Jefri, pria itu sibuk memandang lautan serta pulau-pulau kecil pada kejauhan sana di atas sebuah kapal pesiar yang mewah.
"Hei! Malah melamun."
"Eh?"
"Gimana pendapatnya?"
"Keren banget, Kev. Habis berapa juta kira-kira buat kapal ini?"
"Ratusan mungkin, atau miliyar?"
"Tajir melintir, harga aja lupa," sindir Jefri kepada temannya yang bernama Kevin.
"Kebanyakan uang, ya maklum."
Mereka berdua tertawa.
Semua tamu acara berdiri di sebuah ruangan dalam kabin kapal.
"Para hadirin, sekalian. Silahkan menikmati malam bahagia ini."
Mereka bersorak gembira sambil mengangkat gelas minuman berisi alkohol yang harganya lumayan fantastis.
"Untuk merayakan pesta suksesnya Pak Kevin, mari kita toss," ajak seorang pria.
"Ayo!"
Mereka semua saling memantulkan gelasnya.
"Jef, sendirian aja? Ahmad mana?" tanya Kevin.
"Nggak ikut."
"Kenapa?"
"Gak tahu, katanya punya firasat buruk."
"Lha? Ada-ada aja itu orang."
Jefri mengedikkan bahunya lalu kembali meneguk botol minumannya.
"Mau dansa?"
Jefri melirik ke arah wanita di sampingnya.
"Boleh."
Baru mereka saling mendekat tiba-tiba seseorang berlari sambil berteriak.
"OMBAK BESAR! OMBAK BESAR! SEMUANYA BERLINDUNG!"
Lantas hal tersebut membuat semua tamu panik berlarian kesana-kemari untuk mencari perlindungan.
Kapal besar nan mewah itu terus berusaha bertahan dari para badai dan ombak besar yang menerpanya.
"Sial! Firasat si Ahmad kayaknya benar."
Tangan Jefri terus mencengkram pada benda kuat yang ada di dekatnya.
Namun, ternyata kapal besar itu harus menyerah.
Mereka tidak sanggup lagi bertahan.
Kapal itu tenggelam di tengah lautan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mercusuar
Cerita PendekUsai sudah perjalanan, kamu adalah rumah untuk saya pulang. Ditulis oleh, Prajanabastala2021