Part 42

1.3K 218 229
                                    

Haiii ketemu lagi!!!
Jgn lupa vomment ya

😂

***

Ballroom Bidaraka malam akhir pekan pada penghujung bulan baru. Suatu tempat megah dipakai untuk perhelatan jalinan perkawinan antara dua anak manusia. Sakral dibalut kemewahan melekat kuat mulai dari desain serba putih gading dan semburat merah muda. Tamu undangannya pun tak main-main. Beberapa orang penting dan sebagian besar kalangan atas turut memeriahkan jalannya pesta.

Air muka Naya tak bisa menyembunyikan haru. Gadis itu beberapa kali menyentuh bagian bawah mata cantiknya dengan buku jari telunjuk, seolah menghilangkan jejak dari bocornya bendungan tangis yang ia bangun sejak awal. Kerlap-kerlip kain tile yang membalut tubuhnya apik hanya menambah elegan pada gambaran dirinya yang seringkali tak memedulikan penampilan glamor.

Sebuah lengan menyusuri pinggangnya. "Haus nih, mau minum nggak?"

Naya menoleh pada si pemilik lengan yang hinggap setengah memeluk tubuhnya. Si tampan bertuksedo formal membuatnya mengulas senyum manis. "Boleh. Mau apa?"

"Mau yang warna item."

"Ishh sotoy lo, dari mana item sih? Itu warna chocolate kisses tau." Naya terkekeh geli lalu impulsif menyusupkan telapak tangannya ke kening lelaki tinggi itu. "Jangan soda, kan lagi sakit? Yang lain aja ya? Teh misalnya?"

"Apa'an dah warna aja harus ada namanya? Pengin yang seger nih," rajuknya berpura-pura mengambek. Dalam hati bersorak girang diperhatikan sebegitunya oleh gadis itu. "Iya udah, air putih aja. Gace, Lee Naya."

Keduanya berbincang intim sewaktu seseorang melintasi mereka berdua. Naya sempat tidak sadar sebelum pinggangnya ditarik cepat lebih merapat. Tatapan mereka bertiga pun saling menancap satu sama lain. Tapi toh si orang ketiga membuang muka terlebih dahulu, lalu pergi begitu saja.

Air teh di gelas Naya perlahan beriak akibat tangannya bergemetar yang kemudian diambil lebih dulu supaya tidak meluncur searah gravitasi.

"Kamu nggak apa-apa?" Naya menggeleng kemudian mengembus napas panjang yang sangat pelan. Lalu gadis itu tersenyum kembali. "Ay, kalian nggak teguran?"

"Hm, gimana ya. Sebulan yang lalu aku blokir nomernya. Abis dia ngeselin sih." Naya tertawa menyembunyikan gundahnya. "Terus kenapa kamu juga nggak sapa dia coba?"

Lelaki itu menyengir kikuk. "Ya gimana, enak aja main lamar pacar orang sembarangan. Kelinci kamu tuh otaknya kadang nggak dipake, Ay. Pinter doang, giliran masalah cinta tololnya nggak ada obat."

"Udah ih. Dia kan sahabat kamu juga."

Keduanya lalu sama-sama terdiam, diselamatkan oleh sesi dansa mempelai pengantin. Pasangan yang baru saja mengikat tali paling akhir dari sebuah hubungan itu terlihat serasi sempurna. Walau ulasan senyum keduanya hanya setipis benang, tapi banyak yang percaya mereka berdua diciptakan untuk saling memiliki. Setelah sesi melempar bunga, keduanya kembali ke tempat semula.

Hingga akhirnya sang mempelai wanita memanggil adiknya. "Sebentar aja Nay, yuk?"

"Oke, sabar, Kak Hyo Aku temenin Taehyung cari tempat duduk dulu ya. Badannya makin panas."

"Paracetamol yang kakak kasih belum diminum dia?"

"Udah, Bu Dokter. Tapi kan obatnya nggak langsung kerja." Hyori tersenyum merelakan adiknya pergi untuk beberapa menit.

Naya kembali sesudah memastikan Taehyung baik-baik saja. Memberikan semangkuk sup krim karena lelaki itu sediki susah makan setiap badannya tidak enak. Bahkan selembar kain yang sejak tadi Naya sampirkan di pundak sebagai aksesoris telah berpindah melingkari leher Taehyung yang tanpa sadar terlihat kedinginan. Lalu Naya kembali ke kakaknya di depan. Kedua kakak beradik itu pun meninggalkan ruangan berdalih ke toilet.

🌸 Just Don't Go (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang