₊˚⊹♡┆Get Along : 15

557 48 3
                                    

ִֶָ𓂃 ࣪ ִֶָ 🦢་༘࿐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ִֶָ𓂃 ִֶָ 🦢་༘࿐

Hujan di waktu subuh membuat kamu terbangun dari tidurmu lebih awal. Sudah berapa lama kamu tak mendengar suara rintik hujan yang begitu kamu rindukan. Kamu menyibak selimut beranjak menuju ke arah jendela. Lewat kaca jendela yang berembun kamu melihat hujan sambil tersenyum.

Jam dinding menunjukan pukul setengah 5 pagi. Biasanya kamu masih terlelap di jam segini namun terkadang Levi yang membangunkan mu sambil membawa secangkir cokelat panas kesukaan mu.

Beralih ke arah meja kerja mu. Kamu duduk disana, mengambil sebuah buku jurnal milikmu. Hal yang biasa kamu lakukan jika mempunyai waktu senggang adalah menulis. Menulis di temani oleh hujan adalah moment yang paling indah menurutmu.

Ketika sedang tenang menulis tatkala indra pendengaranmu menangkap suara derap langkah kaki, kamu sudah dapat menebaknya hanya dengan suara langkah kakinya. Kamu pun segera menutup buku dan melangkahkan kaki beranjak menuju pintu kamar, disaat kamu membuka kenop pintu, kamu tersenyum melihat seseorang yang ada di depan mu yang tak lain adalah Levi.

"Selamat pagi Levi," sapa mu. Levi sungguh terkejut sampai cangkir cokelat panas yang dia pegang hampir saja terjatuh.

"Kau sudah bangun?"

Kamu mengangguk, "Ya, suara hujan membangunkan ku. Levi, silahkan masuk."

Kamu tersenyum hangat kepada Levi dan mempersilahkan Levi untuk masuk ke kamarmu, setelah itu kamu menutup pintu. Levi menaruh cangkir cokelat panasnya di meja mu, melihat banyaknya buku berserakan di atas meja, dia tentu dapat menebak bahwa kamu pasti baru saja menulis.

"Levi, apa kau menyukai hujan?"

"Tidak," Levi menjawab seraya menaruh dirinya duduk di atas kursi kayu dekat kasur mu.

Kamu menoleh ke arah Levi, "Jadi kau suka musim panas?"

"Kurasa tidak juga."

Dahimu berkerut, kamu lantas melangkahkan kaki mendekat ke arah Levi. "Levi, kau tau? Ada banyak musim di dunia ini.."

"Musim hujan, panas, semi, salju dan masih banyak lagi.." Kamu tersenyum lagi, Levi suka saat mendengarkan mu bercerita.

"Dunia itu sangat luas Levi.." Melihat gestur tubuhmu yang kian mendekat, Levi pun segera menarik pinggangmu agar lebih dekat dengan dirinya, kamu langsung terkejut hingga pipi mu merona.

"Aku tau dunia itu luas." Levi menjawab, dia sedikit mengangkat kepalanya agar bisa melihat wajah jelita mu. Kamu tersenyum manis, lalu melingkarkan tanganmu ke leher Levi. Dia membalas dengan mengelus lekuk pinggangmu menggunakan kedua tangannya.

𝐆𝐞𝐭 𝐀𝐥𝐨𝐧𝐠 ➤ 𝑳𝒆𝒗𝒊 𝑨𝒄𝒌𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏 ( end )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang