Chapter I

2.3K 186 37
                                    


"Kita harus melakukan Misi mengalihkan perhatian Beast Titan, dan Levi Yang akan menghabisinya dari belakang" Ucap Erwin tegas dihadapan pasukanya yang memucat.

Semua pasukan yang berada dihadapan Erwin menampilkan raut wajah yang amat sangat tegang katena hanya kematian yang menanti mereka saat ini. Tak ada pilihan lain selain mengorbankan diri dan mati di situasi saat ini.
Dihadapan mereka Beast Titan sedang mengamuk dan melempari mereka dengan batu-batu yang luar biasa besarnya sehingga meluluh lantahkan bangunan-bangunan rumah yang melindungi mereka.
Di belakang mereka terdapat dinding yang dibaliknya terdapat Colosal Titan dan Armor Titan yang mengamuk.

Levi yang berdiri di belakang Erwin sebenarnya tak setuju dengan ide gila Erwin, ide misi bunuh diri untuk mengalihkan Beast Titan. Levi ingin sekali memukul wajah Erwin dan mendorongnya untuk menyadarkanya betapa bahayanya ide yang ia buat.
Dengan misi tersebut Erwin bisa kehilangan nyawanya, mati ditengah medan pertempuran sebelum menyaksikan kehidupan diluar dinding.
Levi tak ingi hal itu terjadi pada Erwin, seseorang yang selama ini diam-diam mengisi relung hatinya. Namun Erwin sendiri dengan egoisnya membuat keputusan semacam itu.
Namun Levi tak menunjukan perasaanya yang berkecamuk di raut wajahnya, ia tetap menatap pasukan Squad pengintai didepanya dengan raut wajah tegas.

"Apa kalian siap untuk Mati?" Pekik Erwin dihadapan para pasukanya

Tak ada satupun diantara mereka yang menjawab, semuanya tegang. Tenggorokan mereka seakan kering dan tercekat seolah nyawa mereka sudah berada di batas kerongkongan.

"Dalam pertempuran kali ini tak ada jalan bagi kita selain mengorbankan diri dan mati, setidaknya kita akan mati dengan bangga. Kematian kita membawa dampak yang besar bagi kehidupan manusia di Pulau Paradis. Semua rekan-rekan kita yang sudah gugur juga tak ada yang mati sia-sia. Dan rekan ķita yang masih bertahan hidup akan memeruskan perjuangan kita diatas nama kita yang sudah pergi mendahului mereka semua" Ucap Erwin menatap tajam pasukanya

"Dedikasikan hatimu!!" Pekik Erwin seraya mengepalkan tanganya kirinya di dada

"Dedikasikan hatimu!!" Sahut semua pasukan dengan berapi-api namun airmata telah jatuh membasahi pipi mereka

Erwin membalikkan tubuhnya kearah Levi, menghela nafas dan memberi Levi isyarat untuk berbicaraberdua denganya di sudut tersembunyi.

"Erwin kau sudah gila!!" Ucap Levi tepat saat Erwin duduk diatas box kayu dihadapanya

Erwin menghela nafasnya pasrah "Tak ada jalan lain Levi, aku sudah hidup diatas kematian semua rekanku. Alu sudah hidup diatas kematian ayahku juga yang berusaha ingin mebguak rahasia kerajaan. Kondisiku juga yang seperti ini hanya memiliki satu tangan, juga hanya akan menjadi beban Pasukan Pengintai"

Levi pun berang, ia mencengkeram kerah baju Erwin "Erwin!!! Kau!!!....pasti ada jalan lain"

Erwin menunduk menghindari tatapan mata Levi "Maafkan aku Levi, aku tak punya pilihan lain saat ini"

"Tak punya pilihan lain setelah apa yang kau lakukan padaku? Dan kau meninggalkanku begitu saja? Berengsek" Levi pun melempar cengekramanya di leher Erwin

Erwin merogoh sakunya dan mengeluarkan kotak berisi suntik dan cairan tulang belakang titan. Lalu menyodorkanya tepat ke dada Levi
"Berikan pada orang yang tepat"

Levi pun menatap Erwin, tanganya terulur untuk menepuk pundak Erwin "Erwin, Menyerahlah pada mimpimu, dan Matilah"

Levi pun pergi meninggalkan Erwin yang masih duduk disana. Meski didalam hatinya sendiri ia ingin berteriak menggagalkan rencana Erwin, namun ia tak memiliki kuasa untuk saat ini.

Light Under the Ground | Erwin x Levi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang