Ada waktu yang membuat saya jadi memutarkan ingatan tentang masa lalu.
Yang sudah sangat lama sekali namun masih tersimpan rapih.
Saya jadi ingat beberapa moment yang gak kalah menarik untuk diberi bahas.
Diberi paham.
Seperti.. Foto masa kecil saya yang kira-kira berada di pesta perayaan ulang tahun.
Pesta itu milik saya pribadi.
Tepat di umur satu.
Untuk satu tahun seumur hidup.
Potret di hari bahagia yang sudah dilumuri warna hitam putih.
Monokrom.
Yang terlihat seperti benda mati, walau nyatanya ia tetap hidup dalam setiap jiwa manusia.
Yang terlihat bisu namun selalu menyayat hati bila ingat masa mereka menyanyikan lagu perayaan itu untuk saya.
Yang terlihat lumpuh namun selalu ada cerita abadi yang terngiang dalam isi kepala.
Kemudian waktu bergerak melesat.
Ingatan-ingatan beserta kenangan membuat saya jadi lemah seperti gak ada daya.
Saya ingat lagi, beberapa ingatan masa lalu yang sebenarnya.. ada beberapa juga yang gak usah melulu dikenang.
Bikin cape hati sendiri lihatnya.
Seperti dia yang dulu pernah bilang, "mungkin kita jodoh?"
Lalu gak lama setelahnya, kita selesai.
Padahal banyak banget waktu yang udah kita habisin bareng-bareng.
Dia bisa bilang begitu karena dia rasa.. kita cocok.
Bahkan bukan hanya dia aja yang rasa begitu. Saya juga.
Yang dulu saya kira dia adalah rumah.
Tapi ternyata saya salah.
Manusia kan memang begitu. Diam adalah jalan satu-satunya saat manusia lain bersorak untuk menyuruhnya bersuara terhadap apa yang menurut dia benar.
Yang tidak selaras antara apa yang ada di pikiran, sama apa yang jadi kenyataan.
Namanya juga manusia.
Selesai-nya saya sama dia, bukan masalah terbesar bagi saya.
Bahkan saya gak pernah menyalahkan dia untuk semua yang udah terjadi antara kita.
Bahkan saya gak pernah bilang kalau, "Semesta gak dukung kita."
Sekalipun, tidak pernah.
Karena semesta berjalan sesuai dengan yang ditugaskan.
Tapi sebagian manusia di Bumi rata-rata menyalahkan Semesta yang gak tahu apa-apa.
Padahal memang begitu semesta bekerja.
Justru banyak, banyak sekali pelajaran yang saya dapat setelah kata 'selesai' itu hadir.
Dan karena-Nya, saya belajar ikhlas.
Karena saya tahu, saya dan dia selesai, Karena Tuhan mempunyai rencana lain yang jauh lebih baik.
Saya mengenalinya sebagai orang baik.
Terima Kasih. Karena-mu juga, saya belajar ikhlas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Word Rubble
Разноеselalu ada kekuatan yang tak kasat mata. bahwa ia bisa datang dan pergi tanpa dititah. -n