11.06
Dari yang nyata, sampai yang hanya jadi mimpi. Saya tidak pernah tahu apa yang akan jadi rencana Tuhan selanjutnya. Hidup memang penuh sekali teka-teki. Bahkan yang kita kira itu baik, justru Tuhan menjadikan itu sebaliknya.
Saya tidak pernah ingin lagi bergantung pada siapapun kecuali pada Tuhan yang selalu menggenggam erat jari jemari yang saya miliki.
Manusia lain bahkan lebih menyakitkan. Mereka mengecewakan. Memberi ruang namun yang nyata, Saya justru terkunci didalamnya. Tidak juga diberi celah agar sinar luar dapat menemani sunyinya saya.
Tapi, itulah hidup.
Bahkan burung-burung masih sempat mempertaruhkan nyawanya dengan tetap terbang diantara deras air hujan.
Atau, bahkan saya. Yang masih mampu bertahan diantara runtuhnya perasaan.
Senja kini telah larut. Ia telah kembali kepada pemiliknya. Dulu sekali, Saya kira Tuhan ciptakan dia hanya untuk saya. Tapi pernyataan itu ternyata salah.
Saya layaknya manusia tanpa rencana. Orang bilang itu sia-sia. Orang bilang itu kesalahan terbesar. Padahal mereka yang keliru.
Bahkan ku beri jawab dengan lantunnya, "Saya manusia yang sama seperti kalian. Saya mempunyai rencana. Tapi saya tidak pernah ingin punya harapan yang sangat besar pada rencana itu, Karena bisa saja Tuhan ubah sesuai yang dimau. Saya hanya punya harapan besar pada yang Menciptakan saya. Yang Maha Kuasa."
Terima Kasih sudah menilai saya walau hanya menurut apa yang kalian lihat.
Bahkan Saya hanya sebagai tamu di dunia yang bersifat sementara.
- thank you for accepting me in your life.
KAMU SEDANG MEMBACA
Word Rubble
Randomselalu ada kekuatan yang tak kasat mata. bahwa ia bisa datang dan pergi tanpa dititah. -n