13 : "Di Pertengahan Langit"

249 24 2
                                    

2 jas hitam yang sudah sepaket dengan celana hitam, sepatu hitam, dasi hitam panjang dan kemeja putih, tergantung dengan rapih di rak baju dekat kamar mandi. Jam sudah menunjukkan pukul 19.15, dan 2 adam ini sama – sama sudah mandi dan sudah wangi. Jas hitam yang digantung tadi sudah mereka pakai, beserta rambut rapih nan klimis mereka. Berharap saja tidak ada yang tiba – tiba menggandeng tangan mereka karena penampilan tampan nan rapih ini.

 Berharap saja tidak ada yang tiba – tiba menggandeng tangan mereka karena penampilan tampan nan rapih ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beruntungnya Sheila yang berangkat bersama 2 adam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beruntungnya Sheila yang berangkat bersama 2 adam ini. Saat dirinya menghampiri kamar mereka, Sheila berasa akan datang ke pesta sambil ditemani bodyguard atau yang lebih manisnya, 2 pacar yang akan menggandeng kedua tangan Sheila. Gila. Sheila hampir kehilangan kewarasan saat melihat penampilan Jaka dan mencium wangi parfum Jenan saat mereka keluar dari kamar dan mengunci pintu. Sheila yakin, seluruh perempuan yang hadir di pesta malam ini, akan otomatis menengok ke arah mereka karena kelakuan 2 adam yang berhasil membuat anak orang kejang – kejang dalam waktu cepat.

"Anjir.... Gila. Ini gue gak mimpi kan? Please sadarin gue..!!"

Di dalam lift yang menunjukkan angka 7, Jenan langsung menoyor kening Sheila, yang tidak membuatnya ngamuk tapi malah membuatnya menatap kagum. "Sumpah gue gak mimpi beneran? WWAHHH SENENGNYA!!"

"Sumpah. Lu kenapa sih?"

"Berasa ada di dunia dongeng gue! Dateng ke pesta sambil ditemenin 2 pangeran... Menggila gue..."

"Bukan cuma 2, anyway. Akan ada banyak pangeran nanti."

Mata Sheila terbelalak. "Serius lu?"

"Lu kira yang dandan gini cuma kita doang? Laki – laki yang ikut pertemuan ada banyak kali. Dan pasti outfit yang mereka pake gak akan beda jauh sama outfit kita ini."

Jaka yang berdiri di sebelah Jenan mengangguk. "Ini kan dresscode nya Shei."

"J-jadi semua peserta laki – laki bakal berpakaian gini juga?"

"Iya."

Tepat saat pintu lift terbuka, Sheila membuka mulut sambil membulatkan matanya. Jenan hanya menggelengkan kepala lalu meraih pergelangan tangannya dan mengajak ia keluar, menuju taman di atap hotel yang sudah disulap menjadi tempat pesta. Ada panggung kecil yang sudah berdiri di dekat kolam renang, counter – counter mini berisi berbagai camilan, lampu – lampu kecil yang menghiasi setiap sisi taman agar malam ini tidak terlalu gelap, dan jangan lupakan tempat pengambilan hadiah – hadiah untuk pemenang doorprize. Pemandangan bulan sabit di langit malam dan cahaya dari lampu – lampu gedung, ditemani angin sejuk Bandung yang mencium kulit mereka lembut, membuat suasana pesta ini semakin nikmat untuk dinikmati. Kira – kira berapa biaya yang mereka keluarkan untuk membuat pesta sederhana yang terlihat mewah ini?

Shakuntala ; 00 LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang