Extra Chapter VI: The Truth Untold

545 52 13
                                    




Air teh hitam mengalir dari teko yang dituangkan Levi pada cangkir-cangkir poselen putih, kini ia telah mencapai cangkir terakhir ke sepuluh yang berada di depanya.
Ia telah selesai menuangkan teh hitam untuk orang-orang yang sedang duduk di meja bundar menghadapnya.

Semua orang-orang yang duduk melingkar di meja tersebut menampakkan ekspresi tegang.
Terlebih Armin, Jean, Connie dan Reiner yang memasang raut wajah antara bingung dan takut.
Sepanjang perjalanan dari gerbang luar menuju bawah tanah pun mereka semua hanya dipenuhi oleh atmosfir ketegangan yang luar biasa.
Semua mulut seperti terkunci rapat, tak ada yang membuka pembicaraan sama sekali.
Bahkan hingga Levi mempersilahkan mereka masuk ke dalam kedainya, semua orang tetap tampak seperti membisu.

Levi mengehela nafas beratnya, memandang wajah mereka satu per satu. Ia paham jika ia tak memulai pembicaraan, kebisuan ini takkan pernah berakhir.
Levi berdehem untuk membersihkan kerongkonganya yang terasa tercekat sedari tadi
"Baiklah karena semuanya sudah disini dan sudah melihat kami, Inilah kami...aku dan Erwin. Untuk Pieck, Onyankopon, Gabi dan Falco yang belum mengenal Erwin, dia adalah mantan Komandan Korps Survey sebelum Hange yang 'gugur' melawan beast titan."

Levi menghentikan kalimatnya lalu memandang keempat orang yang merupakan mantan anggitanya di pasukan khusus
"Dan ya....Erwin masih hidup, Aku yang menyelamatkan Erwin saat itu"

Semua orang di meja tersebut nampak semakin menegang mendengar kalimat terakhir Levi.
Bahu Armin bahkan terlihat gemetar, dan dengan kekuatan yang berusaha ia kumpulkan Armin pun berusaha menatap Erwin dan Levi
"B-bagaimana bisa Komandan Erwin T-tidak kembali ke Pasukan J-jika ia masih....."

"Untuk melindungi Erwin!" Tukas Levi seketika, Levi segera memotong kalimat Armin sebelum ia menyelesaikanya

Levi melanjutkan "Kau akan melakukan apapun untuk melindungi orang yang kau kasihi bukan? Begitu pula denganku kepada Erwin"

Armin pun terhenyak mendengarnya, ia menunduk dan punggungnya bersandar di kursi. Seketika Air mata mengalir dari kelopak matanya membasahi pipi hingga menetes keatas pahanya
"Tapi....Tapi aku senang bisa kembali melihat Komandan Erwin. Komandan Erwin masih hidup dan....dan aku bukan merupakan penyebab gugurnya Komandan Erwin. Su-sudah cukup aku selama ini dihantui rasa bersalah atas kematian Bertholdt dan Komandan Erwin, hingga rasanya aku juga ingin mati saja menyusul kalian. Jika waktu bisa diputar kembali, aku juga ingin mengembalikan Bertholdt, mengembalikan Sasha, mengembalikan Hange-san....Aku...Aku"

"Armin sudah cukup, semuanya sudah berakhir" sahut Erwin dengan lembut seraya menepuk bahu Armin

Armin mendongak menatap Erwin "Komandan aku senang bisa melihatmu kembali!!"

Connie, Jean dan Reiner pun juga seketika menitikkan Air mata menatap Erwin. Bahkan air mata Connie mengalir paling deras sehingga ia dengan kasar mengusap hidungnya dengan punggun tangan.
Erwin tersenyum menatap mantan pasukanya tersebut
"Senang bertemu kalian lagi, semuanya"

Erwin pun juga menoleh kearah orang-orang yang baru dilihatnya "Senang juga bertemu dengan kalian, terima kasih telah membantu Korps Survey di peperangan. Terima kasih telah membantu dan melindungi Levi"

Onyankopon, Pieck, Gabi dan Falco pun mengangguk dan memberi hormat kepada Erwin dengan cara Marley. Yaitu dengan meletakkan tangan kanan yang mengatup rapat di pelipis dengan posisi sedikit miring.
Armin, Jean, Connie dan Reiner memberi hormat kepada Erwin dengan cara khas Korps Survey. Yaitu dengan mengepalkan tangan kanan dan meletakkanya di depan jantung.

Erwin pun tersenyum "Kalian sudah tidak perlu melakukan itu, aku sudah bukan seorang komanndan"

"Bagi kami anda berdua adalah Komandan dan Captain kami sampai kapanpun!" Sahut Jean

Light Under the Ground | Erwin x Levi FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang