5

112 11 0
                                    

Malam harinya mereka semua sudah berkumpul sesuai tim. dengan berbekalkan senter dan arahan dari bendera bendera berwarna merah mereka masuk kedalam hutan.

Kirito dan Asuna berjalan memimpin sementara Libseth terus berada dibelakang Asuna. ia takut jika ada hantu atau hal ghaib semacamnya dan Eugeo yang berada disamping Lisbeth dibuat geleng geleng kepala dengan tingkah Lisberh yang begitu parnoan.

"Masih lama? mana pos pertamanya? astaga, bahkan kita belum menemukan pos pertama" ucap Lisbeth.

Tak lama mereka bertemu dengan pa Robi dan bu Quinella. mereka adalah penjaga pos pertama.

Tim Kirito diberi beberapa pertanyaan lalu setelah selesai mereka dibolehkan untuk lanjut ke pos kedua.

"Pa jangan nyari kesempatan yaa! soalnya gelap nih" ucap Kirito sambil berjalan melewati pa Robi dan bu Quinella.

"Kirito! poin tim kamu saya kurangi ya!" ucap pa Robi membuat semuanya serempak menghentikan langkah.

"Hah?!" kaget mereka.

"Jangan dong pa! astaga saya bercanda!" mohon Kirito.

Semuanya memandang tajam kearah Kirito termasuk Asuna. "Lihat? ini semua karena ulahmu" ucapnya.

"Aku bercanda Asuna, ck!"

Mereka pun meminta maaf lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju pos kedua.

Bu Quinella tertawa. "Kau benar benar keras ya pa Robi"

"Tapi yang tadi itu sungguhan?"

"Tentu saja tidak"

Bu Quinella tertawa sambil memandang kasihan Kirito yang pasti langsung menjadi pusat kekesalan timnya.

Tim Kirito sudah menyelesaikan semua pos. sekarang mereka akan kembali ke perkemahan.

"Akhirnya sudah selesai! aku tak tau harus sampai kapan menahan takut ditempat ini" ucap Lisbeth.

"Berlebihan sekali" saut Eugeo.

"Kau tidak mengerti apa apa! jadi diam saj-"

Krek!

"Apa itu!?" kaget Lisbeth begitu mendengar ranting yang diinjak.

"J-Jangan jangan....kanibal!?"

"Fantasi mu terlalu jauh" saut Asuna.

"T-Terus apa? hantu? oh! atau jangan jangan monster atau vampir!?"

Asuna diam tak berniat menjawabnya. kenapa gadis ini berkhayal sangat jauh?, pikirnya.

Eugeo tertawa melihat Lisbeth yang langsung takut dan mengeluarkan ekspresi lucu apalagi dengan ucapan tidak jelasnya.
yang menginjak ranting tadi adalah Eugeo. ia sengaja melakukannya untuk mengerjai Lisbeth.

Kirito berhenti dengan matanya yang menoleh kearah lain selain jalan.

"Kenapa?" tanya Eugeo.

"Kalian berdua kembalilah duluan" setelahnya Kirito menarik Asuna menjauh dari sana.

Dua lainnya terbengong ditempat. sampai akhirnya....

"Eh?-APAAA!?" teriak mereka bersamaan.
.
.
.
.
.
.

Asuna melepaskan tangan Kirito dengan paksa. ia ingin sekali protes pada remaja ini.

"Asuna lihatlah.." ucapnya sambil memandang kedepan.

Asuna pun mengikuti arah pandang Kirito dan menemukan hal yang tidak terduga.

Sebuah bukit dengan hamparan rumput yang luas dengan bintang bintang yang menyala terang dilangit.

"Kau ingat? saat pertama kali aku mengajakmu melihat bintang jatuh? bukankah pemandangan ini sama dengan waktu itu"
.
.

Asuna bersandar dibahu Kirito sambil menikmati pemandangan bintang jatuh dilangit.

"Terima kasih sudah menunjukkan hal yang indah"

Kirito tersenyum. "Apapun untukmu.."

Setelahnya bibir mereka bertemu dan terjadi ciuman singkat disana. Asuna maupun Kirito sama sama merona setelah ciuman itu.

Mereka berdua pun menutup kejadian romantis dengan tidur bersama disatu tenda. ya, bahkan mereka membawa tenda.
.
.

Asuna terdiam menatap pemandangan indah didepannya mencoba menulikan telinga atas ocehan Kirito yang tidak penting.

"Itu salah satu moment yang sulit ku lupakan"

Asuna menoleh pada Kirito. "Ayo kembali, aku takut yang lainnya khawatir" ucapnya yang melangkah pergi lebih dulu.

Kirito tersenyum masam. Asuna benar benar tidak mendengarnya.

"Asuna, aku tau cintamu sudah hilang"

Asuna terhenti mendengar ucapan Kirito.

"Tapi meski begitu cintaku masih ada untukmu dan aku ingin kau tetap bersamaku"

"Aku akan membuatmu kembali mencintaiku."

Setelah kalimat terakhirnya Asuna segera melangkah pergi tanpa mengatakan apapun.

LOVE IS GONE || kirito asuna.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang