya yang sudah ratusan tahun menemani Daiyoukai tersebut juga heran akan apa yang dilakukan tuannya saat ini. Yokai katak itu ingin bertanya pada Sesshomaru, tapi niatnya tersebut ia urungkan, mengetahui bahwa yang akan didapatkannya hanya keheningan dan tentu saja, lemparan batu. Alhasil, Jaken hanya bisa menyimpan pertanyaanya dalam hati.
'Mengapa Sesshomaru-sama membiarkan seorang manusia biasa mengikutinya?'
***
Sesshomaru menghentikan langkahnya di sebuah lapangan yang cukup luas, Ia kemudian mendudukkan dirinya dibawah pohon besar. Sang Daiyoukai menatap gadis manusia di sampingnya sekilas. Dia tampak kacau, dan kotor. Namun, matanya menyiratkan kebersihan dan kebaikan dalam jiwanya.
Kehadiran gadis satu ini tidak menganggu sama sekali, itu sebabnya Sesshomaru membiarkan dia mengikutinya sampai saat ini.
Lama keheningan merajai, sementara gadis bersurai cokelat itu masih setia berdiri di sampingnya.
Setelah masih berdiam diri beberapa saat, Sesshomaru kemudian angkat bicara.
"Jaken, carikan kimono untuk gadis manusia itu!" Titahnya.
Yokai katak tersebut membelalakkan matanya, merasa tak percaya bahwa tuannya akan repot-repot bicara demi kepentingan seorang manusia.
"Jaken!"
Sesshomaru menekankan kata katanya, melihat Jaken hanya diam melongo saat dia berbicara.
Menyadari sinyal tersebut, jelmaan katak yang mengaku sebagai pengikut setia sang Inuyoukai segera pamit dari hadapan tuannya, "Ha-haik!"
Jaken kemudian berbalik pada gadis manusia yang hanya menatapnya dengan tatapan tidak mengerti, "Cepat bersihkan dirimu gadis manusia! Sesshomaru-sama tidak mungkin membiarkanmu mengikutinya dalam keadaan kotor seperti ini!"
Yokai kecil tersebut meninggalkan sang Gadis, berusaha mencari kimono yang cocok untuk surai hitam itu.
Tanpa kata, gadis itu berlari kecil menuju sungai yang sempat Ia lihat dalam perjalanan tadi.
****
Kaki kecilnya bergerak memasuki air jernih yang mengalir dengan tenang. Ia kemudian mulai membersihkan dirinya di dalam sungai.
Tak lama kemudian, semak belukar di depannya bergerak, mengeluarkan sosok kecil dan pendek di hadapannya, jangan lupa dengan bungkusan yang ada di tangannya.
Jaken segera meletakkan bungkusan kain itu di pinggir sungai, "Pakai ini! Kau tidak boleh memakai kimono lusuh itu di depan Sesshomaru-sama. Bersyukurlah karena Sesshomaru-sama sudah berbaik hati padamu!"
Gadis itu hanya mengangguk paham. Setelah siluman itu pergi, Ia segera memakai pakaian yang baru saja diberikan padanya, kemudian berjalan kecil ke tempat dimana yokai bersurai silver berada.
***
Iris cokelat tersebut menatap wajah porselen yang ada di hadapannya. Mata tajam itu kini sedang terpejam diterangi cahaya bulan.
Sedangkan gadis itu asyik menatap wajah Sesshomaru, Inuyoukai tersebut membuka matanya membuat tubuh mungil itu terjungkal ke belakang dan berakhir dengan dirinya yang mengaduh kesakitan.
Sesshomaru hanya menatap gadis manusia di hadapannya sejenak. Memangnya kenapa kalau dia membuka matanya? Semenakutkan itukah dirinya?
Hening sejenak, lalu, "Namamu."
"Eh?"
"Katakan siapa namamu!" Ucap Sesshomaru
Gadis itu bangkit dari duduknya, lalu tersenyum manis hingga matanya hampir tertutup, "Rin, namaku Rin."
Tidak ada jawaban, Sesshomaru tidak perlu menyebutkan namanya. Rin pasti sudah tahu siapa dirinya saat Jaken mengatakan namanya berulang kali.
Gadis manusia itu tetap tersenyum ke arahnya. Dalam hatinya, Daiyoukai tersebut bertanya-tanya kenapa Rin tidak takut sama sekali dengannya yang mungkin bisa saja menyakitinya kapanpun. Setiap manusia yang Ia temui pasti lari tunggang langgang kala melihatnya atau bahkan hanya merasakan auranya saja.
Sudahlah, Sesshomaru tidak mau repot repot berfikir tentang gadis satu ini. Lagipula, keberadaannya tidak menganggunya seperti manusia lain.
Atau bahkan, mungkin saja dia menyukai aura kebaikan yang terpancar dari manusia bernama Rin ini.
A/N: udah berapa lama ya author ga up cerita lagi? 🤣
Jadi mungkin cerita ini GaJe banget ya, karena ceritanya cuman nyeritain bagaimana Sessho bisa tahu nama Rin, soal kimono oranye yang entah darimana Jaken dapatkan:v.
Jangan lupa vote, komen, dan kalau ada kesalahan baik itu typo atau tanda baca yang salah harap diingatkan ya^^. Biasalah, manusia itu banyak kurangnya:D.
Ide author agak buntu akhir akhir ini, mungkin efek gara gara bentar lagi Ujian, sama testing ke SMA:"
[Napa malah jadi curhat seh]
See You Next Time><
KAMU SEDANG MEMBACA
Staring Into Closed Eyes [Sesshomaru dan Rin One-Shoots Collection]
ФанфикKumpulan One-Shoot Sesshomaru dan Rin karya @Aika_2508. Dia dingin, kejam, dan tidak berperasaan. Namun, seseorang datang bagaikan mentari yang menggantikan malam yang dingin dengan kehangatannya. Cerita original tetap milik Rumiko Takakashi. Saya...