▀▄▀▄Happy▄▀▄▀
▀▄▀▄Reading▄▀▄▀✿✿✿✿✿✿
Seorang gadis berseragam SMA tengah berjalan dengan gontai di pinggir jalan membawa kotak kue yang masih berisi setengah.
Gadis itu bernama Keisya Alea. Gadis yang tinggal di panti asuhan 'Pelita Kasih' sejak usia lima tahun itu adalah salah satu dari dua gadis beruntung yang bisa bersekolah di SMA Brawijaya dengan jalur beasiswa.
Gadis itu memiliki rambut panjang sepunggung, kulit putih, gigi gingsul, serta lesung di kedua pipinya yang menjadi ciri khas seorang Keisya Alea.
Hari-harinya diisi dengan belajar, membantu mengurus panti, dan mencari uang untuk keperluan sekolah lainnya.
Sebelum fajar menyingsing, gadis itu telah berkutat di dapur membuat kue untuk dititipkan di warung-warung dekat sekolah. Setelah pulang sekolah, gadis itu bekerja menjadi pelayan di salah satu cafe dekat dengan panti sampai malam. Setelah sampai di panti, dia akan belajar untuk mempertahankan beasiswanya.
Kehidupan yang keras memang. Namun, gadis itu selalu memiliki seribu macam cara untuk membuat dirinya semangat.
Keinginan untuk menjadi seorang yang sukses, bisa membangun panti menjadi lebih besar, serta membanggakan ibu panti.
Tentang keluarganya? Keisya sudah tak mau peduli terhadap mereka. Dia tak tahu siapa keluarganya, di mana rumahnya, yang dia tahu adalah dia sengaja dibuang oleh keluarga itu.
Saat ditemukan oleh ibu panti di pinggir jalan, keadaannya sangat memprihatinkan. Ada darah di kepalanya dan sebelum Keisya kehilangan kesadarannya, dia sempat mengatakan kalau dia dibuang. Setelah itu, ia kehilangan seluruh ingatannya. Ibu panti memanggilnya Keisya Alea karena ditemukan gelang berukir nama 'Keisya Alea'.
Banyak keluarga yang ingin mengadopsinya, tetapi gadis itu dan dua orang temannya bersikeras ingin tetap tinggal di panti.
Keisya selalu berharap jika dia tak pernah mengingat masa lalunya serta tidak dipertemukan oleh keluarganya.
"KEISYA!" teriak seorang gadis dari sebrang jalan.
Gadis itu bernama Vanya Kendari. Dia memiliki rambut sebahu, gigi yang rapih, serta mulut yang tak pernah berhenti jika berbicara. Vanya adalah salah satu sahabatnya di panti juga anak beasiswa di SMA Brawijaya.
"Kenapa?" tanya Keisya kepada Vanya yang baru menyebrang.
"Kue lo masih belum abis, Kei?" tanya Vanya sambil melirik kotak kue yang dibawa Keisya.
"Belum," jawab Keisya sambil menghela napas berat.
"Udah, tenang aja. Nanti gue sama anak-anak panti yang keliling jualan."
"Makasih, Van."
"Sama-sama."
"Lo dari mana?"
"Lo tahu nggak, Kei. Gue itu tadi abis lamar kerja di cafe tempat biasa lo kerja. Tapi gue nggak diterima gara-gara waktu interview gue ngomongnya kecepetan. Nah, terus gue lamar kerja di cafe yang satunya hasilnya nihil tetep nggak diterima," ucapnya sambil tersenyum lebar. Sungguh hebat sahabatnya ini, ditolak kerja malah menampilkan raut wajah bahagia. Tak ada rasa sedih sama sekali di sana. Kadang ia berpikir, apakah sahabatnya itu sudah tidak waras?
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Pesona Ketua OSIS
Teen FictionKeisya Alea, gadis yang hidup dan tinggal di panti asuhan sejak kecil ini memiliki segudang prestasi sehingga dia mendapat beasiswa dan mampu masuk di salah satu SMA elit di Jakarta, SMA Brawijaya. Hingga suatu tragedi besar menimpanya. Dia tak sen...