[cinq]

1.2K 162 24
                                    

Dipagi hari seperti biasanya, Haechan bangun pagi-pagi sekali untuk membeli sarapan. Sebenarnya sih Haechan mau masak nasi goreng tapi bumbu di dapur sedang habis. Mungkin minggu ini Haechan akan berbelanja pakai uang yang sudah ia sisipkan.

Sampai, Haechan tersenyum menatap ibu penjual gorengan. "Laris manis ya bu"

Si ibu tersenyum, "iya mas Alhamdulillah banget"

Haechan mengangguk lalu tersenyum, si ibu memberikan Haechan kresek/kantong asoy yang transparan. Menyuruh Haechan untuk memilih kue-kuenya sendiri, mengambil 10 biji dan mengeluarkan uang selembar berwarna Ungu, saat sedang asik memilih kue-kuenya Haechan menoleh ketika mendengar suara wanita yang sangat ia hapal.

"Eh tante beli kue juga ya"

"Eh Chan, iya nih Mark sama Jeno lagi pengen kue katanya", kekehan khas dari wanita cantik itu terdengar halus di telinga Haechan, suara lembut dari tante alias Mama dari Mark juga Jeno membuatnya nyaman, lain kali Haechan harus banyak-banyak mengobrol dengan si tante, kali aja nanti si anak tiba-tiba jadi kepincut kan hahaha.

"Kamu kok tumben beli kue, biasanya hari Minggu doang"

"Iya tan, bumbu dapur lagi abis nanti Minggu mau belanja"

Si tante mengangguk sembari memilah-milah kue yang berada dihadapannya. Mereka selesai berbarengan karena keduanya sibuk mengobrol, ketika Haechan hendak pamit duluan si tante menahan lengannya, mengeluarkan uang selembar berwarna merah yang ada gambar bapak Presiden pertama kita.

"Ini buat belanja ya"

"Eh gak usah tante, gapapa kok Haechan masih ada uang"

"Gak baik loh nolak rezeki"

Haechan sempat terdiam, benar sih apa yang dikatakan oleh tante tapi.. Haechan tidak suka dikasihani, sebab dirinya masih merasa cukup mampu untuk membiayai kehidupannya sendiri maupun sang Bunda, berkat dirinya yang terbiasa dari kecil menabung dan ternyata uang itu berguna sekali baginya.

"Makasih ya tan, Echan duluan ya mau siap-siap berangkat sekolah"

Si tante mengangguk, melanjutkan langkahnya dibelakang si tante masih melihat dengan senyum tipis di wajah cantiknya.

"Echan.. Echan tegar banget anak itu"

"Iya jeng, saya aja sampe geleng-geleng kepala ngeliat ketegaran itu anak"

Wanita yang berparas cantik itu hanya tersenyum menanggapi berbagai tanggapan dari ibu-ibu komplek lainnya, bergegas membayar pasti anak-anak bujangnya sudah lama menunggu.

•••

"Adek jajannya yang butuh aja ya"

"Tapi adek mau beli yang itu juga kak"

Haechan menunjuk salah satu sanck yang bahannya terbuat dari jagung, Happy Th*s cemilan yang sangat ia sukai. Melihat kearah sang kakak yang menatapnya dengan lembut.

"Kan dikasih uang sama ayah 50 ribu kalo bisa jangan dihabisin semua, sisain buat ditabung", Renjun mengingatkan adiknya itu dengan nada suara yang lembut, Haechan itu tipikal orang gak bisa dikerasin jadi ngasih tahunya harus dengan cara begini.

"Emang kenapa kita harus nabung kak?"

"Nabung itu kebiasan bagus loh dek, nanti uangnya suatu saat bisa kepakek kalo mepet, misal nih adek nabung terus kepengen beli sesuatu yang adek pengenin banget terus adek pakek uang tabungan adek, bangga gak beli nya pakek uang hasil nabung sendiri. Kalo kakak sih bangga"

Mendengar perkataan sang kakak Haechan mengangguk dengan semangat, "adek juga bangga dong kalo bisa beli pakek uang sendiri.. oke deh mulai sekarang adek mau nabung", terkeheh Haechan meletakkan kembali Chito* yang tadi ia ambil, memilih opsi kedua cemilan yang akan ia beli yaitu Happy Th*s saja.

[END] 𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒊𝒕𝒂 || Renhyuck | Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang