ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ 🦢་༘࿐
"Kamu menangis."
Ucapan Levi membuat kamu tertegun, kamu langsung mengedipkan mata dan menyentuh permukaan pipi mu yang memang terasa basah akibat air mata. Kamu bersumpah bahwa kamu benar-benar tidak tau kalau kamu telah menangis seperti ini.
Kamu tergugup, seketika langsung canggung di hadapan Levi. Levi masih terdiam dengan raut yang sama.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kau tidak biasanya seperti ini." ucap Levi.
Tanpa di beritahu pun kamu sebenarnya juga mengetahui hal itu. Matamu kembali bergulir menatap Levi. "Maaf, aku menangis tiba-tiba Levi." keluh mu.
Kamu menghapus sisa-sisa air mata yang masih ada di kelopak matamu, mencoba untuk bersikap sewajar mungkin, seperti kamu yang biasa nya.
Levi bukanlah tipe orang yang penuntut dalam hal seperti ini, jadi dia akan selalu memaklumi jika kamu memang tidak ingin cerita dengannya. "Minggir." Levi menggeser tubuhmu ke depan, sekarang dia berpindah posisi menjadi duduk di atas ranjang kayu mu.
Kamu berdiri di hadapan Levi yang terduduk di atas kasur mu. Pemuda itu menunduk dan tangannya dengan perlahan mulai menyentuh ikat pinggang yang ada di celana mu, dia membantu membukakan benda itu, Levi sedang melepaskan semua aksesoris yang ada di celana mu.
Kamu melihat itu, setelah Levi selesai, dia kembali mendongakkan kepalanya untuk menatap wajahmu.
"Terimakasih, Levi.. Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot." katamu, terkekeh pelan kepadanya.
Kamu pun mulai melepaskan jaket cokelat yang kamu kenakan, juga dengan aksesoris lainnya yang menempel di badanmu. Setelah itu kamu gantung dengan rapih semua pakaian itu di belakang pintu.
Kamu kembali tersenyum, kemudian duduk di sebelah Levi yang masih menatapi mu sedari tadi. Kamu menatap Levi, menghela napas berat sebelum akhirnya kamu berniat untuk menceritakan segalanya yang terjadi tadi malam.
"Levi.. Aku baru saja melihat seseorang meninggal di depan mataku."
Binar matamu seketika meredup, tidak ada lagi cahaya di sana. Gelap dan kembali berair. Raut wajah sedih mu terlihat jelas, Levi memang tidak tau kenapa kamu bisa sesedih ini, tapi dia bisa merasakan sedikit apa yang kamu rasakan.
Kehilangan seseorang sudah menjadi hal yang biasa Levi dapatkan.
Levi sudah hafal bagaimana rasa sedih yang sulit di artikan itu.
"Kami bertemu sekelompok bandit itu di hutan, dia adalah bandit yang sedang di cari oleh polisi militer. Saat kami bertemu dengannya dia menceritakan semuanya pada kami." ceritamu, Levi menelan ludah.
"Ah.. Lalu?" dengan tenang Levi mencoba mendengarkan cerita mu dengan baik di saat dia tau juga tau bahwa kamu gemetaran.
Jari-jari tanganmu mulai terasa dingin, kamu dapat melihat kuku-kukumu mulai membiru, rasa gemetar membuat kamu harus menautkan kedua tanganmu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐞𝐭 𝐀𝐥𝐨𝐧𝐠 ➤ 𝑳𝒆𝒗𝒊 𝑨𝒄𝒌𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 ( end )
FanfictionLevi x Reader ©2024 - Completed. A romance story' [ 𝗟𝗲𝘃𝗶 𝗙𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗖𝗹𝗮𝘀𝘀𝗶𝗰 𝗥𝗼𝗺𝗮𝗻𝗰𝗲 ] // 𝗠𝗮𝘁𝘂𝗿𝗲 - 𝗔𝗱𝘂𝗹𝘁 𝗦𝘁𝗼𝗿𝘆'! Kamu adalah sahabat baik dari Erwin Smith yang diam-diam telah memikat satu prajurit dingin...