hati saya memang gak bisa bohong, dan kamu tahu?

4 4 0
                                    

Agak sulit kalau diberi kejelasan. Saya gak akan mau jujur ke kamu tentang perasaan saya sejak awal ketemu sama kamu sampai saat ini. Saya gak mau kamu tahu apa-apa sampai memang Tuhan yang beri kejelasan di titik dimana saya harus terus memiliki perasaan ini, atau justru saya harus benar-benar pergi. Saya gak pernah tahu bagaimana nantinya.

Hingga yang sungguh terjadi itu, perasaan ini berubah kian waktu. Saya gak peduli. Saya gak mau tahu, biarin bagaimana semesta bekerja.

Asal kamu sehat, sudah lebih dari cukup buat saya. Asal kamu senang, saya akan ikut senang. Walaupun saya gak tahu sebab kamu senang itu karena apa dan siapa?

Sudah, sudah.

Sebenarnya yang ingin saya beritahu disini, tepat di paragraf ini, saya benci sama kamu.

Kalau kamu heran, memang wajar dan memang saya akui saya sendiri juga heran. Bukankah, pada paragraf pertama saya bilang, kalau saya gak akan biarkan kamu tahu perasaan saya ke kamu, seperti apa?

Jadi, begini. Hati saya gak pernah bisa bohong. Dan kamu pasti tahu saya harus jujur walau pahit atau gak nya, harus diterima dengan lapang dada.

Apa yang saya ucap, entah jujur atau enggak, kamu pasti gak percaya, kan?

Terserah.

Karena rasa benci ke kamu, bukan hal serius.

Kalau saat-saat nya berubah lagi, tidak menutup kemungkinan perasaan itu juga ikut berubah, kan?

Kamu gak pernah tahu, kamu yang saya maksud adalah siapa. Entah kamu yang membaca ini, atau entah kamu yang sedang bermain gitar dengan petikan jari tangan sambil bersenandung dengan indah, yang bisa jadi nggak tahu kalau saya lagi menulis kalimat ini.

Dunia memang penuh pertanyaan.

Sudah dulu, ya?

Skedul saya lagi padat banget hari ini. Tugas dari bapak guru dan ibu guru yang terhormat, juga gak tanggung-tanggung.

Sampai nanti lagi.

Word RubbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang