TRIING! TRIING!
Alarm berbunyi membuat Kirito segera bangun dengan malas. sebelum beranjak keluar dari kamar, Kirito membuka ponselnya.
You have a new massage.
Asuna❤
Selamat pagi!
Sudah bangun kan?
Jangan telat ya hari ini!
Aku baru mau sarapan
Sampai ketemu disekolah Kirito!
❤Kirito tersenyum geli membacanya.
.
.
.No Massage.
Ah benar juga. sudah tidak ada lagi yang mengirimiku rentetan pesan geli di pagi hari.
Sudah tidak ada lagi pesan dengan emot love yang membuatku tampak semangat setiap pagi.
Ya, sudah tidak ada lagi.
Tapi meski begitu, ia tetap akan menyalakan ponsel dan mengecek pesan sebelum benar benar keluar dari kamar saat pagi.
Kirito menaruh kembali ponselnya dan keluar kamar untuk mandi.
Setelah siap memakai seragam, Kirito kemudian turun.
"Kak! makanannya sudah ada dimeja ya, aku berangkat dulu!" teriak Leafa.
"Ya, hati hati!" balas Kirito.
.
.
.
.
.
.Kirito masuk kedalam kelas dan menemukan Eugeo serta Alice sedang mengobrol.
"Pagi Kirito!" sapa Eugeo.
"Pagi.." balas Kirito tanpa minat.
"Alice, minggir itu kursiku" protes Kirito saat melihat Alice duduk dikursinya.
"Aku sudah terlanjur duduk disini, kau duduk saja di kursi itu. orangnya juga belum datang kan?" Alice(alic)
Kirito pun dengan terpaksa duduk di kursi samping Eugeo.
"Alice, kelasmu sudah praktek biologi tidak?" Eugeo.
"Sudah, baru dua hari yang lalu sih" Alice.
"Memang ya kelas A-2, luar biasa hahah" Eugeo.
"Kalian memangnya belum?" ucap Alice sambil melihat kearah Kirito yang acuh dan hanya mendengarkan mereka berbicara.
"Belum, malah katanya hari ini prakteknya" Eugeo.
"Sebentar lagi bel masuk" Kirito melirik Alice agar segera pergi ke kelasnya.
"Masih 10 menit lagi Kirito, tenang saja.."
Kirito menatap malas mendengar ucapan Alice.
"Kirito, tugasmu kau kerjakan kan?" Eugeo.
Kirito mengangguk.
"Syukurlah, ku kira aku harus membiarkan mu menyontek punyaku lagi" Eugeo.
"Hee~ Kirito suka tidak mengerjakan tugas rupanya..." Alice.
"Ya, bahkan dia sering menyontek punyaku" Eugeo.
Kirito memandang tajam Eugeo 'jangan buka kartu!'.
Sementara Alice sibuk meledek Kirito. "Parah sekali Kirito, aku tidak percaya!" ucapnya diakhiri tawa.
"Alice sudahlah.." balas Kirito agar Alice berhenti berisik dan meledeknya.
"Bagaimana jika nanti kita main ALO ditempat biasa?" saut Eugeo.
ALO, game virtual yang sedang hits saat ini.
"Ide bagus Eugeo! Kirito bagaimana deng–"
"Permisi, perwakilan kelas A-4 disuruh ke ruang guru" ucap seseorang diambang pintu.
Kirito terdiam. ia sangat mengenal suara ini.
Alice melirik kearah pintu dan menatap tidak suka pada kedatangannya.
"Kirito, bagaimana dengan ide Eugeo tadi?" tanya Alice tapi percuma saja, karena Kirito mengabaikannya. ia berbalik kearah pintu dan melihat Asuna disana.
Kirito melangkah mendekati Asuna dan mengabaikan Alice yang terus memanggilnya.
"Alice biarkan saja" ucap Eugeo. Alice pun akhirnya diam dengan hati kesal.
Kini, dirinya berada sangat dekat dengan Asuna. mata coklat bercampur gold didepannya itu terlihat sangat bersinar.
"Ketua kelas belum datang, aku saja yang kesana" ucap Kirito.
Asuna melihat Kirito yang kini dihadapannya. "Oh baiklah"
Mereka sempat saling bertatap sesaat sebelum Asuna pergi terlebih dahulu diikuti Kirito dibelakangnya.
Kirito memandangi punggung Asuna dan rambut panjangnya yang indah.
Aku masih ingat betapa wanginya rambut yang selalu bersandar dibahuku.
Rambut coklat panjang yang tak bosan bosannya aku elus dan pandangi.
"Asuna, kelasmu sudah praktek biologi?" tanya Kirito basa basi.
"Sudah, minggu lalu"
"Hee~ kelasku bahkan baru hari ini"
Mereka pun sampai diruang guru membuat perbincangan itu harus terpaksa terhenti.
"Ada apa pa?" tanya Kirito pada wali kelasnya ini, Pa Robi.
"Tolong bersihkan alat alat lab untuk praktek biologi nanti di kelasmu"
Kirito menganga. astaga dia bukan babu, lagipula kemana perginya tukang bersih bersih disekolah ini?.
"Pastikan sebelum jam saya sudah selesai ya"
"T-Tunggu dulu pa, saya sendiri maksudnya?"
"Tidak, Asuna kamu tolong bantu Kirito juga ya" ucap pa Robi.
Asuna memandang kesal sesaat. astaga padahal ada jam pelajaran kesukaannya nanti.. "Baik pa!" tapi Asuna tidak bisa menolak.
Kirito tentu saja dengan senang hati menerimanya karena Asuna juga ikut membersihkan alat lab bersamanya. ia akan berdua saja dengan Asuna disana.
.
.
.
.
.
.Asuna dan Kirito sedang membersihkan alat lab dengan damai.
Namun Kirito menyadari sesuatu.
"Asuna, wajahmu terlihat kesal sekali"
"Ya, aku kesal! aku sudah melewatkan pelajaran kesukaanku"
Kirito terkekeh. "Hanya itu?" ucapnya.
Asuna memandang tajam Kirito. "Apanya yang 'hanya itu' !"
"Aku yang seharusnya berada dikelas malah berakhir disini bersamamu, huh"
Kirito tersenyum dan menaruh lap yang ia gunakan lalu mendekat kearah Asuna.
Asuna menyadari tingkah Kirito yang semakin mendekat kearahnya. "Mau ap–" ucapannya terhenti saat Kirito mengelus lembut pipinya dengan tersenyum.
"Wajah marah mu sangat lucu"
"Aku merindukannya" ucap Kirito masih dengan tangan kanannya yang mengelus lembut pipi Asuna.
Jangan harap ada respon malu atau gugup dari Asuna. bahkan saat ini gadis itu memandang datar kearah Kirito.
Asuna menepis tangan Kirito yang menempel diwajahnya. "Jangan bercanda. cepat selesaikan tugas bersih bersih mu" ucap Asuna yang kembali pada aktivitas nya.
Kirito menahan kecewa dengan respon Asuna yang terlampau biasa. tak ada rona merah diwajah, tak ada ekspresi terkejut atau malu disana bahkan Kirito yakin jantungnya pun tidak berdegup kencang saat ia memegang pipinya tadi.
Kirito melirik Asuna yang sedang fokus dengan aktivitas nya.
Benar benar tidak ada aku disana...

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS GONE || kirito asuna.
Fanfiction"I know your love is gone but, i want you here with me." Kirito mencintai Asuna tapi Asuna sudah tidak mencintainya lagi. -