13

177 9 1
                                        

Alice dan Eugeo berpapasan dilorong sekolah. kemudian mereka tersenyum canggung.

Semenjak kejadian dua hari lalu, hubungan Alice dan Eugeo sangat canggung. mereka bahkan jarang mengobrol atau berkumpul.

Alice yang merasa bersalah terhadap Eugeo dan Eugeo yang merasa harus berhenti mengharapkan Alice.
.
.
.
.
.

Kirito dan Eugeo sedang duduk dikantin bersama Asuna dan Lisbeth.

Hubungan Kirito dan Asuna semakin dekat karena Asuna yang memberi lampu hijau pada Kirito.

"Eugeo, fotokan aku cepat" ucap Lisbeth.

"Hah?"

"Fotokan aku."

"Ntah kenapa aku merasa sangat cantik hari ini"

"Kau memang cantik.." Lisbeth sedikit salah tingkah. "..hanya saja terlalu menyebalkan" lanjut Eugeo.

Lisbeth memegang sendoknya erat.

Tuk!

Dan sendok itu melayang mengani kepala Eugeo. "Dasar cewe bar bar" celetuk nya.

"Bilang sekali lagi maka garpu ini akan melayang mengenai matamu 😊" ucap Lisbeth dengan senyum iblis.

Eugeo dibuat menciut. "O-Oke maafkan aku" ucapnya sambil mengangkat kedua tangan dan tersenyum kaku.

"Bagus. cepat fotokan aku!"

"Baik baik nona"

Eugeo membuka hp nya dan Lisbeth berpose senyum pada kamera.

"CIIZZ!"

CEKREK!

Dari kejauhan Alice melihat interaksi keduanya dan pergi dengan senyum masam.
.
.
.
.
.

Alice berjalan menuju parkiran sekolah untuk pulang namun ia bertemu Eugeo disana.

Eugeo yang hendak memakai helm berhenti saat melihat Alice. mereka saling memandang namun tak ada yang berbicara.

Eugeo maupun Alice, mereka sama sama tak tau harus berbicara apa.

Ditengah keheningan itu Lisbeth datang menghampiri Eugeo. "Eugeo! ayo pulang" ucapnya.

"Alice, kami duluan" ucap Eugeo menyalakan mesin motor.

Meskipun Lisbeth tidak dekat dengan Alice, ia melambaikan tangan padanya. "Dadah duluan yaa!" ucap Lisbeth.

"Iya, hati hati" balas Alice.

Alice menatap motor Eugeo yang pergi menuju keluar sekolah.

"Apa ini? aku tak menyukainya." gumam Alice.
.
.
.
.
.

Keesokannya Eugeo dan Alice berada dirooftop sekolah karena Kirito yang memintanya.

"Bocah itu lama sekali!" gerutu Eugeo.

Sebenarnya Eugeo sedikit tidak nyaman dengan suasana canggung ini. apalagi Alice hanya diam saja sambil melihat kesekitar.

"A. Aku akan mencari Kirito se—"

"Apa kau akan meninggalkan ku juga Eugeo?"

"Setelah Kirito, kau juga akan meninggalkan ku?"

Eugeo yang tadinya ingin menjemput Kirito, tidak jadi karena mendengar ucapan Alice.

"Apa maksudmu?"

"Jangan tinggalkan aku Eugeo. kumohon..."

Alice menarik kerah baju Eugeo dan menciumnya. setetes air mata turun dari pelupuknya.

"Maaf karena aku menyakitimu selama ini, aku sadar. maafkan aku"

"Semakin hari kau semakin sulit untuk kulihat Eugeo. aku merasa kau semakin jauh."

"Bahkan belakangan ini kau sangat jarang mengajakku mengobrol, sikapmu seperti acuh dan tidak peduli."

Alice semakin menangis saat mengungkapkan semua bebannya.

"Kalau bukan kau yang menemaniku siapa lagi? hanya kau yang bisa memahami ku, hanya kau yang bisa mengerti aku!"

Alice menangis tersendu sendu membuat Eugeo tak tega.

Eugeo menangkup wajah Alice. "Kenapa kau bisa berpikir seperti itu? siapa yang akan meninggalkan mu?"

"Dengar Alice. aku tidak meninggalkan mu, bahkan Kirito pun tidak meninggalkan mu."

"Jadi, jangan berpikir kalau kami meninggalkan mu sendirian. okey?"

Eugeo memeluk Alice.

Huft, meskipun aku bilang akan berhenti mengharapkan mu dan mencoba menjauhimu..

Nyatanya perasaanku masih tetap sama, aku tetap tidak bisa menahan perasaan ku.

Maafkan aku Alice tapi aku masih mencintaimu.

Tangisan Alice perlahan lahan mereda kemudian mereka kembali berciuman.

Aku akan membalasnya Eugeo. aku akan membalas perasaan mu..

Tanpa mereka ketahui, Kirito, Asuna dan Lisbeth mengintip dari balik pintu rooftop.

Kirito tersenyum bahagia melihat Eugeo yang akhirnya mendapatkan cintanya.

LOVE IS GONE || kirito asuna.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang