Part 34

1.3K 237 235
                                    

***

Setengah hati Taehyung meladeni kolega-koleganya yang sibuk bergantian mengucap selamat ulang tahun. Lelaki itu bahkan bilang tak akan lama berada di bar, sebab ia harus menepati janjinya pada seseorang yang teramat penting.

"Happy birthday, Kim Taehyung," ucap Jisoo mencium sebelah pipinya. "Best wishes, Bro."

Taehyung merangkulnya sekilas, seolah tak pernah ada konflik di antara mereka, lalu meresponnya. "Thanks. Muka lo pucet amat? Sakit lo?"

Menggelengkan kepala, gadis itu tertawa seraya menepuk bahunya sekilas saja lalu menjauh bersama teman-teman dekatnya yang tergabung di manajemen.

Upi dan suaminya juga bergantian memeluk lelaki itu. "Pilih red wine yang lo suka, itu kado dari kita berdua."

"Nggak deh, Kak. Gue skip dulu."

"Tumbenan?"

"Malem ini gue mau nginep di rumah Naya."

Pasangan suami-istri itu terkekeh mengerti. "Ceritanya rumah lagi kosong?"

"Boro-boro. Lengkap, ada emak babe sama kakaknya, sampe ke geng gue sejak jaman SMA juga pada nongol." Taehyung menyeringai kecil berpikiran usil. "Tapi masih bisalah peluk tipis-tipis di pojokan dapur."

Taehyung tak sekadar membual. Ia pernah melakukannya jauh sebelum resmi berpacaran dengan gadis itu.

Sepeninggalan kedua pentolan agensi, Taehyung memesan minuman non-alkohol sungguhan. Lemon tea-nya mendapat olokan dari yang lain, tapi ia tak peduli. Niatnya tak sampai setengah jam ke depan, ia berniat pergi.

***

"Terakhir tadi bareng Wooshik, manajernya, suami gue sama yang lainnya. Ada Jisoo juga, tapi ramean kok," jelas Upi.

Langkah Naya semakin lama semakin tergesa. Hatinya seperti ditusuk sebuah jarum begitu melihat raga Taehyung yang terkulai lemas di salah satu sudut sofa.

Lalu Jin menyerbunya untuk memastikan kesadaran lelaki itu. Disusul oleh Hyori, keduanya kompak membaringkan tubuh Taehyung. Mereka cepat memeriksa denyut nadinya serta mengirim rangsangan sakit dengan menekan kuku jarinya.

"GCS 2-2-4, Kak," ucap Hyori. (skala kesadaran)

Jin meneliti bagian lengan Taehyung, lalu cepat melacak mulutnya. "Bgst, bukan veisalgia." (hangover)

"Tadi di mobil, Naya bilang kan ini bocah udah janji nggak minum ke adek gue, Kak. Jadi, propofol?" tebak Hyori.

"Nggak. Tapi gue curiga benzodiazepine," oceh Jin masih berusaha mencari reaksi Taehyung. "Semoga bukan."

Naya mendekati kakaknya. "Drugs?"

"Bentar dulu ya, Dek." Hyori menenangkan sang adik, tapi netranya menangkap beberapa orang sudah mulai mengerubungi mereka. "Kak Jin, kita bawa aja anaknya keluar sekarang?"

"Pinter banget lo, Tae. Pantes tadi nggak mau jawab pergi kemana," gumam Jimin jengkel sampai ke ubun-ubun.

"Dia udah mau ajakin lo, Kak. Tapi Taehyung nggak enak sama Jiwon," lirih Naya sangat lemas membuat Jimin mendengus geram. "Jangan kak---"

"Bangun, anj!"

Park Jimin tak bisa lagi menahan untuk tidak mengguncang kasar bahu Taehyung hingga mengerang kecil. Lelaki itu terlihat buruk. Baru kali ini dia melihat kecerobohan Taehyung yang paling fatal.

"Taehyung, bangun," bisik Naya panik yang buru-buru menyela Jimin, takut jika pria itu akan melayangkan pukulan. Refleks ia termangu melihat gesper celana hitam itu tak terpasang dengan benar.

🌸 Just Don't Go (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang