[deux]

1.7K 198 26
                                    

"deek ihh jangan gitu makannya bener bener dikit dek"

"Ihh kakak, salah semua.. gak makan ah adek jadinya", Haechan mendengus lalu meletakkan sumpit yang ia pegang.

"Ya masa makan nyiplak si dek, nyap nyap gak bagus di dengernya loh", Renjun memberikan kembali sumpit yang adiknya letakkan.

Haechan dengan cemberut tetap mengambil sumpit yang Renjun sodorkan, menyuap makanannya sendiri tanpa berbunyi nyap nyap seperti yang Renjun bilang.

"Nah kan gitu cantik maemnya"

Ayah hanya tertawa sedangkan Bunda masih menggoreng ikan dibelakang, "dengerin aja si kakak dek.. bener loh kakak ngasih tau kamu"

"Iyaa iyaa bun, makasih yaa kakakku sayaaang"

Renjun tertawa kemudian mmeberikan sayuran kepada Haechan, "kakak udah ih! Adek gak sukaaaa"

"Kamu tuh yah, sayuran penting buat kamu dek biar tumbuh kembang kamu tuh bagus, banyak vitaminnya tau"

"Bundaaa, kakak nih ngeselin banget"

"Kak, kalo adek gak mau gapapa, besok-besok jadi ngasihnya"

"Bundaaaa"

Semua orang termasuk bunda tertawa, Haechan emang bener bener gak suka sayuran apalagi kalau itu kubis, Renjun yang bakal turun tangan kalau Haechan udah kumat gak mau makan sayur.

Setelah selesai sarapan si kembar gak indentik itu berdiri dari duduknya, jalan kearah si bunda buat pamit berangkat sekolah.

"Bundaaa, adek pergi dulu yaaa.. jangan kangen looh"

"Kamu tuh yaa dasar..", Bunda tertawa setelah mencium pipi si bungsu.

"Bun, kita perlu dulu yaa.. jangan capek-capek bersihin rumah, tunggu kita pulang aja nanti kakak sama adek bantuin", Renjun mengambil tangan Bunda untuk ia cium.

"Iya kak, yaudah sana belajar yang rajin yaa biar bisa sukses", Bunda mencium pipi Renjun seperti apa yang Bunda lakuin ke Haechan tadi.

"Iyaa bun, yaudah pergi dulu yaa"

"Assalamualaikum Bunda cantik", Si kembar mengucapkan salam berbarengan.

Bunda berjalan mengikuti Si kembar juga Ayah, mengantar ketiganya sampai daun pintu utama rumah mereka. Langit terlihat mendung diluar sana.

"Bun, adek gak mau sekolah"

"Loh kenapa?", Itu suara Renjun yang protes kepada Haechan.

Haechan memberut, menatap langit yang gelap karena sebentar lagi akan hujan, "gak suka banget, pagi-pagi udah hujan"

"Ada kakak, gak ada alesan gak sekolah", Renjun sedikit berlari menuju kamar sang adik mengambil bucket head untuk menutupi kepala adiknya yang memang tidak menyukai Hujan.

"Ayo, nanti ayah kesiangan dimarahin bossnya"

Haechan dengan berat hati melangkahkan kakinya, wajahnya masih menatap sang bunda yang tersenyum mengejek, jika Renjun sudah berkata tidak ada yang bisa menbantahnya.

Diperjalanan yang diiringi oleh hujan yang cukup lebat membuat Haechan menunduk dalam, tangannya mencengkram erat tangan sang kakak.

"Yaah, gak usah ngebut banget.. jalannya licin nanti takut ada apa-apa"

"Iya kak"

Mereka tepat sampai pada sekolah dengan selamat, cuaca pun sudah mulai membaik, hujan bahkan hanya rerintik saja. Haechan juga Renjun berlari dengan berganteng tangan kegedung dimana kelas mereka berada.

[END] 𝑪𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑻𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒊𝒕𝒂 || Renhyuck | Markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang