You Are My Mate - 28

2.6K 173 14
                                    

Miranda dan Anthonie telah sampai dirumahnya setelah menempuh perjalanan panjang.
Keduanya bergegas masuk kedalam rumah, mencari keberadaan putra dan calon menantunya, Pandangannya berkeliling keseluruh penjuru ruangan.

"Zalva!"
"Jason!"
"Danial!"  Teriak Miranda

Namun Tak ada jawaban dari keduanya, segera Miranda berlarian mencari keduanya namun tak kunjung ditemukan.

"Mereka tak ada disini!" Dengan nafas terengah engah Miranda berbicara dengab khawatir dihadapan suaminya.

Anthonie memegang erat bahu istrinya, menatapnya lekat mencoba untuk menenangkannya ditengah situasi ini.

"Tenanglah, aku akan mencari mereka,, kau duduk disini dan tunggu kepulanganku" Anthonie menuntun Miranda untuk duduk diatas sofa, membelai lembut rambutnya.

"Bagaimana aku bisa?
Duduk dan hanya menunggu,, disaat mereka yang kucintai berada dalam bahaya!" Miranda berteriak histeris, menatap Anthonie dengan wajah yang sendu.

Hati Anthonie terasa sesak melihat istrinya begitu kacau, segera ia peluk erat wanita dihadapannya, mendekapkan tangisannya. Tangannya mengelus lembut kepala Miranda.

"Sshh,, semuanya akan baik-baik saja"

Terdengar suara rintihan itu semakin keras dan merubahnya menjadi tangisan yang kuat, Miranda menangis kencang didalam pelukan suaminya. Tangannya semakin kencang memeluk erat Anthonie.

"Aku... aku takut" ucap Miranda ditengah tangisannya

"Tak ada yang perlu kau takutkan" Anthonie melonggarkan pelukannya, mencoba untuk melihat wajah Miranda yang kini semakin merah bekas tangisan.

"Bagaimana bisa kau mengatakannya dengan begitu tenang? Disaat Kau, Jason, Danial,,, kalian, bisa saja mati karena telah menentang Moon Goddes" Miranda kembali berteriak histeris, tangannya yang dikepalkan memukul dada Anthonie, seraya dengan tangisan yang semakin kuat.

'Jangan menangis, karena itu akan membuatku semakin sulit untuk pergi'- batin Anthonie

Anthonie menyeka air matanya, berusaha mengelurkan senyuman selebar mungkin untuk mengurangi kesedihan Miranda. Ia menggenggam erat pergelangan tangan Miranda berusaha menghentikan pukulannya,

"Sayang! Dengarkan aku!" Teriak Anthonie berhasil membuat Miranda terdiam, kemudian setelah itu kembali dipeluknya Miranda.

"Pegang janjiku,, aku akan kembali segera setelah menyelesaikannya, dan setelah itu mari habiskan hidup ini bersama hingga akhir hayat" jelas Anthonie, kemudian Miranda melonggarkan pelukannya, menatap Anthonie dengan pandangan sendunya

Sedangkan Anthonie sudah mengeluarkan jari kelingkingnya, Miranda hanya menatapnya cukup lama sebelum ia akhirnya menautkan kelingkingnya di jari Anthonie.

"Ingatlah untuk memenuhi janjimu padaku" ucap Miranda yang kemudian diangguki Anthonie.

Setelahnya, Anthonie segera pergi mencari keberadaan Jason dan Zalva.
Meninggalkan Miranda bersama beberapa werewolf terpercayanya. Sebuah kecupan singkat diberikan keduanya, sebagai ungkapan cinta kasih.

***
Jason bersama Mario dan Alvin masih menebak siapa yang berbicara dibalik tubuh Zalva.

Siapa dia, dan mengapa ia tau banyak hal tentang ini?

Berbagai pertanyaan muncul dibenaknya, namun tak satupun terjawab.

"Zalva masih belum sadar" Jason mengelus pelan wajah Zalva dipangkuannya. Terlihat wajahnya yang begitu pucat, membuat Jason semakin khawatir.

Mario dan Alvin berjalan berkeliling ruangan, berusaha mencari jawaban dalam pikirannya.

"Kurasa Zalva adalah kunci dari teka-teki ini," ucap Mario,

Ketiganya beradu pandang, cukup lama terdiam hingga sebuah suara menghancurkan keheningan yang ada

"Kau benar! Zalva adalah jawaban dari masalah ini" sebuah suara datang dari pintu masuk, semua pandangan teralihkan menatap kearah sumber suara.

Jason terbelalak, matanya terbuka lebar melihat siapa pemilik suara, sedangkan pria itu mulai melangkah masuk berjalan mendekat dengan secarik kertas digenggamannya.

"Da..Dan...Danial?" Alvin berjalan mendekati Danial, yang kini tengah menatapnya serius.

Kini keduanya berdiri berhadapan,, saling menatap satu sama lain.

"Kenapa kau menatapku seakan-akan aku adalah penagih hutang" Ucap Daniat sarkatis

"Apa aku terlihat seperti penghutang bagimu? Haih" ucap Alvin sambil menyilangkan tangannya didada.

"Sudah hentikan gurauan kalian,, Danial cepat katakan apa yang kau tau" ucap Jason, kemudian Danial mengalihkan pandangannya dan menatap Jason yang masih setia memangku Zalva.

"Zalva adalah bagian dari Moon Goddes
Rachel ibunya Zalva, ia merupakan keturunan Moon Goddes
Ketika keturunan dari Moon Goddes terbunuh secara tidak pantas, maka bencana besar akan terjadi, kutukan akan mewabah dibumi" jelas Danial

"Kutukan?" Ucap Mario menimpali dan kemudian diangguki Danial.

"Kutukan seperti apa maksudmu?" Jason mulai khawatir melihat raut wajah Danial mulai berubah

"Pemusnahan bangsa,
Karena yang membunuh Rachel adalah ia yang berasal dari bangsa werewolf, maka itulah kutukan pemusnahan bangsa werewolf telah berlangsung,,, Diawali dengan fase fitnah, kemudian setelahnya penghianat berada diatas tahkta hingga menyebabkan peperangan yang akan membuat banyak korban, pertumpahan darah dimana-mana dan puncaknya adalah kemusnahan seluruh bangsa werewolf" Danial terduduk, kakinya terasa begitu lemas hingga ia tak sanggup untuk berdiri.

"Lalu,, bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?"

Heyy
Gimana?
Di dunia novel apapun bisa terjadi,,
So
Aku harap kalian suka ceritaku dan terus dukung aku yak😙
Love you all

You Are My MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang